Tri Agus Prasetijo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Diet Ekstrim Si Sulung

Si Sulung sudah sebulan lebih tidak pulang kampung. Biasanya setiap dua minggu sekali pulang untuk berkumpul bersama keluarga di Banjarnegara. Tugas kuliah yang padat membuatnya tetap bertahan di Kota Pelajar Jogjakarta dalam beberapa minggu terakhir ini.

Pengeluaran bulan ini dari Si Sulung juga cukup besar. Untuk membuat paspor dan servise HP-nya yang ngadat memaksanya untuk super hemat dengan pengeluarannya. Melihat kondisi yang demikian Si Gendhuk (ibune) mulai gelisah. Maka pada suatu sore ditelephonlah Si Sulung.

Si Gendhuk : "Mas ...uangnya udah buat paspor dan servise HP belum?"

Si Sulung : "Sudah buk" jawab Si Sulung dari seberang sana.

Si Gendhuk : "Habis berapa?"

Si Sulung : "500 rb" lanjut Si Sulung.

Si Gendhuk : "Ya sudah ...nanti biar bapak transfer ya buat ganti biaya itu semua."

Si Sulung : "Uangku masih ada kok bu" jawab Si Sulung mengakhiri pembicaraan.

Di benak kami sebagai orang tua, tentu saja uang saku bulanan si Sulung sudah terpakai untuk biaya pembuatan paspor dan servise HP. Rasanya tidak akan cukup untuk bertahan selama sebulan dengan sisa uang yang ada. Aku berfikir ya sudahlah... toh nanti jika kehabisan uang dia juga akan minta.

Minggu ini keresahan Si Gendhuk makin menjadi-jadi. "Kok mamas belum minta uang ya pak?" begitu tanyanya padaku. Aku hanya diam saja. Nampaknya anakku agak sungkan meminta uang terus kepada orang tuanya. Sehingga memilih diam dan bertahan dengan keprihatinan yang memaksa.

Hari ini aku tak tega juga jika harus melihat kegelisahan si Gendhuk di rumah. Aku mentransfer sejumlah uang buat Si Sulung yang jelas-jelas nggak pulang dan dalam kondisi keuangan serba minim. Uang pun meluncur ke rek. Si Sulung di Jogja. Aku mengirim bukti transaksi pada Si Sulung lewat LINE ...

Aku terkejut dengan jawaban Si Sulung dari seberang sana. Suwun bapak atas kirimannya. Padahal uangku masih cukup. Ya sudah simpan saja untuk keperluan mendesak nantinya. Begitu aku memintanya.

Sejauh ini aku masih tak habis mengerti. Kok bisa ya uangnya masih cukup. Jangan-jangan selama ini benar adanya. Anakku makannya cuma pakai Nasi kecap saja. Haduuuhhhh .... blaik tenan nek ngene iki. Karena prehatin dengan keuangan orang tuanya, sampai-sampai Si Sulung menerapkan diet ketat tanpa lauk dan sayur.... byuh byuh tobat tenan aku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post