SUPERVISI MASA PANDEMI SEBAGAI BENTUK

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Oleh: Trigina Nova Yolanda

Mahasiswa Pascasarjana IAIN Batusangkar

Supervisi pembelajaran atau supervisi akademik merupakan salah satu bagian dari tugas kepala sekolah atau pengawas dalam rangka penjaminan mutu pendidikan. Supervisi pembelajaran dititikberatkan pada pengamatan oleh supervisor terhadap masalah-masalah akademik yang terjadi saat proses belajar mengajar.

Pada masa normal supervisi dapat dilakukan secara langsung,namun saat situasi pandemi covid-19 perlu dicarikan suatu cara atau solusi dalam melakukan supervisi. Sebab sampai saat ini proses pembelajaran masih dilakukan dengan cara pembelajaran jarak jauh (PJJ). Siswa mengikuti pembelajaran dari rumah dan guru mengajar dari sekolah.

Dikutip dari Usman(2011) supervisi adalah proses seseorang membantu orang lain dalam rangka meningkatkan kapasitas atau performance_nya. Dalam hal ini bagaimana seorang kepala sekolah atau pengawas membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya sehingga target-target yang direncanakan bisa dicapai.

Salah satu bentuk supervisi pada masa pandemi ini adalah dengan e-supervisi atau lebih dikenal dengan supervisi virtual. Menurut Alger dan kopcha (2009) e-supervisi adalah proses menggunakan teknologi online untuk mendukung interaksi guru dan siswa,kepala sekolah dan guru. E-supervisi dalam pendidikan membantu membangun pendidikan dalam lingkungan kolaboratif antara kepala sekolah dan guru dengan beberapa jenis tugas yang harus dilaksanakan.

Dengan dilaksanakannya pembelajaran Jarak jauh(PJJ) otomatis pelaksanaan supervisipun dilakukan dengan cara yang menyesuaikan. Mulai dari cara pelaksanaan supervisi sampai instrumen supervisi diadaptasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Sebagai contoh, sebuah sekolah yang melaksanakan moda daring dalam pembelajaran,maka supervisipun dilaksanakan secara daring. Jika sekolah melaksanakan daring menggunakan platform tertentu,maka supervisor harus mengerti dengan penggunaan platform tersebut agar dapat bergabung ke kelas guru yang akan disupervisi.

Demikian juga dengan instrument supervisi harus disiapkan menyesuaikan dengan moda daring. Pada PJJ tentu saja bahan ajar yang digunakan akan sangat berbeda dengan kondisi normal. Pada moda daring bahan ajar bersifat elektronik seperti e-modul,e-book,video pembelajaran,dll. Begitupun sarana belajar yang digunakan juga berbeda seperti hp,laptop/pc,LKPD digital,virtual laboratory dimana saat keadaan normal sarana ini jarang digunakan. Begitupun aplikasi yang digunakan guru bisa berbagi macam seperti WA grup,google classroom,Telegram,zoom meeting,google meet,kelas maya sicadiak pandai,rumah belajar,dll. Maka pada instrument supervisi juga harus mengakomodir semua jenis sarana dan aplikasi tersebut.

Untuk melakukan supervisi seorang kepala sekolah atau pengawas harus bisa memilih model yang tepat dalam melakukan supervisi. Salah satu model yang sesuai dengan situasi serta kondisi saat ini adalah model GROW ME(Ng Pak Tee,2005). Model GROW ME adalah model yang berorientasi pada pengembangan manusia. Supervisor membantu pembelajar untuk mencapai tujuannya. GROW ME merupakan singkatan sekaligus langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi.

Huruf G adalah singkatan dari Goals,artinya supervisor harus tahu target apa yang harus dicapai.Apalagi dengan adanya perampingan kurikulum masa pandemi,seorang supervisor harus menyampaikan informasi tersebut kepada guru yang akan disupervisi. R singkatan dari Reality, dalam hal ini seorang supervisor harus mampu melihat realita dan fakta dilapangan sesuai dengan situasi saat ini terutama apa saja hambatan yang ditemui guru dalam pelaksanaan PJJ.apakah guru siap dengan perangkat dan aplikasi pembelajaran daring,apakah guru mempunyai kuota yang cukup.

Dari realita yang ada kepala sekolah/pengawas harus menentukan pilihan (Option) supervisi seperti apa yang akan dilakukan,apakah supervisi secara synchronous atau asynchronous. Selanjutnya baru ditentukan apa langkah kedepannya dengan What’s next(W),kapan dilakukan supervisi,dengan aplikasi apa dan lain-lain. Setelah itu baru supervisor melakukan Monitoring(M) dan diakhiri dengan Evaluation(E).

Untuk pelaksanaan supervisi pembelajaran,maka seorang supervisor harus mengikuti langkah-langkah supervisi yaitu yang pertama tahap persiapan. Pada tahap ini seorang supervisor,apakah kepala sekolah ataupun pengawas harus berkoordinasi dengan guru. Dalam koordinasi tersebut guru diharapkan menyampaikan kompetensi yang akan dibahas,serta menyampaikan moda daring yang digunakan. Ini diperlukan agar supervisor juga dapat mempersiapkan diri mengenai aplikasi yang digunakan guru dalam pembelajaran. Jangan sampai pada saat akan melakukan supervisi,seorang supervisor tidak dapat mengikuti pembelajaran daring yang dilakukan guru akibat tidak adanya aplikasi yang akan digunakan pada perangkat supervisor.

Tahap kedua adalah pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah/pengawas melaksanakan pengamatan pada proses pembelajaran menggunakan media yang sudah disepakati. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi, Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil pengamatan yang telah dilakukan. Diskusi antara kepala sekolah dan guru sangat diperlukan sekali pada tahap ini,agar dapat diketahui langkah atau tindak lanjut untuk perbaikan berikutnya.

Jadi tujuan dari supervisi pada hakikatnya bukanlah untuk mengorek kelemahan guru dan men_judge kekurangan guru. Guru tidak perlu takut untuk disupervisi sebab sejatinya tujuan supervisi pembelajaran adalah untuk membantu guru dalam mengelola pembelajaran. Disamping itu jika dikaitkan dengan situasi saat ini,supervisi bertujuan untuk memastikan siswa tetap belajar. Tidak ada istilah berhenti belajar karena status zona merah suatu daerah namun belajar dipindahkan tempatnya kerumah siswa masing-masing. Tujuan lain supervisi masa pandemi adalah untuk mengakomodir semua moda belajar yang digunakan apakah akan berbentuk dalam jaringan(daring),luar jaringan(luring) atau campuran(blended learning).

Pada akhirnya supervisi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan professional dan teknis guru maupun kepala sekolah. Dengan supervisi diharapkan guru dapat memperbaiki performance dan meningkatkan kinerjanya agar pelanggan dalam hal ini peserta didik mendapatkan pelayanan yang baik. Sebab indikator mutu yang baik adalah adanya perbaikan yang terus menerus dan berkelanjutan sebagaimana karakteristik khusus Total Quality Manajemen (TQM) antara lain adalah perbaikan berkelanjutan(continuous improvement).

Daftar rujukan

Usman,Nasir &Murniati.2019.Pengantar Manajemen Pendidikan.An1mage

Sunendar,Tatang. 2 Juni 2020. Power Point Supervisi Pembelajaran diEra New Normal. Webinar IWI Kemdikbud.