Tri Khasanah

Guru di SD Negeri 1 Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibu Jander

Ibu Jander

Ibu Jander

Wanita hebat. Wanita pemberani. Wanita tangguh. Sebutan itu sangat cocok untuk perempuan yang aku kenal sebagai penjual makanan atau lauk pauk langgananku. Dia seorang pedagang kecil. Rajin dan ramah dalam berdagang. Peluang yang dimanfaatkan olehnya sangat tepat. Dia berani mengambil keputusan. Menjadi pedagang keliling sekolahan. Dia cerdas dalam berpikir. Datang ke setiap sekolah menjual makanan sehat, harga hemat dan menu yang tepat. Itu sudah dia lakukan dari dulu. Entah sudah berapa tahun lamanya.

Senyum yang selalu merekah. Tawaran yang ramah. Harga yang pas. Itu menjadi jurus andalannya. Makanan yang dia jual berupa lauk pauk. Harganya terjangkau dan lebih murah dari harga yang terjual di toko. Misalnya saja telor asin, jika di toko harganya tiga ribu atau tiga ribu lima ratus. Dia menjualnya seharga dua ribu lima ratus atau dua ribu tujuh ratus lima puluh. Selisih ratusan rupiah membuat pembeli menjadi senang. Jika belanjanya banyak, sesekali dia memberikan bonus tambahan makanan sebagai hadiah. Sungguh luar biasa.

Aku dan teman-temanku sangat menyukai bubur kacang hijau buatannya. Rasanya enak, tanpa sodium dan manisnya sedang. Jika datang ke sekolahku, makanan yang pertama kali ditanyakan pasti bubur kacang hijau. Produk unggulannya sebelum bubur kacang hijau awalnya kue jander. Jander adalah kue lembek yang terbuat dari tepung jagung. Rasanya manis dan lembut jika dimakan. Sekarang dagangannya sudah bermacam-macam. Dari lauk Pauk, Snack hingga buah-buahan. Ya, buah yang sering dibawanya itu Jambu Kristal. Jika sedang musim panen, dia selalu membawa jambu itu ke sekolahan.

Jadwal kedatangannya ke sekolahanku tidak menentu. Maklum saja, dia melayani banyak sekolahan dengan jadwal yang berbeda-beda. Pernah suatu hari, ketika aku berkunjung ke Limbasari. Aku kaget melihat dia sedang ada di sana. Tadinya menurutku dia orang Bojong atau tetanggaku. Ternyata dia ada dimana-mana. Dia menyapaku ramah. Tersenyum dan mohon pamit untuk melanjutkan berdagang ke sekolahan yang lain.

Aku mengaguminya. Dia dapat membuat banyak orang terpikat oleh kegigihannya. Berdagang kemana-mana dengan mengambil keuntungan seperlunya. Mungkin itulah kunci seorang pedagang. Tidak perlu mengambil untung terlalu banyak yang penting lancar dan laris. Sudah beberapa hari dia tidak datang ke sekolahanku. Aku merindukan bubur kacang hijau buatannya.

Tadi sore, ketika aku dan suamiku pergi ke Bobotsari. Ada seorang perempuan memanggil-manggil kepadaku.

"Bu...Ibu...." Begitu dia menyapaku.

Aku menoleh ke belakang. Ternyata pedagang makanan itu sedang belanja bersama anaknya.

"Ooh, pedagang yang sering datang ke sekolah langgananku ya?" Begitu tanyaku.

"Iya Betul. He he" dia menjawab sambil tersenyum.

"Oh iya, aku belum tahu nama ibu, maaf nama ibu siapa ya? Sudah kenal lama tapi belum pernah tahu namanya." Begitu tanyaku.

"Hehe... Sebut saja Bu Jander. Orang-orang biasa menyebutku dengan sebutan itu." Jawabnya.

"Haaaahhh, Bu Jander??? Aku serius ingin tahu namanya?" Tanyaku penasaran.

"Iya, Bu Jander. Itu namaku." Jawabnya lagi.

Aduuuhhh, sepertinya dia tidak mau diketahui nama aslinya. Aku dan suamiku saling berpandangan sambil tersenyum. Dia pun berpamitan untuk pulang. Aku bercerita kepada suamiku. Jika lauk Pauk yang sering aku beli di sekolah itu membeli kepadanya. Suamiku mengangguk. Tapi aku penasaran dengan sebutan namanya. Bukankah Jander itu nama kue Buatannya? Baiklah, mungkin dengan sebutan itulah orang-orang biasa menyebutnya.

Akhirnya, aku sudah tidak penasaran lagi. Siapapun dirinya, Bu Jander itulah sebutanmu. Aku cocok dengan makanan atau lauk-pauk buatannya. Semoga dagangannya selalu laris dan lancar untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Purbalingga, 06 Maret 2018

Tri Khasanah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi ingat masa kecil. Ibuku sering buatkan jander sebelum sebagian dibuat nasi jagung

06 Mar
Balas

Jadi ingat masa kecil. Ibuku sering buatkan jander sebelum sebagian dibuat nasi jagung

06 Mar
Balas

Jadi ingat masa kecil. Ibuku sering buatkan jander sebelum sebagian dibuat nasi jagung

06 Mar
Balas

Jadi ingat masa kecil. Ibuku sering buatkan jander sebelum sebagian dibuat nasi jagung

06 Mar
Balas

Perjuangan yg luar biasa

06 Mar
Balas

Teriring doa yg sama...smg Bu Jander berkah dgn usahanya...Aamiin

06 Mar
Balas

Jander makanan kesukaanku. Hebat pedagang jander, lebih hebat lagi yg nulis cerita ini

08 Mar
Balas

jander makanan alami, saya suka , boleh di pesankan ya bu tri...

06 Mar
Balas

Kegigihan ibu jander

06 Mar
Balas



search

New Post