Tri Palupi

Biasa dipanggil Palupi, saya seorang guru penjas dan ibu rumah tangga, terlahir di sebuah dukuh yang dikelilingi persawahan bernama Dukuh Rujak Beling, Desa Sem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Wisata Edukasi Yang Terabaikan
Gombong

Wisata Edukasi Yang Terabaikan

Sabtu pagi, 21 Desember 2019. "Satu dua tiga satu, satu dua tiga dua," sayup sayup terdengar suara tentara yang sedang latihan di Lapangan sebelah selatan Beteng Van Der Wijck. Masih sama seperti sembilan belas tahun yang lalu, saat beteng ini mulai dibuka untuk umum.

Berada di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Benteng ini tetap setia berdiri kokoh sampai sekarang, dibangun sekitar tahun 1818, beteng berbentuk persegi delapan dan hanya satu-satunya di Indonesia. Awal pebangunan adalah dipergunakan sebagai pertahanan Hindia-Belana sehingga tak heran beteng ini merupakan destinasi wisata edukasi sejarah yang tidak ternilai harganya.

Dikutip dari website kemendikbud, https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Beteng Van Der Wijck telah terdaftar menjadi bangunan cagar budaya nasional. Dengan nama pemilik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), saat ini dikelola oleh Indo Power MS ltd.

Dari sumber yang kami wawancarai, bu Yuni seorang pedagang jajanan yang sudah berdagang dari awal beteng ini mulai dibuka untuk umum mengatakan bahwa "Siki sepi mba, ora kaya mbien seurung tiket diundakna. Saben dina rame, siki paling nek minggu utawa nek ana acara." ( Sekarang sepi mba, tidak seperti dulu sebelum tiket dinaikan. Setiap hari ramai, sekarang paling kalau hari minggu atau kalau ada acara).

Efek yang sangat nyata dirasakan dan disayangkan adalah wisata edukasi sejarah ini, sekarang tidak lagi menjadi pilihan utama bagi wisatawan maupun para siswa untuk belajar di luar kelas.

Buntutnya kualitas sarana prasarana menjadi menurun, banyak wahana-wahana yang dibiarkan mangkrak dan kurang terawat karena sepi pengunjung. Hal senada juga disampaikan Teguh Hindarto dalam blognya yang berjudul "Beteng Van Der Wijck Saksi Bisu Sebuah Sejarah" juga menyayangkan kondisi beteng yang "pating slengrah" (berantakan) dan kurang terawat dengan baik.

Harapan kami semoga semua pihak mulai dari stakeholder, pemilik, pengelola dan masyarakat bergotong-royong menghidupkan kembali destinasi wisata kebanggaan kota Gombong ini.

Salah satunya adalah kebijakan yang harus diambil pihak pengelola dengan menurunkan harga tiket masuk, yang jelas agar lebih terangkau, terutama adalah untuk kalangan pelajar.

Peningkatan pengelolaan mutlak diperlukan, promosi dan anjuran dari dinas terkait kepada sekolah dan madrasah untuk mengunjunginya juga sangat dinantikan, agar sumber literasi edukasi sejarah ini menjadi pembuka mata, pembuka hati dan pembuka pikiran tentang sejarah perjuangan para pendahulu dalam melawan dan mempertahankan kemerdekaan.

Sehingga secara otomatis akan menjadi stimulus yang efisien dan efektif terhadap lahirnya generasi-generasi muda calon penerus bangsa yang mempunyai jiwa patriotisme dan nasionalisme terhadap negara kesatuan RI yang kita cintai ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju Bund. Keren wisatanya. Ralat judul kata Yang seharusnya yang. Sukses selalu dan barakallahu fiik

03 Jan
Balas



search

New Post