Tri Murdaningsih, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Monyet dan Burung

Monyet dan Burung

Tagur 365 Hari ke - 32

Monyet dan Burung

Oleh : Tri Murdaningsih, S.Pd

Pagi yang ceria, udara sejuk, suasana gembira. Saat itu Monyet dan burung sedang berada di Goa. Mereka menatap masa depan yag indah. Kehidupan mereka sangat bahagia. Walaupun mereka dari keluarga yang berbeda, tapi selalu rukun dann saling membantu.

Suatu ketika Monyet dan Burung secara tidak sengaja bertemu di hutan. Pada waktu itu mereka mencari makanan. Pada saat monyet memanjat pohon pisang tiba-tiba terjatuh karena licin. Pada saat itu Burung yang melihatnya langsung menolongnya. Burung mengepakkan sayapnya untuk mengajak monyet naik di punggungnya.

“Wah ternyata di sini banyak sekali pohon pisang dan ada sebagaian buah yang sudah matang,” kata Monyet dalam hati.

“Walaupun aku tidak bisa manjat , tapi harus tetap aku raih,” kata Monyet dengan suara lirihnya.

Sedikit demi sedikit , akhirnya Monyet berusaha meraih buah pisang dengan dengan memanjat perlahan-lahan. Beberapa kali Monyet hampir terjatuh, tapi tetap ia perjuangkan tanpa kenal lelah dan dan putus asa. Dan belum sampai meraih buahnya tiba-tiba Monyet terjatuh.

“Mon ayo naik ke punggung, cepat ...,” kata Burung

Monyet pun dengan sigap langsung meluncur naik ke punggung Burung.

“Terima kasih Burung, bagaimana kalau tidak ada kamu, aku pasti jatuh dan mungkin bisa mati, kata Monyet.

Sudahlah tidak usah dipikirkan, seharusnya kamu bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup,” kata Burung serasa menghibur Monyet.

“Ayo kamu aku antar ke rumah, biar pisangnya nanti aku yang bawa,” kata Burung.

Akhirnya Monyet diantar pulang. Tak lama kemudian sampailah di rumah Monyet. Burung membaringkan tubuh monyet di atas jerambah. Dikasihnya minum dan makanan untuk menghilangkan kejadian yang dialaminya tadi.

“Mon silahkan ini diminum dan dimakan dulu biar kamu pulih dan semangat kembali,” kata Burung.

“Ya sekali lagi, terima kasih,” jawab Monyet dengan suara lirihnya.

“Ya sudah Mon, aku pamit besuk aku kembali menjengukmu,” kata Burung.

“Ya, hati-hati dijalan,” jawab Monyet.

Diperjalanan Burung bertemu kupu-kupu. Kupu-kupu menyampaiakan kejelekan Monyet yang sering ia lakukan pada dirinya.

“Hai Burung, aku tahu kamu habis dari rumahnya Monyet kan ? dan kamu yang menolongnya kan ? sungguh luar biasa,” kata kupu-kupu seraya menunnjukkan sikap yang kurang suka terhadap Monyet.

Bersambung......

Batang, 21 Juli 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cernaknya, Bunda. Salam literasi

21 Jul
Balas

Terima kasih atas apresiasi dan kunjungannya pak Dede semoga semakin sehat selalu

21 Jul



search

New Post