Tri Murdaningsih, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
 Monyet dan Burung - 2

Monyet dan Burung - 2

Tagur 365 Hari ke - 33

Monyet dan Burung - 2

Oleh : Tri Murdaningsih, S.Pd

Burung pun juga mencurigai Kupu-kupu kalau ia memang tidak suka sama Monyet.

“Ya memangnya ada apa, sepertinya kamu membencinya ya ?,” kata Burung dengan penuh penyelidikan.

“Kalau ya memangnya kenapa, kalau ia jaahat, apakah pantas aku tengok,” jawab Kupu-kupu.

“Seharusnya kamu tidak boleh berkata seperti itu, aku yakin kok, mungkin pada waktu itu Monyet khilaf dan tidaak tahu mana yang harrus dilakukan,” kata Burung kepada Kupu-kupu.

“Saya tidak percaya, yang namanya Monyet pasti akan selalu berbuat jahat, kalaupun pastinya sementara, percaya... suatu saat engkau akan menyesal,” kata Kupu-kupu.

“Ya sudahlah kalau engkau tidak percaya, itu hak mu, aku pamit pulang dulu ya ?,” kata burung sambil melanjutkan pulang.

“Ya, tapi pesanku kamu harus tetap hati-hati,” kata Kupu-kupu.

“Terima kasih atas nasehatmu,” jawab Burung

Dua Hari kemudian pada waktu Kuppu-kupu sedang terbang tiba-tiba sayapnya terbentur ranting, akhirnya ia kehilangan seporoh sayapnya, sehingga tidak bisa terbang. ia hanya tergeletak lemas. Monyet yang sudah sembuh saat itu ia kembali mencari makanan. Tiba-tiba ia menemukan Kupu-kupu yang sudah tergeletak tak berdaya. Monyet teringat akan kebaikan Burung yang sudah menolongnya pada saat terjatuh. Monyet yang tadinya pernah menjadi sosok yang sombong, tidak peduli dengan yang laindan selalu jahil serta jahat seketika itu ia berjanji kalau akan meninggalkan kebiasaan yang tidak pantas dilakukan. Monyet membawa Kupu-kupu untuk dirawat.

Satu minggu berlalu, Kupu-kupu akhirnya terbangun dari pingsannya. Berkat ketelatenan Monyet akhirnya sayap Kupu-kupu tumbuh sediakala Kupu-kupu merasa kebingungan.

“Aku dimana , ini tempat apa,” kata Kupu-kupu.

“Sayapku ... sayapku ..., aku baru ingat kalau sayapku terbentur rranting dan hilang separoh, tapi kenapa hari ini sayapku utuh kembali, siapa kah yang sudah menolongku,” kata Kupu-kupu.

“Selamat pagi Kupu-kupu, ngkau sudah siuman setelah satu minggu lamanya kamu pingsan,” kata Monyet.

Seketika itu Kupu-kupu kaget dan tidak percaya. Kalau ternyata Monyetlah yang sudah merawat dirinya. Padahal selama ini ia selalu menganggap Monyet jahat dan tidak mungkin berubah.

“Mon, apakah engkau yang sudah menolongku dan merawatku hingga sembuh,” kata Kupu-kupu.

“Ya betul, tapi maafkan aku kalau selama perawatan kurang memuaskan,’ kata Monyet dengan merendah.

“Tdak ...tidak ... maksudku bukan seperti itu, maafkan aku Mon, kalaau selama ini aku tidak mempercayaimu kelak engkau akan berubah dan menjadi pribadi yang baik, sekali lagi maafkan aku,” kata Kupu-kupu .

“Ya tidak apa-apa , aku tahu, karena tidak mudah untuk percaya begitu saja dengan apa yang sudah apa yaang sudah pernah dilakukan di masa lampau yang begitu kelam,” jawab Monyet.

Hari itu mereka saling memaafkan dan akhirnya bersahabat.

Itulah kehidupan yang selamanya tidak pernah mulus dan lurus. Kehidupan akan berubah ketika sudah menyadari apa yang sudah diperbuatnya. Penyesalan akan teringat ketika sesuatu sudah terjadi. Untuk itu berpikirnya jauh-jauh sebelum bertindak dan melakukan sesuatuyang nantinya berimbas kepada yang lain.

Batang, 22 Juli 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang indah dan sarat dengan nilai moral bunda Tri, salam sehat dan sukses selalu

22 Jul
Balas



search

New Post