Mengenal Tokoh Wayang, Bambang SUMANTRI
Bambang SUMANTRI
Bambang Sumantri adalah putra Resi Suwandagni dari pertapaan Argasekar dengan permaisuri Dewi Darini, seorang Hapsari atau bangsa Bidadari keturunan Bathara Sambujana. Sumantri sangat sakti dan memiliki senjata pustaka berupa Panah Cakra. Selain ahli dalam ilmu tata pemerintahan dan tata kenegaraan Sumantri juga mahir dalam olah keprajuritan dan tata gelar perang.
Sumantri berwajah rupawan, dan memiliki seorang adik dalam wujud buto bajang (raksasa kerdil) bernama Sukrasana yang berwajah sangat mengerikan. Jika menyeringai giginya tampak runcing-runcing, serta berjalan tidak pincang. Meski demikian Sukrasana amat digjaya sakti mandraguna, dan lebih digdaya daripada Bambang Sumantri sendiri.
Bambang SUMANTRI atas ijin Resi Swandagni ingin mengabdi ke Prabu Arjunasasrabahu di kerajaan Maespati. Tetapi sang adik Sukrasana mengikutinya dari belakang. Bambang Sumantri merasa rishi diikuti oleh adiknya yang berparawakan raksasa kedil dan jelek, di sebenarnya malu. Tetapi agar tidak menyinggung perasaan sang adik, Bambang Sumantri mengatakan jika ia ingin mengabdi ke kerajaan Maespati yang jauh tempatnya dan penuh dengan rintangan untuk ke sama. Selain itu belum tentu dirinya diterima keinginannya. Untuk itu Bambang Sumantri berjanji jika nanti diterima mengabdi di Kerajaan Maespati, ia akan menjemput sang adik. Meski Sukrasana tidak terlalu percaya dengan perkataan Bambang Sumantri, ia mengikuti saja. Tetapi tanpa sepengetahuan Bambang Sumantri, Sukrasana dengan ilmu panglimunannya mengikuti terus perjalanan Bambang Sumantri.
Bambang Sumantri pun diterima sebagai punggawa kerajaan Maepati, tetapi ada syarat yang berat. Oleh Prabu Arjunasasrabahu ia diperintahkan untuk mendapatkan Dewi Citrawati putri Prabu Citradarma dengan Dewi Citrasemi dari Kerajaan Magada yang diyakini sebagai titisan Batari Sri Widowati untuk dirinya. Saat ini Dewi Citrawati telah diperebutkan oleh 1000 raja dari 1000 kerajaan. Selain itu ia juga harus bertanding melawan Prabu Darmawasesa yang dikenal sangat sakti dan bengis dari Kerajaan Widarba dan pasukan raksasanya. Dan itu artinya Bambang Sumantri harus mampu mengalahkan mereka semua untuk mendapatkan Dewi Citrawati.
Dengan tekat yang tinggi Bambang Sumantri menghadap Prabu Citradarma dengan maksud melamar Dewi Citrawati untuk Prabu Arjunasasrabahu. Lamaran diterima, tetapi sekali lagi Bambang Sumantri harus mampu menghadapi adik Dewi Citawarti yang bernama Raden Citragada, dan raja dari 1000 kerajaan. Bambang Sumantri pun dengan mudah mampu mengalahkan Raden Citragada dan raja dari 1000 kerajaan.
Bambang Sumantri pun membawa Dewi Citrawati sebagai putri boyongan dan juga raja dari 1000 kerajaan menuju kerajaan Maespati. Di tengah jalan Bambang Sumantri ragu, benarkah Prabu Arjunasasrabahu merupakan titisan Batara Wisnu. Karena itulah keinginannya dari kecil untuk mengabdi kepada raja titisan Wisnu. Bambang Sumantri pun mengirim surat tantangan sebelum menyerahkan Dewi Citrawati, dan raja dari 1000 kerajaan kepada Prabu Arjunasasrabahu.
Tantangan Bambang Sumantri pun disambut baik oleh Prabu Arjunasasarabahu. Di arena tanah yang luas, keduanya pun mengadu kedigjayaan dan mereka sama-sama kuat, sama-sama sakti, dan sama-sama terampil menggunakan berbagai senjata, serta lihai strategi dalam penyerangan. Para dewa yang menyaksikan perang diantara keduanya pun berdecak kagum dari atas kayangan. Merasa kedigjayaannya terasingi, Prabu Arjunasasrabahu segera bertriwikrama berubah menjadi Berhala Seribu yang menakutkan. Ia berwajah 1000, bertangan 2000 dan berkaki 2000 semua tangannya menggenggem berbagai senjata. Ke-2000 wajahnya amat menyeramkan dan siap menelan tubuh Bambang Sumantri yang tampak sebutir kerikil. Bambang Sumantri pun pucat pasi, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Ia pun ambruk, menunduk, dan menyembah, serta mohon diampuni atas kelancangannya. Prabu Arjunasasarabahu pun kembali dalam wujud asal, dan segera memeluk Bambang Sumantri serta mengajaknya kembali ke kerajaan Maespati.
Akhirnya Bambang Sumantri pun diterima sebagai punggawa kerajaan Maespati setelah memenuhi permintaan kedua Prabu Arjunasasrabahu yaitu memindahkan Taman Sri Wedari ke kerajaan Maespati untuk Dewi Citrawati. Meski untuk hal itu ia dibantu oleh sang adik Sukrasana yang selalu hadir disaat Bambang Sumantri mendapatkan masalah besar yang tidak dapat diselesaikan. Selain itu pemindahan Taman Sri Wedari pun membuat Sukrasana harus mati ditangan Bambang Sumantri.
Setelah diterima menjadi punggawa Maespati, dan atas semua jerih payahnya Bambang Sumantri diangkat menjadi mahapatih kerajaan Maespati bergelar Mahapatih Suwanda.
Jum'at, 25 April 2024
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang apik. Keren, Pak
Berarti Bambang Sumantri ini tokoh licik ya, demi ambisinya bahkan rela membunuh adik sendiri?
Bukan licik Bun. Tapi belum bisa menerima kenyataan - jika hidup itu tidak sempurna
Terimakasih admin
Keren banget, sukses selalu untuk Bapak
Terimakasih apresiaisnya Opa sunin
Kog jadi tegang saya yg baca ya, seakan dibawa ke tanah lapang beneran. Padahal saya duduk manis di dalam rumah. Hi hi hi
Hahaha ... ambil sepeda motor bun ke tanah lapang ....
Wah...itu tmn sy narsum FTBI kmrn p Tri. Bambang Sumantri
Hahaha ... mungkin penjelmaannya bunda ...
Adik yang setia ... berjuang untuk kakaknya.
Bener bun
Keren
Terimakasih apresiasinya bunda