Tri Handayani/ Anis Asmoro

Lahir di Jakarta 20 Maret 1974, Memiliki seorang anak bernama Ananda Bintang Kelana.. Guru kelas n guru eskul b.inggris d Sdn Kebon Baru 7.pernah belajar d ABA ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SURAT CINTA DARI AUSTRALIA

SURAT CINTA DARI AUSTRALIA

Saat liburan tiba, semua teman-teman sudah memiliki rencana masing-masing ke luar kota kecuali aku, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan aku putuskan liburan 2 minggu ini hanya di rumah untung anakku paham dan mengerti dengan kondisi bundanya.

Daripada liburan hanya bengong dan melamun, sudah kubuat planning mengisi liburan yaitu beres-beres rumah, mengubah posisi dalam rumah biar tidak bosan dan yang paling terpenting membaca dan belajar menulis. Saat aku membereskan buku-buku yang berantakkan di ujung lemari buku, ada seonggok plastik hitam yang kotor dan penuh debu, kuambil bungkusan itu , pelan-pelan kubuka isi plastik itu ternyata surat-surat waktu aku zaman muda dahulu.

Masih tersisa surat- surat dari sahabatku dan yang membuat aku tersenyum masih tersisa surat-surat cintaku pada Emilio, yang sebagian sudah aku bakar. Sebuah surat dari Emilio membuat aku terkenang pada saat itu, kenangan yang menyedihkan dan menyenangkan, aku kenal dengan Emilio diperkenalkan oleh seorang sahabat cowoku, Emilio sosok laki-laki dewasa yang saat itu berbeda jauh jarak umurku dengan dia, dia seorang imigran dari Italia yang menetap dan mengadu nasib di Australia tepatnya di wilayah Victoria, dia serius ingin mencari istri dari Indonesia.

Saat sahabat cowoku memperkenalkan padaku aku senang sekali, bukankah ini cita-citaku dari dulu memiliki suami orang asing, saat diperkenalkan aku tidak bertatap langsung namun melalui telpon dan surat menyurat, maklumlah saat itu tahun 2000 an era globalisasi tidak secanggih ini, mungkin saat itu sudah ada internet namun digunakan oleh orang tertentu saja, setiap 2 minggu sekali saya selalu menunggu surat cinta dari Emilio dan seminggu sekali atau sebulan sekali,pasti Emilio menelponku untunglah dia bukan native speaker sehingga bahasa inggris masih bisa saya pahami, meskipun kadang saya juga tidak paham apa yang di bicarakan lain dengan sepucuk surat yang sudah jelas aku pahami, sampai aku kenal dekat dengan pak posnya, pak Bagio namanya.

Saat itu saya tidak memikirkan kehidupan yang lebih mendalam yang ada hanya senang dan bahagia, tak terasa hubungan saya dan Emilio, hampir satu tahun, dia begitu serius denganku, dia ingin datang dan akan meminangku, sebagai hadiahnya aku akan di ajak jalan-jalan ke Eropa, betapa senangnya hatiku, hatiku berbunga-bunga, saat aku ceritakan kepada sahabat cowoku tinggal di Jakarta yang memperkenalkanku pada Emilio, kamu serius, kamu sudah bilang orangtuamu, kalau orangtuamu mengijinkan terserah padamu, kamu tahu kan kalo Emilio bukan satu iman dengan kita,"sahabatku menasehatiku.

Aku tertunduk lesu, rasa riang dan gembira sudah lenyap, sirna tanpa asa, padahal uang sedang di kirim oleh Emilio untuk biaya membuat pasporku.Aku bingung, sedih dan kecewa apa yang harus aku lakukan pada orangtuaku, aku pun mengatakan sejujurnya orangtuaku menentang aku, karena dia bukan seiman denganku, ibuku menasehati aku dengan bijak, sehingga aku menyadari biarlah semua impian yang aku cita-citakan sirna, aku tidak akan pernah gadai agamaku, bagaimanapun juga aku akan selalu patuh pada orangtuaku dan memiliki prinsip yang teguh dengan keimananku.

Aku pun langsung telpon sahabat cowoku, menceritakan semuanya, ternyata sahabat cowoku jatuh hati padaku, kami sepakat untuk berhubungan serius dan kami pun memutuskan hubungan dengan Emilio, Emilio pun kaget dan kecewa denganku, dia tetap ingin berjumpa denganku meski hanya sesaat, aku pun di antar cowoku yang memperkenalkan aku, kami bertiga pun bertemu rasa haru dan sedih apalagi saat dia berjabat tangan dan merangkulku, ada kesedihan yang mendalam diantara kami, namun apa daya airmataku basah menetes pipi, setelah satu harian kami bertiga berjalan-jalan, waktunya kami berpisah, aku di antar dua lelaki yang bnar-bnar mencintaiku, dia pun mengucapkan selamat atas pernikahanku nanti, andai kamu tidak bahagia, aku akan selalu menunggumu....

Aku pun pulang dengan kerinduan tetapi kerinduan dan cintaku pada Emilio aku tepis jauh-jauh, aku pun menikah dengan sahabatku yang memperkenalkan aku pada Emilio.

Meski dalam perjalanannya rumahtanggaku kandas di tengah jalan, saat itu aku akan balik menjalin hubungan kembali dengan Emilio tapi aku teringat dengan agamaku dan orangtuaku. Semua kenangan yang indah dengan Emilio kukubur dalam-dalam, hanya sepucuk surat cinta yang masih kusimpan sebagai saksi hidup kelak untuk bercerita pada anak dan cucuku kelak.

CRBN, TH 181217

SAGU SABU KOTA CIREBON

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Emilio...oh...Negeri Kanguru. Ehm... Emilio yang disana Mungkin Emilio yg disini menanti... Salam..!!

20 Dec
Balas

Mksh pa semoga ada Emilio sebenarnya yang disini

20 Dec

Kereenn Bu, sangat menyentuh sisi keromantisan dalam hubungan walaupun cinta tak tersampaikan

18 Dec
Balas

Makasih byk ya pak ...he2 kisah reality pa...

18 Dec



search

New Post