Tri Khasanah

Guru di SD Negeri 1 Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gunung Pandhum

Gunung Pandhum

Gunung Pandhum

Elvina, sebuah nama yang sudah tidak asing bagi penduduk Muncang kecamatan Damai. Elvina adalah seorang perempuan pemberani yang sering aktif dalam berbagai kegiatan. Latar belakang Elvina berasal dari keluarga yang terbilang kurang mampu dalam hal pendapatan untuk keluarga. Semangat kehidupan Elvina selalu membara. Dalam aktivitasnya sehari-hari, Elvina terbiasa Mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Itulah salah satu kelebihan dari Elvina.

Hidup di pedesaan, sangat cocok dengan kondisi keluarga Elvina yang hidup sederhana. Bersama kedua orang tuanya, ia harus berjuang untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Ayahnya yang sering sakit-sakitan membuat Elvina harus bisa melakukan aktivitas antar jemput untuk membantu segala keperluan keluarga. Meski sakit, Ayah Elvina masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya saja, sudah lemah tidak seperti ketika masih sehat.

Pada hari Minggu, tiba-tiba Ayah Elvina mengajaknya untuk pergi berkunjung ke rumah saudara yang ada di daerah pegunungan. Seperti biasanya, Elvina tidak pernah menolak jika disuruh oleh Ayahnya. Pagi itu, Elvina bersama Ayah pergi ke rumah saudara. Perjalanan ke daerah pegunungan memang menanjak tajam. Meski demikian, Elvina dengan penuh kasih sayang memboncengkan Ayahnya mengantarkan ke sana. Udara di daerah pegunungan memang sejuk. Cuaca dingin selalu menyelimuti daerah itu. Sudah terbiasa sering datang ke sana, Ayah Elvina tidak lupa untuk memakai jaket. Setelah perjalanan jauh, sampailah mereka di rumah saudara.

Rumah yang sudah tidak asing bagi mereka. Silaturahmi terjalin erat. Elvina mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Seorang wanita tua paruh baya keluar membukakan pintu. Melihat Elvina dan Ayahnya yang datang, senyum bahagia merekah dalam bibir wanita paruh baya itu. Sambutan akrab sambil berjabat tangan segera menghampiri mereka.

"Pak Tarjo ada Bu?" Tanya ayah Elvina.

"Bapak sedang berada di gunung mencangkul sayuran. Silahkan duduk dulu. Sebentar aku buatkan kopi untuk penghangat tubuh." Perintah istri pak Tarjo.

"Lokasi tempat mencangkul sayurannya jauh atau dekat Bu?" Tanya Elvina.

"Lumayan jauh, jika ingin menyusul nanti biar diantar anak Ibu. Jawab istri pak Tarjo.

"Baiklah, biar Ayahku bisa bertemu pak Tarjo, aku akan menyusul ke sawah." Jawab Elvina.

Elvina dan anak Bu Tarjo segera menyusul ke sawah. Mereka berjalan kaki melewati hutan Pinus. Berbagai tanaman sayur mayur ada di sepanjang perjalanan yang mereka lalui. Tanpa berbicara, Elvina hanya mengikuti langkah kaki anak Bu Tarjo. Gunung tempat sayuran yang mereka lewati bernama Gunung Pandhum. Daerahnya sangat sepi, hanya ada beberapa petani yang sedang sibuk dengan lahan masing-masing. Terlalu jauh melangkah dengan kondisi sepi membuat suasana terasa horor. Elvina berhenti sambil memandang ke segala arah.

"Benarkah jalan yang kita lewati ini?" Tanya Elvina.

"Benar, sebentar lagi kita akan sampai. Itu ayahku ada di atas sana." Jawab anak Bu Tarjo.

Mereka memandang ke arah atas. Benar, ternyata Pak Tarjo sedang mencangkuk tanaman sayurannya. Melihat kami datang, Pak Tarjo langsung berhenti dan menunggu kami sampai. Sayuran yang ditanam oleh Pak Tarjo bermacam-macam. Ada daun Kol, kentang, seledri, slobor, cesim dll. Pola tanaman Pak Tarjo dibuat perkotak. Jadi, dalam satu area ada bermacam-macam jenis sayuran. Pohon cabai hijau juga berjajar di sepanjang garis kotak. Sungguh sangat menakjubkan. Pesona Alam ciptaan-Nya membuat kagum Elvina.

