TRI MAKNO HARTANTO

Tri Makno Hartanto,memiliki kegemaran menulis. Lahir di Ambarawa 27 September 1971. Tri panggilan akrabnya, sebelum menjadi guru pernah menjadi seorang penyiar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Memandangmu
Sumber: status WA

Memandangmu

Wiwin seorang gadis desa nan cantik, kulit kuning langsat dengan senyum yang selalu menghias wajah manis itu. Setiap pria akan jatuh hati bila memandangnya. Wiwin memang tak suka bercakap dan cenderung pendiam, tetapi dirinya begitu ramah kepada setiap orang.

Banyak pria yang ingin melabuhkan cinta di hati Wiwin. Juna sang playboy kampung setengah mati mendekati Wiwin dengan berbagai strategi. Hendra, pengusaha sukses juga terpesona ingin menjadikan Wiwin pendamping hidupnya. Keduanya tak pernah mampu meluluhkan hati Wiwin, dirinya hanya ingin menambatkan hatinya pada Mas Bambang

Mas Bambang adalah seorang guru SD. Beliau sangat menikmati profesinya. Wajahnya tampan, berkumis tipis, memiliki suara lembut, dan tatapan mata yang memukau. Saat memandang Mas Bambang pertama kali, Wiwin telah jatuh cinta. Perasaan itu hanya dipendamnya. Wiwin selalu teringat pesan ibunya agar selalu menjaga dirinya. Airmatanya menetes bila ingat ibu yang telah tiada.

Kini, Wiwin hanya menjalani perjodohannya dengan Hendra sang pengusaha kaya. Segala keperluan hidupnya selalu dipenuhi suaminya. Wiwin bahagia, sekalipun di dalam hatinya yang terdalam ada cinta Mas Bambang yang terpendam.

Sekian tahun berlalu, Wiwin sedang menikmati wisata bersama keluarganya. Tanpa disengaja Mas Bambang juga sedang study tour bersama murid dan teman guru di tempat wisata yang sama. Wiwin dan Mas Bambang sempat bertemu pandang, jantung Wiwin berdebar keras, begitupun sebaliknya. Senyum Wiwin yang indah itu cukup bagi Mas Bambang melepas kerinduannya Ia segera menguasai dirinya untuk tidak terbawa suasana. Wiwin hanya memberikan anggukan sopan meski dari jauh, tanpa sempat berkata-kata.

Mas Bambang hanya mengirimkan chat singkat. ( Di t4 yg sama, waktu yg sm, tp tdk sempat bertegur sapa) dengan tambahan ikon senyum bahagia, sesal, malu, dan tangis. Wiwinpun hanya menjawab chat (Kehendak Allah). Mas Bambang menjawab singkat (Iya Dik). Merekapun berlalu dengan membawa suasana hati penuh rindu, tetap menghormati batas-batas etika dan norma. Kerinduan terpendam dalam sebuah pertemuan itupun berakhir dengan kebahagiaan masing-masing .TAMAT.

(Cerita ini hanya fiktif, terima kasih Ibu Winarni yang sudah memberikan izin dan status yang selalu menjadikan ide menulis)

Griyasmara, 20 Februari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi

20 Feb
Balas

Terima kasih Pak Dede

20 Feb

Terima kasih Mbak Winarni

20 Feb
Balas

Kasmaran. Cerpen yang menginspirasi pak Tri. Luar biasa

20 Feb
Balas

He...he...he.. terima kasih Pak Trianto

20 Feb

Ceritanya sangat berkesan. Konfliknya menawan. Mantap.

20 Feb
Balas



search

New Post