Trianto Ibnu Badar at-Taubany

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenal Sata Kurawa, 100 Bersaudara - 13

Mengenal Sata Kurawa, 100 Bersaudara - 13

13

CITRAKALA

*****

CITRAKALA yang dikenal juga dengan nama BRAJASANDHA adalah kurawa yang tidak begitu dikenal. Ia adalah salah satu putra Prabu Drestarasta, raja negara Astinapura dengan Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dengan Dewi Gandini dari negara Gandaradesa.

Citrakala mempunyai saudara sebanyak 100 orang yang terditi dari 99 orang laki-laki dan seorang Wanita. Mereka disebut Sata Kurawa (100 darah Kuru).

Di antara saudara-saudara Citrakala yang terkenal adalah Duryudana atau Suyudana raja negara Astinapura, Bogadatta atau Bogadenta raja negara Turilaya, Bomawikata, Wikataboma, Citraksi, Citraboma, Citrayuda, Citraksa, Carucitra, Dursasana Adipati Banjarjumut, Durmagati, Durmuka, Durgempo, Gardapati raja negara Bukasapta, Gardapura patih negara Bukasapta, Kartamarma raja negara Banyutinalang, Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Windandini raja negara Purantara, Anuwenda atau Naranurwenda mahapatih negara Purantara, Wresaya raja negara Glagahtinalang, dan Dewi Dursilawati satu-satunya Kurawa yang terlahir putri istri dari adipati Jayadrata atau Tirtanata dari kerajaan Sindu (Bonakeling) salah satu wilayah bagian dari kerajaan Astinapura.

Citrakala adalah satu Kurawa yang turut serta dalam pengeroyokan Kresna pada saat menjadi duta Pandawa dalam melakukan komunikasi perdamian dengan Kurawa. Pengutusan Sri Kresna ini setelah para pandawa menjalani hukuman selama 12 tahun di hutan Kamiyaka, dan 1 tahun melakukan persembunyian pada suatu wilayah negara yang tidak diketahui oleh para Kurawa. Hukuman tersebut sebagai buah kekalahan Pandawa saat bermain dadu dengan Kurawa yang memang telah diatur oleh patih Sangkuni.

Perlakuan para Kurawa yang demikian terhadap seorang duta (utusan) membuat Sri Kresna marah sehingga mengubah dirinya (tiwikrama) menjadi Brahala Sewu yang berwujud Raksasa Hitam sebesar Gunung yang mengerikan. Brahala Sewu berwujud raksasa dengan seribu kepala, dua ribu tangan, dan dua ribu kaki sambil memegang berbagai macam senjata ditangannya. Para Kurawa pun lari tunggang-langgang ketakutan melihat sosok Sri Kresna setelah bertiwikrama.

Citrakala bertubuh tambun (gemuk), lucu dan gecul seperti Durmagati tetapi culas, sombong, dan suka meremahkan (merendahkan) orang lain.

Citrakala dalam perang Baratayuda, tewas terkena sabetan gada rujakpala milik Bima (Werkudara). Kematian Citrakala sama sebagaimana kematian saudara-saudaranya yang lain yaitu Agrariyin, Agrasara, Bimarata, Bimasuwala, Carucitra, Citrabaya, Chedakapuspa, Citradrama, Citradirgantara, dan lain-lain oleh gada rujakpala Bima.

Dalam perang tersebut para kurawa beramai-ramai mengeroyok Bima, yang membuat Bima marah dan memutar-mutar senjata gada rujakpala yang beratnya 100 kali berat tubuh Bima sendiri. Karuan saja setiap Kurawa yang mendekat terhantam dan tubuh mereka hancur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nambah pengetahuan, Mas. Terima kasih, tulisannya.

30 Aug
Balas

Terimakasih apresiasinya Gus

31 Aug

Mantap ulasannya

30 Aug
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda

31 Aug

Terimakasih admin

30 Aug
Balas

Mirip dengan Durmogati...

30 Aug
Balas

Betul Pak Rochadi karena memang menurut pedalangan para Kurawa ada yang terlahir kembar dua, tiga bahkan empat seperti Citraksa-Citraksi, Surtayu-Surtayuda-Surtayuni, Bomawikata-Wikathaboma, Swikerna-Swikandini, Gardapura-Gardapati, dan lainnya. Begitupun dengan Durmagati-Durmuka-Citrakala. Sehingga wajah dan perangai mereka serupa.

31 Aug

Dunia pewayangan yang unik. Keren

30 Aug
Balas

Betul bunda banyak filosofi kehidupan. Terimakasih apresiasinya Bunda.

31 Aug

Aku sangat suka dengan kisah Mahabarata. Terima kasih selalu mengulas kembali kisah nya pak Trianto

30 Aug
Balas

Sama2 Pak Lukman banyak falsafah hidup yang bisa menjadi pegangan pak Lukman seperti jiwa kesetiaan, nasionalisme, kebajikan, dan kebijakan. Terimakasih apresiasinya

31 Aug

Terima kasih, Bapak. Saya suka kisahnya. Salam sukses.

30 Aug
Balas

Sama-sama Bunda. Saya yakin Bunda juga paham dengan wayang...rerata kita bangsa Indonesia sedikit banyak tahu pewayangan.

31 Aug



search

New Post