Saat ini banyak orang tua yang berambisi agar anaknya menjadi dokter, arsitek, Pilot, ahli hukum dan pengusaha, sejak kecil mereka dijejali dengan berbagai macam les hingga pulang sekolah sampai larut malam, mereka menginginkan anak-anaknya jadi ahli matematika, pandai bahasa Inggris padahal fakta dan kenyataan apa yang di inginkan orang tua bertolak belakang apa yang diinginkan oleh anak, sehingga anak-anak melakukannya terpaksa, merasa tertekan karena takut orangtuanya akan memarahinya, benar-benar masa anak-anak terbelenggu oleh keadaan padahal suatu kesuksessan dan keberhasilan tidak diukur dari sebuah nilai angka atau rangking tetapai bagaimana ketrampilan anak yang kreatif dan menghadapi masalah yang dihadapi.

Life skill merupakan peningkatan ketrampilan hidup, pengetahuan dan sikap yang dibutùhkan oleh seseorang untuk dapat hidup mandiri dan memecahkan masalah yang dialami.

Dalam penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup, dalam hal ini prinsip-prinsip yang di landasi yaitu learning to know, learning to be dan learning live together.

Pencapaian akedemik yang tinggi tidak selalu menjamin keberhasilan dan kesuksessan. Namun sangat disayangkan pendidikan di Indonesia belum banyak membekali lulusannya dengan life skill sehingga lulusan sarjana bingung mau cari kerja apa dan dimana lain faktanya jika pendidikan ini sudah di bekali dengan life skill, ketrampilan, kewirausahaan, mereka lulus sekolah tanpa bingung ingin bekerja apa tetapi mereka akan membuka usaha yang mungkin bisa menciptakan lapangan kerja.

Untuk itu sekolahlah tinggi tetapi harus di lengkapi dengan life skill, dengan life skill anak akan menjadi peduli dan empati terhadap diri sendiri dan lingkungannya.

Salam Literasi

CRBN, TH/ANIS ASMORO 241217