Tri Eni Widyastuti

Saya Guru Biologi yang sok iseng nulis Entah itu masuk kategori tulisan apa , yang penting nulis . Saya nulis juga bukan karena tuntutan angka kred...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Perempuan Itu dan Enam Kali Pingsan

Anak Perempuan Itu dan Enam Kali Pingsan

Anak perempuan itu masih kurus , hitam dan jelek. Tiap pagi , selalu ada ritual yang dilakukan anak perempuan itu. Begitu bangun dia akan pergi ke pinggir kalen atau selokan untuk buang hajat. Dia bisa berlama-lama jongkok dibawah jembatan kecil atau buh ( brug ). Disitu dia tidak hanya buang hajat tapi dia juga berkhayal banyak hal.

Suatu pagi dia seperti biasa jongkok di pinggir kalen. Dia melihat ada pecahan gelas didekatnya. Sambil menuntaskan hajatnya dia mengambil pecahan gelas tersebut. Malang entah bagaimana pecahan gelas tersebut menggores jarinya. ‘Aduuuh’ anak perempuan itu mengaduh lirih. Darah mengucur deras, pandangan gelap dan anak perempuan itu tidak ingat apa-apa lagi. Dia tidak sadarkan diri sendirian di pinggir kalen.

Sesaat kemudian pandangannya mulai pulih, dia tersadar dari pingsannya. Dengan tertatih dia pulang kerumah, mandi dan pergi kesekolah seolah tidak terjadi apapun. Dia juga tidak bercerita pada ibunya kalau dia baru saja pingsan. Saat itu bahkan dia tidak paham kenapa tiba-tiba pandangannya gelap.

Dilain hari, minggu pagi belum mandi belum sarapan, dia disuruh ibunya mengambil baju di tukang jahit. Tukang jahit itu masih tetangganya, rumahnya diujung gang. Sampai disana ternyata baju belum jadi, bulik tukang jahit mempersilkan anak perempuan itu masuk dan menunggu dia memasang kancing pada baju yang mau diambil. Dia memperhatikan bulik itu menjahit, didekatnya ada secangkir teh panas dan sepiring roti bolu. Anak perempuan ini sadar kalau dia begitu merasa lapar, rasa lapar semakin menjadi saat dia melihat roti didepannya .

Dia merasakan perutnya seperti ditusuk puluhan jarum jahit, dia merasakan ulu hatinya sakit seperti terlipat kedalam. Dia sandarkan kepala dimeja menahan sakit di perutnya, tiba-tiba pandangannya gelap dan dia tidak ingat apa-apa lagi untuk beberapa saat. ‘Nduk... nduk kowe kenapa’ terdengar suara panik bulik tukang jahit. Anak perempuan ini baru tersadar setelah bulik tukang jahit menepuk dan menggoyangkan tubuhnya yang terkulai di meja. ‘Kowe kenapa nduk, lara pa kok raimu pucet banget ,iki wedang anget diombe sik’ kata bulik tukang jahit sambil menyodorkan segelas teh hangat. Setelah hampir habis satu gelas, dia merasa tubuhnya tidak lagi lemas. Kebetulan jahitan sudah selesai, dia pulang dan tidak pernah bercerita ke ibunya kalau dia barusan pingsan.

Ana wong mati ... ana wong mati’ terdengar teriakan beberapa anak didepan rumah. Jalan gang depan rumah adalah jalan menuju ke pemakamam, tempat pemakaman berupa bukit kecil berjarak sekitar 300m dari rumah. Kebiasaan kala itu, tiap ada orang meninggal maka dalam iring-iringan jenazah akan ada anggota keluarga yang menyebar beras kuning yang dicampur dengan uang logam. Campuran beras kuning dan uang logam akan ditebar dan menjadi rebutan anak-anak sepanjang jalan ke pemakaman. Anak-anak ini bahkan akan mengikuti iringan jenazah hingga ke makam.

Kali ini anak perempuan itu bergabung dengan anak lainnya ikut berebut uang logam yang disebar. Sayang hingga ke atas bukit tempat pemakaman dia hanya mendapat satu keping, entah kenapa dia selalu kalah berebut dengan teman-temannya. Dia dan teman-temannya mengikuti jalannya pemakaman, lebih tepatnya nonton upacara pemakaman. Dalam upacara itu ada semacam dupa yang dibakar dan menghasilkan asap dengan bau yang sangat khas , bau dupa. Ternyata anak perempuan itu tidak tahan dengan bau dupa, perutnya mual matanya berkunang-kunang dan gubraaak , anak itu jatuh di dekat makam. Para pelayat terkejut, mereka mengira anak perempuan itu masih famili orang yang meninggal. ‘Iki sapa - iki anake sapa’ orang-orang saling bertanya. Tapi keluarga ahli kubur tak satupun yang mengenali anak perempuan itu.

