Tri Khasanah

Guru di SD Negeri 1 Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dunia dalam Genggaman

Dunia dalam Genggaman

Dunia dalam Genggaman

Perang di Jaman Now ini bukanlah berkelahi atau mengangkat senjata untuk menghabisi lawan. Perang yang sesungguhnya adalah melawan hawa nafsu pada diri kita sendiri. Kemajuan teknologi dapat kita manfaatkan untuk kegiatan yang positif. Sebagai sarana untuk menjemput rizki atau belajar tentang ilmu dunia. Begitu pula dengan kemauan pada diri kita ini. Hal yang sepertinya tidak mungkin, bisa terjadi atas izin Allah SWT.

Dunia tidak selebar daun kelor. Pribahasa itu memang benar. Dalam genggaman tangan kita, sebuah alat komunikasi bernama Handphone dapat menjamah seluruh isi dunia melalui fasilitas yang ada di dalamnya. Saat itu, ketika ada sebuah telphon memanggil ke HPku. Aku terima telphon itu. Nomor telpon yang masuk tidak seperti nomor telpon pada umumnya. Aku berbicara kepadanya.

Ada rasa penasaran tentang siapa dan dimana dia berada. Akupun bertanya, tentang asal suara itu. Dia menjawab bahwa, dia adalah tetanggaku yang sedang berada di Paris. Aku tidak percaya, mana mungkin ada tetanggaku yang berada di Paris dengan sengaja meneleponku. Apa urusannya denganku. Aku menjawabnya dengan nada ejekan. "Paris? Tidak di Eropa sekalian?" Begitu jawabanku. Anehnya, dia menjawab lagi. Iya Betul, aku memang sedang berkeliling ke Benua Eropa. Waaahhh, aku tambah lebih tidak percaya lagi. Memangnya dia siapa? Kok bisa, sekarang lagi di Paris dan akan keliling ke wilayah benua Eropa. Aku tidak paham dengan perkataannya. Aku merasa sedang berbicara dengan orang yang aneh. Akhirnya, aku tutup telpon itu.

Entah kenapa, rasa penasaran itu semakin kuat menempel pada pikiranku. Akhirnya, aku cek nomor yang masuk waktu itu. Aku bertanya kepada temanku tentang nomor HP itu. Temanku menjawab, nomor itu memang benar area luar negeri. Subhanallah, makin penasaran dengan siapa orang itu. Kenapa dia meneleponku? Ada apa sebenarnya. Tiba-tiba HPku berbunyi, ada panggilan masuk dengan area luar negeri. Rasanya bagai tidak percaya. Aku mengangkat HP, menerima telponnya. Dia bertanya tentang kabar dan sesekali tersenyum grogi kepadaku.

"Sebenarnya ada apa? Kenapa telpon kepadaku?" Begitu pertanyaanku. Jawabannya adalah dia membutuhkan pertolonganku. Aku semakin penasaran, memangnya bantuan apakah yang bisa aku berikan. Kenapa meminta tolongnya kepadaku. Setelah berbicara panjang lebar, dia bercerita bahwa keberadaannya di Eropa karena pekerjaan. Dia butuh pertolongan karena susah berkomunikasi dengan keluarganya. Itulah alasannya. Lalu, dari mana dia mendapatkan nomor HPku? Ada bertubi-tubi pertanyaan yang muncul dalam benakku. Baiklah, biarlah waktu yang akan menjawabnya.

Sesuai dengan amanatnya, aku disuruh untuk mengajari anaknya belajar komputer. Aku menemui anaknya. Memberikan les privat tentang komputer. Setelah beberapa bulan, ada telpon masuk lagi dengan nomor area luar negeri. Ternyata, dia meneleponku kembali. Seperti biasanya, dia bertanya tentang kabar dan perkembangan belajar anaknya. Aku menjawab jika anaknya tergolong cerdas. Baru beberapa hari diajari sudah mengerti dan anaknya patuh kepadaku. "Baiklah, tolong buatkan dia akun Facebook agar bisa berkomunikasi denganku" perintahnya. "Iya, Insya Allah akan aku bantu." Jawabku.

Pulang dari sekolah, aku segera menyuruh anak itu untuk datang ke rumahku dengan membawa laptop. Aku mengajaknya ke Purbalingga untuk memberi modem dan kartu paketan internet. Anak yang baik dan penurut. Begitu komentarku dalam hati. Aku memboncengkan anak itu dan kembali ke rumahku. Mengajarinya membuat email dan mendaftarkan pada akun Facebook. Aku pandangi anak itu, ada rasa iba dalam diri ini. Dia masih kecil, baru duduk di kelas 1 SMP. Bebannya sudah berat ditinggal ayahnya untuk bekerja di luar negeri. Anak sekecil itu harus bisa mengatur keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Tinggal bersama dua orang adik dan neneknya. Mungkin itulah perjuangan seorang Ayah dalam mencari rizki untuk kebutuhan keluarga. Dalam satu sisi, kebutuhan hidup mereka tercukupi dan tidak kurang suatu apa. Dalam sisi yang lainnya, mereka bersedih karena harus berpisah dengan keluarga. Itulah sebuah pengorbanan.

Akun Facebook yang aku ajarkan kepada anaknya sudah bisa dipakai untuk berkomunikasi. Ayah dan anak itu bisa saling melepas rindu menggunakan fasilitas video call yang aku ajarkan. Mereka bisa saling melihat dan menunjukkan tempat keberadaanya. Waktu itu wattshap belum begitu dikenal. Sehingga komunikasi jarak jauhnya masih menggunakan akun Facebook. Itulah bukti bahwa dunia ini tidak selebar daun kelor. Dunia sekarang ada dalam genggaman. Yah, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.

Sejak peristiwa itu, aku menjadi tahu tentang cara berkomunikasi dengan luar negeri. Yah, gara-gara menolong tetanggaku. Dari pengalaman itu, aku menjadi punya banyak teman dari berbagai penjuru dunia, tahu tentang perbedaan suhu, dan tentang perbedaan waktu antara Indonesia dengan Eropa. Pernah dikirim coklat dari Eropa juga waktu itu.

Banjarnegara, 04 Maret 2018

Tri Khasanah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sip tenan Up Bu Tri cantix

04 Mar
Balas

Sip tenan Up Bu Tri cantix

04 Mar
Balas

Terpancar rasa ikhlas dalam membantu. Tergambar ditulisannya. Mantap bu.

05 Mar
Balas

Menolong yg membawa berkah ya bu...

05 Mar
Balas

Siip Mba Tri..

05 Mar
Balas

Bagus Bu ... sudah melanglang dunia ...

05 Mar
Balas

ujarku nembe bu, rep tek parani coklate...hehe. luar biasa bu tri. berbahagialah bu tri yang sdh bisa melanglang buana, semoga bisa beneran bisa ya bu tri...., satu lagi, ada pahala mengalir yang tak habis2nya, yaitu mempertemukan anggota keluarga lewat fb

04 Mar
Balas

Luar biasa Bu

04 Mar
Balas

Terima kasih Ibu Eti, Aamiin...

04 Mar
Balas

Terima kasih Bunda Ummi...

04 Mar
Balas

Terima kasih Ibu Isminatun... salam kenal dari saya...

04 Mar
Balas



search

New Post