#tantanganmenulis113

Telat 5 Menit

Ahh, aku menghela napas panjang. Akhirnya sampai di depan ruangan yang kutuju. Setelah berlari-lari umpama rusa kebat dikejar singa. Lungkang putang mengerahkan segenap tenaga. Aku harus datang sesuai jadwal waktu yang diberikan perusahaan ini tempo hari. Tak peduli keringat membanjiri kemeja yang tadi telah disetrika dan disemprot minyak wangi.

Tanpa mengelap keringat aku langsung masuk ke ruang tunggu. Dua sofa empuk berjejer di pinggir ruangan. Tembok berwarna putih diterpa lampu langit-langit menjadikan ruang nampak lega. Mirip kelegaanku dari rasa panik. Hitunganku, belum melampaui waktu yang sudah dijanjikan. Tidak ada jam tangan di pergelangan tanganku, pun batrei HP ludes lupa ngeces tadi malam. Di dinding pun tidak ada jam menempel.

"Gomen, anda terlambat lima menit!" ucap seseorang yang tiba-tiba keluar dari ruangan tanpa basa-basi. Aku tersentak. Orang di hadapanku membenamkan harapan dalam kubangan keringat yang kembali mengucur. Bahkan semakin deras. Kali ini aku yakin dia tidak bercanda. Pandanganku menembus pintu kaca. Benar 5 menit waktu terlampui. Satu menit pun tidak ditolerir. Apalagi lima menit.

Tokyo/23 September 2020