Trianto Ibnu Badar at-Taubany

BAGAIMANA MENULIS ITU? Menulis merupakan pekerjaan yang begitu berat, bahkan dapat membuat orang stress, frustasi, dan kolaps. Bagaimana tidak banyak d...

Selengkapnya
Navigasi Web
CERITA DEDEK, BUNDA, DAN AYAH, 'BAGIAN 33'

CERITA DEDEK, BUNDA, DAN AYAH, 'BAGIAN 33'

DEDEK ULANG TAHUN

HARI PASARAN DENGAN JAJANAN PASAR 1

******

Dedek : Bunda. Kok lame ada apa ya …?

Bunda : Hari ini ulang tahun hari pasaran Dedek

Dedek : Lho kan Dedek ulang tahunnya satu bulan lagi Bun…?

Dedek terlihat bengong saat Bunda mengatakan kalo hari ini ulang tahun hari pasaran Dedek. Karena bagi Dedek ulang tahunnya masih satu bulan lagi sesuai dengan bulan kelahirannya.

Bunda hanya tersenyum segera mendekatinya memeluk erat sambil menjelaskan kepada Dedek.

Bunda : Betul Dek. Tapi hari ini uklang tahun hari pasaran yaitu hari pasaran lahirnya Dedek.

Dedek : Apa itu hari pacalan Bun…?

Bunda : Hari Pasaran adalah hari dimana Dedek lahir pada hari tertentu dan pasaran tertentu sesuai hitungan Jawa …!

Dedek : O … gitu…?

Dedek pun hanya manggut-manggut, meski dia sendiri belum paham dengan apa yang katakana Bunda.

Memang dudaya Jawa mengenal dua jenis hitungan waktu yaitu hari seperti Senin, Selasa, Rebu (Rabu), Kemis (Kamis), Jemah atau Jumuah (Jum’at), Setu (Sabtu), dan Ahad atau Ngad (Minggu). Yang kedua adalah pasaran yaitu Pon, Wagi, Kliwon, Legi, dan Pahing. Sehingga dalam budaya Jawa dikenal dengan hitungan “Hari Pasaran”, Misalnya kombinasi antara hari Jum’at dan pasaran Kliwon disebut dengan hari-pasaran Jum’at Kliwon.

Misal seseorang lahir pada hari Jum’at Kliwon maka kepadanya biasa diperingati hari pasaranya setiap Jum’at Kliwon. Dan kepadanya akan peringati lagi hari pasarannya setelah 36 hari kemudian. Jadi setiap 36 hari seseorang akan kembali berjumpa dengan haris pasarannya.

Peringatan hari pasaran ini tidak lah terlalu mewah cukup dengan dibuatkan tumpeng (nasi tumpeng) ditambah dengan jajanan pasar seperti lemper, klepon, dan lainnya dan/atau dengan selamatan pala-palaan (umbi-umbian) seperti ketela, singkong, talas (bentul), uwi, gembili, dan lainnya. Cara masaknya pala-palaan tersebut hanya cukup direbus saja.

Kali ini Dedek pun sedang ulang tahun hari pasaran. Bunda segera meminta Mbok Ijah untuk membuatkan tumpeng Dedek ditambah dengan beberapa jajajan pasar.

Setelah semua siap Pak De Jono segera mengundang anak-anak sepantaran (seusia) Dedek di sekitaran perumahan untuk menghadiri Ulang Tahun Hari Pasaran Dedek. Eyang Kakung yang menjadi modin dan pembaca do’anya.

Eyang Kakung sebelum memimpin do’a menjelaskan dulu mengapa pada Ulang Tahun Hari Pasaran Dedek terdapat Nasi Tumpeng dan berbagai jajanan pasar.

Jajanan pasar ini memiliki beberapa simbol yaitu: Pertama, sebagai saratan winadi. Artinya, jajanan pasar memiliki makna sebagi sedekah untuk keselamatan hidup, terutama selamat dalam bidang rohani atau selamat dari gangguan lelembut (makhluk dunia astral), maupun gangguan hati manusia yang jahat.

Kedua, jajanan pasar sebagai pengharapan agar manusia melakukan serawung atau bergaul dengan orang lain, serta bersosialisasi dalam mengembangkan kerukunan dan saling mengenal satu dengan lainnya. Dengan demikian akan lahir toleransi, dan sakwasangka sehingga terjadi benturan dalam Masyarakat.

Ketiga, jajanan pasar melambangkan kemakmuran. Dikarenakan pasar yang merupakan sumber dari jajanan tersebut terdapat banyak barang. Dalam wadah jajanan pasar ini sering diletakkan uang senilai satus atau seratus rupiah. Maknanya adalah kata satus yang berarti asat atau kering dan atus berarti bersih, uang satus tersebut melambangkan permohonan manusia kepada Tuhan agar orang yang memilki hajat terbebas dari segala dosa.

Setelah menjelaskan makna jajanan pasar dalam ulang tahun hari pasaran Dedek, Eyang Kakung kemudian memimpin do’a yang diaamiinin oleh temen-temen Dedek yang hadir (bersambung 2)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen kisahnya Mas senior. Sukses selalu

11 Aug
Balas

Terimakasih atas apresiasinya pak Burhani

11 Aug

Kisah apik.. barokalloh...

11 Aug
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda

11 Aug

Terimakasih admin

11 Aug
Balas

Keren banget. Sukses selalu untuk Bapak

11 Aug
Balas

Terimakasih apresiasinya Opa Sunin

11 Aug

Keren p Tri. Budaya bangsa kt memang bs digunakan unt lakukan kebaikan dg bersedekah

11 Aug
Balas

Iya bunda. Jawa ora antuk ninggal jawane ... hehehe. Terimakasih atas apresiasinya

11 Aug

Kalau orang kampung saya bilangnya weton.

11 Aug
Balas

Mengedukasi Pak. Makin Keren.

11 Aug
Balas

Panjang umur ya Dede, ikuti saja ibu ya. Cerita yang menarik Pak Trianto

11 Aug
Balas

Terimakasih apresiaisnya Pak Lukman

11 Aug

Terima kasih ulasannya, Bapak. Hari pasaran juga ada maknanya. salam sukses.

11 Aug
Balas

Nggih Bun. Miturut pitutur luhur ... wong Jawa ora antuk ninggal jawane .... hehehe. Terimakasih atas apresiasinya

11 Aug

Warisan budaya dari leluhur kita yang sarat nilai-nilai kehidupan. Keren, Pak Tri.

11 Aug
Balas

Luar biasa bunda. Analisis yang cerdas. Terimakasih atas apresiasinya

11 Aug



search

New Post