"Pak Tarjo, maaf jika aku datang mengganggu pekerjaan Bapak." Kata Elvina.

"Tidak apa-apa, tadi Bapak sudah hampir mau pulang. Sudah pukul sepuluh siang. Bapak biasa pulang untuk Istirahat. Nanti sore, Bapak datang lagi untuk memeriksa tanaman di sini." Jawab Pak Tarjo.

Pak Tarjo, menyuruh Elvina untuk memetik sayuran bekal dibawa pulang. Mereka segera membantu Elvina untuk membawa sayuran itu. Senangnya berkunjung ke daerah pegunungan. Jika pulang pasti akan diberi bermacam-macam sayuran. Boleh memetik sendiri asal kuat untuk membawanya. Bisa sambil refreshing juga untuk melihat keindahan alam daerah pegunungan. Setelah memetik sayuran mereka segara kembali ke rumah Pak Tarjo. Ayah Elvina sedang menunggu di sana.

Melihat kami pulang, ayah Elvina tersenyum bahagia. Rasa rindu kepada saudara membuat Ayah Elvina datang menemui mereka. Pak Tarjo dan Ayah Elvina langsung berbincang-bincang. Mereka saudara jauh, tapi keakrabannya bagai kerabat dekat. Saling menyayangi satu sama lain. Jika berkunjung juga selalu bertukar oleh-oleh. Indahnya persaudaraan mereka. Padahal antara Elvina dan anak Pak Tarjo terkesan tidak begitu akrab. Suatu saat jika mereka sudah tidak ada, mungkinkah silaturahmi ini akan tetap terjalin. Sepertinya sangat berbeda dengan kondisi yang sekarang. Orang tua sering mendekatkan keluarga agar menjadi tidak putus. Anak-anaklah yang kadang tidak memahaminya. Alasan kesibukan membuat kerabat dekat menjadi terlihat jauh.

Beberapa jam telah berlalu. Elvina dan Ayahnya berpamitan pulang karena hari sudah sore. Sayuran yang dipetik tadi sudah disiapkan dalam karung. Tiba-tiba Bu Tarjo memanggil Elvina. Memberikan tiga ekor ayam untuk oleh-oleh.

"Ayam ini untuk kenang-kenangan dari kami. Jangan di sembelih sebelum menghasilkan keturunan." Pesan Bu Tarjo.

Elvina dan Ayahnya tersenyum bahagia. Mereka berpamitan. Sepanjang perjalanan, Elvina merenung. Teringat masa kecilnya. Dulu, ayahku yang selalu menggendongku. Sekarang bergantian, karena sakit Elvina yang memboncengkan Ayahnya. Tak terasa, tetesan air mata membasahi pipi Elvina. Teringat ketika Ayahnya masih sehat dan selalu menjadi penyemangat dalam segala aktivitasnya. Semoga Allah SWT. Memberikan kesembuhan kepadamu Ayah. Begitu kata Elvina dalam hatinya.

Purbalingga, 04 Maret 2018

Tri Khasanah

#kenangan bersama ayah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hmmm...pegunungan yg sejuk, penuh sayuran, tentu sangat menyenangkan.

05 Mar
Balas

Leres Bapak, suasananipun sangat menyenangkan

05 Mar

Beneran apa fiksi bu

05 Mar
Balas

Bagus Mba Tri..enak dibaca...

05 Mar
Balas

Iya Bu Tri ... lagi enak-enaknya baca ceritanya tahu2 dah selesai ... sejuk ... jadi pengin naik gunung ... terbayang hijaunya sayuran ....

05 Mar
Balas

Renyah dibaca, gampang dicerna, runtut ceritanya. Pokoknya joss. Lanjutkan berkarya....

05 Mar
Balas

Estu Ibu Pengawas... Niku kisah nyata.

05 Mar
Balas



search

New Post