Seseorang kemudian menggendongnya menjauhi pemakaman. Ada juga orang yang mengoles minyak ke hidungnya hingga akhirnya anak perempuan itu mulai sadar.. ‘Lho iku anake bu guru to’ternyata ada orang yang mengenali anak perempuan itu. ‘Nggih niku putrane bu guru’ seorang anak ikut meyakinkan identitas anak perempuan itu. ‘Yo wis kana terke mulih’ lanjut orang yang tadi mengoleskan minyak. Anak perempuan itupun pulang diantar temannya, mereka bilang ke ibu anak perempuan itu kalau dia jatuh pingsan dimakam. Ibunya bingung kenapa anaknya sampai pingsan dimakam. Kali ini anak perempuan tersebut bilang ke ibunya, dia pingsan karena lapar dan tidak tahan bau asap dupa di pemakaman. Seolah tak terjadi apapun , anak perempuan itu masuk kerumah, mandi keramas ganti baju dan tidur.

Ini hari yang menyenangkan, anak perempuan itu diajak ibunya kepasar. Tetangganya mau punya kerja dan si ibu dimintai tolong untuk belanja. Senang dan penuh semangat dia mengikuti ibunya ke pasar dengan harapan nanti diajak minum es dawet ditengah pasar. Banyak sekali belanjaan yang dibeli, termasuk membeli ayam hidup. Ya jaman itu belum ada penjual ayam potong. Jika butuh ayam maka harus membeli ayam hidup. Los penjual ayam agak terpisah disisi kiri pasar. Tempatnya ramai dan bau. Yang menonjol tentulah bau kotoran ayam. Anak perempuan ini mulai merasa mual tapi dia hanya diam ( anak perempuan itu memang sangat pendiam). Dia tidak tahan dengan bau kotoran ayam.

Dari los penjual ayam, ibunya berpindah ke los penjual sayuran. Saat ibunya sedang membeli bawang merah, tiba-tiba ‘gubraaak’ anak perempuan itu pingsan jatuh menimpa lincak penjual disebelahnya. Ibunya kaget, tapi si penjual bawang merah dengan sigap menolong, dipangkunya anak perempuan itu , dia olesi hidungnya dengan minyak angin. Sebentar kemudian anak perempuan itu siuman, mbok penjual bawang merah memberikan minum. Saat ibunya bertanya kenapa kok pingsan, anak perempuan itu bilang ‘mambu mbelek’.

Hari libur semua dirumah, anak perempuan itu dan adiknya bermain didepan rumahnya ( paviliunnya budhenya ). Ibunya menyapu halaman dan mengumpulkan sampah kemudian membakarnya. Tiba-tiba ‘gubraak’ anak perempuan itu jatuh tak sadarkan diri didekat tempat sampah. Adiknya yang saat itu memegang balok kayu tak sengaja menjatuhkannya dan mengenai ujung siku anak perempuan tersebut. Sesaat anak perempuan itu kehilangan keseimbangan dan pandangannyapun gelap hingga akhirnya jatuh tak sadarkan diri. ‘Nduk nduuk kenapa iki....’ teriak ibunya sambil menggendongnya kedalam. Setelah diolesi minyak anak perempuan itupun sadar kembali. Dia melihat ibunya menangis dan begitu khawatir, untunglah anak perempuan itu tidak jatuh tepat diatas sampah yang sedang dibakar.

Terakhir kali pingsan yang dia ingat, bukan lagi sebagai anak perempuan tapi sudah sebagai perempuan dewasa. Saat itu hari pembagian SK kenaikan pangkat , ya anak perempuan itu sudah dewasa dan dia sudah bekerja. Pembagian SK kenaikan pangkat dilaksanakan hari senin di kantor Dinas diawali dengan upacara bendera. Saat itu bulan puasa, saat upacara berlangsung, dia merasa tubuhnya goyang. Dia masih agak sadar dan berkata ‘Ndah ... aku arep tiba’ saat tersadar dia sudah ditidurkan dilantai ruang kantor dan disodori minum, dia meminumnya habis dan lupa kalau hari itu adalah hari pertama bulan Ramadhan. Semua kejadian itu sudah berselang sekian tahun yang lalu. Tapi anak perempuan itu masih ingat semuanya. Karena luka, lapar, bau asap dupa, bau kotoran, ujung siku kena kayu dia pingsan. Dari semuanya itu, mungkin faktor gizi menjadi penyebab anak perempuan itu sering pingsan .

( Bagian 3 dari seri cerita 'Anak Perempuan Itu')

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post