Bulan Agustus masih berlangsung. Kegiatan lomba dalam rangka peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia  masih meriah. Tak terkecuali di Korwilcam Brebes. Ada lomba menyanyi dan menyajikan tumpeng. Seluruh sekolah binaan mempersiapkan calon peserta dengan seksama. 

Kebetulan penulis bertugas di sekolah binaan 4 Kecamatan Brebes. Untuk peserta lomba menyajikan atau menghias tumpeng tak jadi persoalan, karena banyak guru perempuan. Sedangkan untuk kepala sekolah yang mengikuti lomba menyanyi, kebanyakan angkat tangan untuk mengikutinya. 

Tibalah giliran saya diberikan tawaran oleh ketua Sekbin 4. Awalnya saya menolak,selain disebabkan masih batuk juga kemampuan menyanyi hanya sebatas penyanyi kamar mandi. Pengalaman juara menyanyipun baru menjadi juara tingkat RW XIII di mana saya berdomisili. Singkat cerita, permintaan itu saya tolak halus.  

Rupanya ketua Sekbin, Bapak Nuridin tidak berhenti berharap. Beliau masih sempat mengirim chat whatsapp , jika saat pelaksanaan lomba tanggal 25 Agustus 2022 saya sudah sembuh, tetap mewakili sekolah binaan untuk ikut lomba. Saya sudah tidak mempedulikan hal itu. Sehari menjelang lomba dilaksanakan, saya diminta menyiapkan lagu untuk dinyanyikan. 

Esok paginya, seluruh peserta lomba sudah siap. Saat pengambilan nomor undi saya mendapatkan nomor 10. Nomor undi terakhir, harapan makin tipis. Untung saya biasa bersabar. Jadi ingat ketika lomba guru berprestasi tahun 2011 mendapatkan nomor undi terakhir, ternyata bisa menjadi juara.

Semangat tetap berkobar, sekalipun rekan dalam satu sekbin sudah pergi satu persatu. Saat nama saya disebut, dengan tenang saya melangkah. Memang saya termasuk pria pendiam, namun prinsip saya pendiam bukan berarti tidak bisa berprestasi. Begitu musik organ mulai mengalun, segera kulantunkan raal lagu berjudul "Sakit Gigi" album milik Meggy Z. Tepuk tangan bergemuruh, membuat saya makin percaya diri.  

Isteri saya kebetulan ikut menyaksikan dan menari ikut memberikan semangat. Jadi menambah power  penampilan saya. Hasilnya sungguh di luar dugaan, seusai menyanyi tepuk bergemuruh di seluruh ruangan. Setelah dewan juri bersidang, akhirnya saat pengumuman tiba. Singkatnya saya menjadi juara III lomba Menyanyi Tunggal. Bagaimanapun hasilnya, tetap layak disyukuri karena mampu menjadi palang pintu terakhir menjadi juara mewakili sekolah binaan 4.  

Strategi memenangkan lomba sudah saya lakukan sejak mendapatkan nomor undian terakhir. Setidaknya harus All Out mengeluarkan seluruh kemampuan. Apalagi lagunya sangat mengena di hati, jadi ingat yang dulu lagi. Suara maksimal, nada yang jelas, pitch control, harus diperhatikan. He...he...he... Jadi ingat Trie Utami penyanyi yang jadi juri lomba KDI dulu. Ada satu hal yang sebenarnya malu saya ceritakan. Apakah itu? Saat bergoyang penuh semangat, ada kancing baju saya yang lepas satu dan menggelinding he...he...he.... Salam literasi.

 Griya Praja, 25 Agustus 2022.