Cerita Dedek, Bunda dan Ayah, 'Bagian 33'
DEDEK ULANG TAHUN
HARI PASARAN DENGAN JAJANAN PASAR 2
*******
Setelah do’a penutup Eyang Kakung, mereka pun menikmati nasi Tumpeng dan berbagai jajanan pasar yang disediakan oleh Mbok Ijah antara lain:
1. Tumpeng
Tumpeng atau Nasi Tumpeng adalah nasi kuning dibentuk mengerucut dengan dikelilingi lauk pauk dan disajikan dalam tempeh, nampan besar berbentuk lingkaran yang terbuat dari anyaman bambu).
Tumpeng dalam budaya Jawa memiliki singkatan dari "Yen metu kudu mempeng" yang artinya "Ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat." Adapula yang mengartikannya dengan "Metu dalan kang lempeng" atau hidup melalui jalan yang lurus. Maksudnya, ialah ketika manusia terlahir di dunia, ia harus menjalani kehidupan di jalan yang lurus, yaitu jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, dan tidak mudah berputus asa.
2. Ketupat atau Kupat
Ketupat atau Kupat (Jawa) yaitu makanan berbahan beras yang dibungkus dengan janur hingga menyerupai bentuk belah ketupat. Ketupat atau Kupat sendiri, memiliki arti ngaku lepat atau mengakui kesalahan.
Ketupat atau Kupat juga dimaknai dengan "Laku papat" yang artinya "Empat tindakan." Keempat tindakan tersebut, yaitu lebaran, luberan, leburan, serta laburan. Lebaran dimaknai sesuai kata dasarnya, lebar, yaitu usai atau telah tuntas dalam melaksanakan ibadah puasa. Luberan dari kata dasar luber atau berlimpah, yang maknanya mengingatkan untuk berbuat baik dan bersedekah agar mendapat pahala yang berlimpah.
3. Lepet
Lepet adalah jajanan tradisional yang dibungkus janur muda ini terbuat dari beras ketan, dicampur kacang, dan dimasak dalam santan.
Bagi orang Jawa, lepet memiliki filosofi tersendiri, yaitu "Elek e disimpen sing rapet." Artinya, kejelekannya disimpan yang rapat. Kejelekan merupakan aib sehingga jangan pernah diumbar apalagi dijadikan konsumsi publik. Sebisa mungkin tutup dan simpanlah sendiri. Begitupun bagi kita yang mengetahui aib orang lain, untuk menyimpannya. Bukankah, barangsiapa yang menutup aib saudaranya, maka Allah akan menutup aibnya kelak.
4. Iwel-Iwel
Iwel-iwel merupakan jajanan tradisional untuk menyambut kelahiran bayi. Jajanan ini jarang ditemukan di pasar karena memang hanya dibuat khusus untuk selamatan kelahiran. Asal usul nama iwel-iwel sendiri berasal dari potongan doa kepada orang tua "liwalidayya."
Hal ini dimaksudkan dengan harapan bayi yang baru lahir lengket kepada orang tuanya. Maksud dari lengket di sini adalah berbakti kepada orang tua. Makna itu diambil dari tekstur kue yang lengket karena terbuat dari ketan dengan isian gula merah di dalamnya.
5. Klepon
Klepon merupakan jajanan pasar yang diartikan orang Jawa sebagai singkatan dari "Kanti lelaku pesti ono." Artinya, sebagai petunjuk hidup jika kita prihatin maka akan ada jalan keluar.
Makna ini diambil dari proses pembuatan klepon yang tidak bisa sembarangan karena dibutuhkan kemampuan mencampur takaran bahan yang pas. Klepon melambangkan ketepatan, ketelitian, keuletan, kelembutan, dan kesabaran dalam melakukan berbagai pekerjaan. Semua itu dilakukan agar mendapatkan hasil yang baik
6. Lemper
Lemper merupakan jajanan pasar yang terbuat dari ketan dan di dalamnya terdapat isian bisa berupa daging ayam cincang, daging sapi cincang, abon, atau isian lainnya. Jajanan ini kerap ditemui di acara nikahan, khitanan, maupun pengajian.
Oleh masyarakat Jawa, lemper dimaknai dengan "Yen dielem atimu ojo memper." Artinya, saat dipuji orang lain, hati tidak boleh sombong atau berbangga diri. Lemper mengajarkan untuk senantiasa bersikap rendah hati karena masih banyak orang yang lebih hebat di luar sana.
7. Kolak
Kolak adalah makanan dengan bahan utama berupa umbi-umbian, pisang, kacang hijau, dan kuah santan. Biasanya kolak dinikmati dan dibuat takjil. Asal usul nama kolak diyakini orang Jawa berasal dari kata "Khalaqa" yang artinya menciptakan dan "Khaliq" atau Sang Pencipta.
Dinamakan Kolak agar manusia senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Terlebih, kolak umumnya ditemukan di bulan Ramadan. Bulan ketika seluruh umat Islam berlomba-lomba mendekatkan diri kepada Penciptanya
Tidak lupa dalam acara ulang tahun hari pasaran tersebut Bunda memberikan hadiah 1 (satu) stel pakaian baru lengkap ada celana, baju dan juga topi serta sepatu pada Dedek. Dedek pun tampak lucu memakainya. Mereka pun gembira sambil bernyanyi bersama-sama undangan anak-anak yang hadir. Bunda merangkul Ayah sambil berlinangan air mata bahagia. Ayah pun menyeka tetesan air mata yang menyela di pipi Bunda yang memerah ….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap surantap ulasannya Mas senior. Ternyata masing-masing jajanan memiliki filosofinya,, Sukses selalu
Analisis yang luar biasa pak Burhani. Terima kasih atas apresiasinya
Setiap makanan mempunyai makna. Dedek bahagia banget itu. Keren, Pak
Ulasan filosofinya mantap bin keren
Terima kasih atas apresiasinya bunda
Terimakasih admin
Mantap banget, sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih atas apresiasinya opa Sunin
Hmmm...mknn kesukaan sy semua itu p.
Terima kasih atas apresiasinya bunda
Ada nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam cerita. Keren Pak
Analisis yang luar biasa p. Rochadi. Terima kasih atas apresiasinya
Terima kasih ulasan kerennya.
Membaca tulisan nya, terasa ikut menikmati. Mantap pak sandi
Terima kasih atas apresiasinya pak Lukman
Suka ulasannya, Bapak. Semua ada filosofinya. Salam sukses
Pitutur Luhur bunda. Terima kasih atas apresiasinya
Mantap ulasannya, Pak
Terima kasih atas apresiasinya p. Sultan
Wah makanan tradisional
Betul Pak Sandi. Back to traditional food .... hehehe. Terimakasih atas apresiasinya