H28.Tantangan 30
Haria Sasangbawana
Semua bungkam, mulut mereka yang biasa berteriak pun mendadak bungkam. Padahal, biasanya, mereka yang paling vokal meneriakkan yel-yel kebersamaan, persaudaraan,, persatuan memaksa kedigdayaan dan keperkasaanku untuk mewujudkannya. Namun, di saat-saat aku sering dipecundangi, mulut mereka terbungkam seribu bahasa. Dan sakitnya, mereka tak menunjukkan pembelaan sama sekali.
Namun, namaku Haria Sasangbawana, selalu terbiasa untuk hidup mandiri, tak terpengaruh oleh sistem politik apapun, aku tetap punya solidaritas yang kuat. Pendukungku siap mati untukku. Hidupku bisa di mana saja, dari jalanan sampaii istana, dari negeri nyata, sampai negeri di kaki lintasan kaki sang Naga, pasti, semua senang berkawan denganku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar