Beragama di Rantau
#tantanganmenulis112
Beragama di Rantau
Tinggal menetap di negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim kadang membuat sedikit repot. Di awal kedatangan mungkin ketika kita harus beradaptasi. Menemukan makanan yang bisa dikonsumsi, tempat beribadah, dan bergaul sesama komunitas muslim.
Kebetulan saya harus menetap di Jepang. Tepatnya di kota Meguro, prefektur Tokyo. Bertugas sebagai pendidik di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) Jepang. Tempat saya bekerja ada di kompleks Balai Indonesia. Beruntung di lokasi tersebut berdiri masjid, namanya Masjid Indonesia Tokyo (MIT). Komunitas muslim juga sangat solid di situ. Bergabung dalam wadah Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII).
Secara rasa memang berbeda dengan situasi di negara sendiri. Kita bisa rutin sholat berjamaah di masjid, walau kumandang adzan tanpa toa. Puasa Ramadhan memang butuh perjuangan saat musim panas, tapi itulah nikmatnya. Diadakannya buka puasa paling tidak mengobati rasa rindu. Tablig akbar secara rutin diselenggarakan. Lebaran terasa menyenangkan walau tanpa saling mengunjungi ke sanak famili. Bagi teman-teman lain yang beda agama, mereka punya komunitas pula.
Tokyo/22 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hebat nan luar biasa mas.Mantab mas ceritanya. Jadi tahu situasi di Tokyo dari goresan tulisannya. Sukses mas, salam kenal..