Membingkai Ramadhan
MEMBINGKAI RAMADHAN
*****
Peluh tersibak pada pelataran penghambaan
Hari ini telah menempuh jejak-jejak pematang Ramadhan
Membias di antara belukar kenistaan mendalam
Diri memangku kilaf, mendustakan kebesaran
Membingkai Ramdhan menjadi kepastian hati
Memenjarakan nafsu, mengekang segala keakuan naluri
Menhempas dalam pergulatan panjang perjalanan tertelusuri
****
Ketika waktu harus menjadi pembatas kalam
Sesegera mungkin diri memantapkan kepasrahan
Panggilan-panggilan kehendak mengumandangkan keharusan
Beranjak dari selokan penuh kebusukan aroma
Menyusur kepalsuan
Mengikuti kebodohan kehendak hati
Menjadi pemicu berbagai keangkaraan membelenggu dalam pergulatan hari
*****
Ramadhan jadikan pembatas
Ramadhan jadikan bingkai hati
Ramadhan jadikan kepastian ke mana diri harus mengambil sikap
Tidak harus menoleh kanan – kiri
Lurus tanpa menelanjangi kemarin yang telah menjadi pahatan prasasti
*****
Kamis, 28 Maret 2024
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap surantap Mas senior. Sukses selalu
Ramadhan yang indah. Mantap puisinya, Pak
Terimakasih admin
Saya selalu kagum kepada teman-teman yang membuat puisi. Salam hormat.
Terimakasih apresiasinya Pak Dar
Keren banget, sukses selalu untuk Bapak
Puisi keren Pak Tri
Keren
Mantap....
Mantap, keren..
Terpahat dalam hati dan terpatri menjadi nyala abadi, Sukses Gus
Terimakasih apresiasinya Gus
Inggih sami2 Gus
Mantap