#tantanganmenulis103

Antrean Mengular

"Ren san, antreannya terlalu panjang. Cari restoran lain yang tidak antre, yuk, " Ajakku pada Ren san. Kami sedang menunggu giliran masuk restoran setelah perut lapar. Hari itu kami mengunjungi destinasi disney land. Teman Jepangku melihat aneh ke arahku. 

" Darmanto sensei, mengapa kamu belum terbiasa dengan kebiasaan mengantre?" Ren san malah bertanya padaku. "Perutku sudah sangat lapar hehe... " Jawabku bercanda. Antrean begitu panjang, ada sekitar 35 orang di depanku. Kesabaranku teruji di sini. Perut terus menerus menggerutu minta segera diisi. 

"Darmanto san, bagi kami orang Jepang bukan panjangnya antrean yang harus ditunggu dengan sabar. Namun kedisiplinan kami itu menjadi ciri kami yang memiliki peradaban. Sejak kecil kami telah ditanamkan budaya antre. Sejak Hoi koen (penitipan bayi/balita) kami mengenal antre dan dilatih komitmen menjalankannya. Anda pasti sudah membaca berita, saat tsunami menerjang tahun 2011. Meski kita kehausan dan kelaparan, kita tetap antre menerima bantuan. Bagaimana Darmanto sensei, kita tetap antre di restoran ini? "

Tokyo/13 September 2020