Tri Endang Kustianingsih

Tri Endang Kustianingsih, lahir di Balikpapan 41 tahun yang lalu. Bekerja di Dinas Pendidikan Kota Surabaya....

Selengkapnya
Navigasi Web
KETULUSAN CINTA ADINDA

KETULUSAN CINTA ADINDA

Dulu aku bangga dengan kemampuanku. Kepiawaiannku dalam bermain basket mengantarkan sekolahku sering menjuarai berbagai turnamen. Bahkan menjadi sekolah favorit. Semua memujaku. Rata-rata siswa perempuan tergila-gila padaku. Akulah sang idola. Tubuh atletis dan wajahku yang tampan tentunya menunjang penampilanku. Di samping itu otakku juga encer. Sehingga dengan mudahnya aku mendapatkan gadis yang cantik. Jatuh cinta aku belum pernah merasakannya. Semua kuanggap sebagai kompetisi yang harus kumenangkan. Sejak kecil aku bercita-cita menjadi seorang arsitek. Impianku pun semakin menjadi nyata. Setelah tamat SMA aku diterima pada sebuah perguruan tinggi bergengsi di kotaku. Di perguruan tinggi pun aku kembali menorehkan beberapa prestasi. Soal pacar aku memang tidak pernah setia. Sekali lagi gadis-gadis itu hanya tertarik dengan wajahku dan kepopuleranku di kampus. Cinta mereka tidak ada yang pernah tulus.

Kuliahku berjalan mulus dengan indeks prestasi rata-rata memuaskan. Sekali lagi aku bangga dengan semua yang kumiliki. Selangkah lagi aku akan mendapatkan gelar sarjana itu. Aku sibuk menyelesaikan ujian skripsiku. Setelah melalui tahapan panjang aku pun berhasil lulus ujian. Orang tuaku pun bangga mendengar kabar gembira itu. Tak lama lagi aku akan di wisuda. Siapa yang tidak ingin memakai toga di hari pengukuhan para wisudawan. Terbayang aku berjalan menuju mimbar menerima ucapan selamat dari Rektor.

Tapi semua itu sirna. Kecelakaan tiga tahun lalu itu telah menghancurkan kesombonganku. Aku mengalami paralisis. Benturan di kepala dan cedera saraf tulang belakang membuat kakiku lumpuh. Aku tak mampu menerima kenyataan ini. Keluarga dan orang-orang terdekatku berusahan untuk meyembuhkanku. Terapi dan lain sebagainya sudah aku jalani. Tapi semua usaha itu sia-sia. Aku mulai menyendiri, malu bertemu dengan orang banyak. Tubuhku cacat. Tak ada lagi yang bisa kuandalkan dari diriku. Aku selalu merepotkan orang lain.

Setelah dua tahun aku diam dalam kesendirian. Aku mulai menyadari bahwa kehidupan ini harus aku jalani. Tak mungkin selamanya aku menjadi benalu untuk orang lain. Kakiku memang tidak bisa berlari lagi. Tapi aku masih punya akal pikiran. Kecerdasanku masih normal. Tanganku masih berfungsi baik. Aku harus bangkit melawan ketakutanku sendiri. Selama dua tahun itu akau membenamkan diri di depan komputer. Mengasah kemampuanku dalam menggambar. Semua ilmu yang kuperoleh di bangku kuliah betul-betul aku terapkan. Ya bukankah aku seorang arsitek? Tawaran demi tawaran datang menghampiriku. Aku bekerja dibalik layar. Sahabatku Seno yang selalu memberi semangat. Dialah yang mengantarkanku untuk bertemu dengan klienku. Suatu ketika klienku meminta kami bertemu di sebuah restoran Jepang. Aku dan Seno tiba di sana lebih awal. Kami tidak ingin mengecewakan pelanggan. Adinda namanya. Dia utusan dari sebuah perusahaan yang akan memakai jasaku. Kami pun berkenalan. Ternyata Adinda adalah adik kelasku ketika di SMA. Kami pernah bertemu di perpustakaan sekolah, kami berebut buku. Aku ingin meminjam buku yang dipegangnya. Rupanya kejadian itu sangat membekas diingatan Adinda.

Awalnya Adinda tidak percaya dengan kondisiku yang cacat. Dia tahu persis siapa aku dulu. Sekali lagi aku benci dengan kesombonganku. Membuat aku lupa pada Sang Khalik. Kapanpun jika ia berkehendak maka dalam sekejap saja semua akan musnah. Manusia yang kerdil dan hina ini tidak mampu untuk menolak. Bersyukur aku masih diberi kesempatan hidup untuk bertaubat. Aku mulai bisa menata hati, dan berani menunjukkan diri di depan publik. Tapi ternyata ujianku belum selesai.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post