Telah Kukirim Tanda Itu
Telah kukirim pesan
Lewat angin yang mengiris rasa
Telah kutitipkan isyarat
Pada geletar getar ragaku
Telah kutunjukkan tanda
Di pekat gulung nafasku.
Awan terbakar di langit gelisah
Laut bergolak tak lagi tercegah
Kenapa kau tak hirau
Kau kira aku bergurau
Kau anggap aku meracau.
Aku hanya menunggu takdirku
Letupkan abu luruhkan tubuh
Dalam deru juga gemuruh
Dan kau diam tercekat
Gagap tak tanggap isyarat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses selalu bu Tri
Terimakasih. Salam literasi bu .
Bra Vo!
Kompor gas! Diksi yang cantik. Dinamika keren. Lengkapi dengan titimangsa, ya Bunda.
Huaaa terimakasih langsung nyempatin mampir. Iya titimangsa terlupa. Siap untuk berikutnya saya ingat-ingat.