TRIGINA NOVA YOLANDA

menjadi ibu yang dirindu itulah cita citaku,menjadi guru yang menginspirasi itulah keinginanku Guru biasa disekolah biasa,dengan siswa yang luar biasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghadirkan Suasana Sekolah, Di Rumah
sumber:posterymywall

Menghadirkan Suasana Sekolah, Di Rumah

Lomba Bulan Mei

Menghadirkan Suasana Sekolah, Di Rumah

Pendidikan anak dalam hal akademik selama ini diartikan sebagai upaya menyekolahkan anak pada sekolah formal baik sekolah negeri maupun swasta. Anak usia 7-12 tahun dimasukkan ke Sekolah Dasar/sederajat, anak usia 13-15 tahun disekolahkan di SMP/sederajat dan anak usia 16-18 tahun disekolahkan di SMA/sederajat.

Pendidikan formal menjadi pilihan utama sebagai tempat terjadinya proses pembelajaran bagi seorang anak. Orang tua merasa tenang dan nyaman karena sebagian perannya dalam mendidik anak diambil alih oleh sekolah/lembaga tersebut. Peran orang tua sebagai pendidik sejati, sementara digantikan dan diserahkan sepenuhnya kepada tenaga pendidik yang lebih profesional dalam bidangnya masing-masing.

Sejak masa pandemik Covid-19 melanda negeri tercinta ini, pemerintah mengimbau untuk melaksanakan semua kegiatan dengan di rumah saja termasuk memindahkan proses belajar anak ke rumah masing-masing. Guru sekolah melaksanakan tugas mengajarnya secara daring. Segala kemampuan dalam bidang Teknologi Informasi dikerahkan guru untuk membuat siswa mampu memahami materi yang disampaikan.

Namun ada beberapa guru yang hanya memberikan tugas tanpa diawali penyampaian materi. Hal ini dapat dimaklumi sebab ada berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Plt Dirjen PAUD Kemendikbud, Hamid Muhammad dalam webinar 3 yang diadakan Media Guru Indonesia menyebutkan diantara faktor tersebut adalah : guru belum mampu menguasai IT, guru belum siap dengan pembelajaran moda daring, guru tidak punya handpone dan laptop untuk mengakses internet, susah sinyal bahkan ada guru yang tidak mampu membeli paket data.

Mengantisipasi masalah itu, maka orangtua harus siap untuk menggantikan tugas guru. Orang tua harus mampu menjadi motivator, organisator sekaligus fasilitator bagi anak yang sedang menjalani masa belajar dari rumah. Termasuk kami sebagai orangtua yang memiliki tiga orang anak pada dua jenjang yang berbeda, harus siap memikul tugas itu.

Untuk dapat menghadirkan suasana sekolah di rumah, kami mempunyai jadwal yang mirip dengan jadwal sekolah. Anak-anak tetap kami kontrol untuk bangun pagi sebagaimana saat mereka bersekolah ketika keadaan masih normal. Seluruh kegiatan pagi seperti merapikan tempat tidur, mandi dan sarapan pagi harus mereka selesaikan sebelum jam 7.30 pagi. Saya dan ayah anak-anak bertugas sebagai guru dalam program belajar dari rumah ini.

Setelah selesai melaksanakan aktivitas pagi, anak-anak kami kumpulkan di ruang keluarga. Setiap pagi sebelum jam 7.30 saya sudah duduk di ruang kelas kami untuk mencetak tugas-tugas yang telah dikirimkan oleh guru sekolah anak-anak. Pembelajaran pagi kami mulai dengan berdoa, setelah itu dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai tugas masing-masing anak. Setiap anak kami berikan kebebasan untuk memilih tempat yang mereka sukai untuk belajar dan mengerjakan tugas. Tempat yang nyaman membuat anak lebih rileks menghadapi tugas yang diberikan guru.

Selepas sesi pelajaran pertama, ada sesi istirahat. Waktu istirahat digunakan oleh ayah anak-anak untuk menjalankan tugasnya sebagai guru olah raga. Si Bapak akan mengajak anak-anak untuk beraktifitas olah raga diluar rumah sambil berjemur, salah satu anjuran yang disampaikan tenaga kesehatan untuk terhindar dari virus corona. Momen ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan psikomotorik, sensorik serta memperkuat karakter sportivitas anak.

Sesi ketiga, kami gunakan untuk membahas tugas-tugas yang telah dikerjakan anak. Jika ada tugas yang tidak dimengerti anak maka kami akan mendiskusikannya bersama. Mencari informasi lewat situs pendidikan dan youtube menjadi tempat bertanya kami. Setelah semua tugas selesai maka kami akan mengirimkannya kepada guru masing-masing anak.

Belajar dari rumah setiap harinya kami tutup dengan melaksanakan sholat zuhur berjamaah. Sebelum shalat dimulai kegiatan diisi dengan pelbagai aktivitas keagamaan yang disukai anak. Ada yang mengisi dengan membaca Alquran, membaca ayat setoran hafalan dan menyanyikan lagu yang mereka sukai. Tidak lupa kami mengajak anak untuk selalu bersyukur serta berdoa kepada Allah agar kondisi negeri ini kembali normal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ni...ayah jd kepsek drmh

06 May
Balas

Hehe iyo Mel,maangguak manggeleng jo.....

06 May

Alhamdulillah. Keren buat ibuk..yang mampu menkondisikan rumah jadi sekolah. Kerjasama yang antara ayah dan ibu akan membuat hasil maksimal , tapi sayang tidak semua orang tua.mampu untuk itu

06 May
Balas

Alhamdulillah....

06 May

Mantap bu

06 May
Balas

Makaaih Bu

07 May

Mantap..

06 May
Balas

Tq Lisa...artikel Lisa juga

07 May



search

New Post