Tri Khasanah

Guru di SD Negeri 1 Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bojong Dekat Kejobong

Bojong Dekat Kejobong

Bojong Dekat Kejobong

Seorang pengusaha harus bisa mengambil peluang dalam berbisnis. Bekerjasama dengan beberapa rekan dan menjalin kerjasama dengan mereka. Saling percaya, disiplin dan kerja keras menjadi kuncinya. Sebuah usaha yang kita tekuni dan dilakukan dengan sepenuh hati hasilnya pasti akan memuaskan. Tanamkan rasa percaya pada diri kita. Jika kita sudah bekerja keras pastinya hasil yang kita peroleh akan sesuai dengan usaha kita.

Besar kecilnya sebuah hasil adalah relatif. Tergantung investasi dari kita. Jika diibaratkan, bagai kita menangkap ikan. Suamiku bilang, kalau kita menangkap ikan menggunakan seser, maka ikan yang kita tangkap ada sebanyak seser itu. Beda halnya Jika kita menangkap ikan menggunakan jaring, otomatis ikan yang kita tangkap ada sebanyak jaring yang kita pakai. Alat yang kita pakai untuk menangkap ikan, diibaratkan sebagai modal usaha kita. Jika modal usaha kita masih sedikit, keuntungan yang kita peroleh dalam berbisnis juga masih sedikit. Tetapi jika modal usaha kita sudah banyak, pastinya keuntungan yang kita peroleh juga banyak.

Bukan masalah besar atau kecilnya modal usaha yang akan saya tulis disini. Melainkan seberapa besar peranan orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Ada alasannya mengapa orang tua harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Rasa tanggung jawab dan kewajibanlah jawabannya. Untuk orang-orang yang tercinta dan kebahagiaan bagi mereka.

Kemarin Bu Ana bersama suaminya pergi berkunjung ke rumah Pak Tarno. Rumah Pak Tarno ada di desa Lamuk kecamatan Kejobong. Perjalanan dari Bojong Kecamatan Mrebet menuju Lamuk Kecamatan Kejobong jika dibayangkan lumayan jauh. Suami Bu Ana punya ide, untuk mencari terobosan jalan lewat perempatan Patemon Bojongsari. Bu Ana menyetujui ide suaminya.

"Bu, kita coba melewati jembatan Slinga supaya dekat". Kata Bu Ana.

"Baiklah, mari kita coba untuk mencari terobosan. Jawab Bu Ana.

Bagaikan sedang berpetualang, jalan terobosan yang kami lalui ternyata sepi dan masih jarang ada perumahan. Kami melewati jembatan Slinga dan jalan terus melewati jalan terobosan ke arah Kaligondang. Setelah tiba di jalan besar, ternyata sudah sampai di kecamatan Kaligondang dan masuk pertigaan Kejobong.

"Suamiku, ternyata benar, perjalanan ini menjadi dekat. Lain waktu jika kita ada kunjungan lagi harus lewat jalan ini untuk menyingkat waktu." Kata Bu Ani.

"Iya benar, Desa Lamuk kecamatan Kejobong tempatku KKN dulu. Selama empat puluh lima hari, aku menjadi hafal dengan keadaan jalanan di daerah sekitar sini". Jawab suami Bu Ani.

Bu Ani dan suaminya sampai di rumah rekan bisnisnya. Sesampai di sana, mereka langsung mengadakan transaksi dan kesepakatan untuk bisnis mereka. Berbincang-bincang dengan rekan bisnis memang mengasyikkan. Mereka bercerita tentang pengalaman masing-masing dan saling bertukar pengalaman. Betapa pentingnya sebuah pengalaman. Saling berbagi dan maju dalam kebersamaan. Tak terasa waktu semakin sore, Bu Ani dan suami berpamitan.

"Bu Ani, tunggu sebentar, saya ambilkan rambutan untuk oleh-oleh di rumah" kata Pak Tarno.

"Waahhh, tidak usah repot-repot Pak Tarno". Jawab Bu Ani.

"Tidak Bu Ani, disini ada tiga pohon rambutan yang berbuah lebat. Tunggu sebentar ya Bu". Pak Tarno meminta.

"Baiklah, terima kasih sudah diberi oleh-oleh buah Rambutan". Jawab Bu Ani.

Pak Tarno mengambil buah rambutan yang ada di depan rumahnya. Bu Ani dan suaminya segera berpamitan. Di perjalanan, Bu Ani dan suaminya kembali melewati jalan terobosan yang tadi dilewati.

"Alhamdulillah, kita sudah sampai ya Pak. Rambutan ini kita bagi dua untuk Ida dan Mbahnya sisanya untuk kita di sini." Kata Bu Ani.

"Ya, terserah Ibu saja." Jawab Suami Bu Ani.

Betapa senangnya melihat Ida memakan buah Rambutan. Ida termasuk anak yang murah senyum. Jika dari kejauhan, terlihat jelas kode yang pertama Ida diberikan adalah senyum manisnya. Itu sudah menjadi ciri khas Ida. Setelah makan buah rambutan ternyata Ida masih meminta lagi. Ida memukul-mukul kan kepalanya ke tembok tanda minta diambilkan lagi buah rambutan itu.

Duh Gusti, aksinya Ida sangat berbahaya jika di rumah tidak ada yang menemaninya. Bu Ani segera mengupas buah rambutan dan memberikan untuk Ida. Bu Ani sudah berencana Minggu depan akan membawa Ida kepada guru terapis yang sudah dihubunginya. Dalam angan Bu Ida, sudah ada sedikit harapan untuk masa depan Ida. Jika Autis Ida sudah bisa dikendalikan Insya Allah Ida bisa belajar untuk kemandiriannya.

Harus tetap bersemangat, dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan.

Purbalingga, 07 Februari 2018

Tri Khasanah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bisa mencari trobosan itu menyenangkan.

07 Feb
Balas

Tetap semangat !!!

07 Feb
Balas

Terima kasih Ibu Pengawas

08 Feb

Siip bu.....

07 Feb
Balas

Terima kasih Bapak Yuswadi

08 Feb

Betul sekali Bunda Sri Sugiastuti

08 Feb
Balas

sippp bu

07 Feb
Balas

Terima kasih Bapak Mukti

08 Feb

eh iya rambutane bagi bagi bu

07 Feb
Balas

Boleh boleh, sini ambil ke Bojong Pak Mukti, hehe

08 Feb



search

New Post