Tri Murdaningsih, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Monyet yang Serakah

Monyet yang Serakah

Tagur 365 hari ke-13

Monyet yang Serakah

Oleh : Tri Murdaningsih, S.Pd

Musim kemarau telah tiba. Pohon-pohon sebagian mulai berguguran. Waktu itu hanya buah apel yang maasih bertahan hidup. Monyet, Tupai, dan Burung adalah sahabat yang paling menghargai dan tolong menolong.

Suatu hari Monyet kebingungan untuk mencari makanan, ia sudaah berkeliling hutan, tapi tak satupun makanan ditemukan. Monyet begitu panik dan hampir putus asa. Tak lama kemudian Monyet bertemu tupai sahabat lamanya.

“Apakah engkau yang disana Tupai ?,” kata Monyet.

“Ya betul ada apa gerangan engkau memanggilku,” kata Tupai.

“Apakah engkau sudah tidak kenal aku Tupai ?,” kata Monyet.

“Oh ternyata dari tadi kamu ya Mon,” jawab Tupai yang masih penasaran dengan suara panggilan tadi.

“Ternyata dunia hanya selebar daun kelor ya,” kata Monyet.

“Ya tentu buktinya sudah sekian lama kita berpisah, bahkan aku sempat melupakan kamu Mon, tapi hari ini kita dipertemukan,” kata Tupai sambil memeluk monyet.

“Ya aku begitu terharu, setelah petemuan ini aku berharap kita akan selalu bersama dan tidak akan terpisah lagi,” kata Monyet.

‘Oh ya Mon, apakah engkau masih seperti dulu yang suka serakah ?,” kata Tupai.

“Oh tenang saja, aku sudah berubah, aku akan menjadi binatang yang baik dan mau menghargai binatang lain,” kata Monyet dengan meyakinkan sahabatnya itu.

“Mon kamu tahu tidak kabarnya Burung sekarang.” Kata Tupai.

“Tidak Pai,semenjak kita berpisah saat itu, aku sudah tidak tahu kabarnya sama sekali, ya seperti kamu ini, tapi tiba-tiba kita sekarang bisa bertemu kan, mudah-mudahan tak lama lagi Burung juga akan muncul dihadapan kita ini,” kata Monyet.

Ketika Monyet sedang bercanda ria melepas rasa kangen, karena lama berpisah, tiba-tiba muncullah kehadiran burung dengan tubuh yang tidak berdaya. Karena udara begitu panas dan makanan yang sulit untuk didapat.

“Tolong ... tolong ... tolong aku, apakah ada yang mau menolong aku ?, aku kehausan dan lapar,” Burung dalam kondisi tidak berdaya.

“Hai Tupai, engkau dengar tidak, kalau ada suara yang meminta tolong,” kata Monyet.

“Aku di sini, tolong ...tolong..., aku sudah tidak kuat lagi,” kata Burung dengan nada yang semakin lama semakin hilang suaranya.

Bersambung .....

Batang, 2 Juli 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus ceritanya.

02 Jul
Balas

Terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya Bu Rina semoga semakin sukses selalu

03 Jul

Keren cernaknya bunda Tri, semoga sehat selalu

02 Jul
Balas

Terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya Bu Sri Rahayu semoga semakin sukses selalu

02 Jul



search

New Post