Tri Riswakhyuningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
YAKIN DENGAN KEYAKINAN KELAS

YAKIN DENGAN KEYAKINAN KELAS

Mengapa saat mengendarai kendaraan roda dua/motor ada aturan harus memakai helm? Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk ‘keselamatan’. Mengapa saat mau makan dianjurkan mencuci tangan? Kemungkinan jawaban Anda adalah ‘untuk kesehatan’. Keselamatan dan kesehatan ini merupakan ‘keyakinan’, yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang apapun, baik suku, negara, bahasa, agama dan lainnya. Nilai-nilai kebajikan universal merupakan fondasi dalam berperilaku.

Salah satu nilai kebajikan universal yang sangat penting di sekolah adalan disiplin. Biasanya, disiplin dihubungkan dengan kepatuhan pada peraturan. Disiplin juga sering dihubungkan dengan hukuman. Hal ini terjadi karena murid yang melanggar peraturan akan diberi hukuman. Padahal, mendisiplinkan murid juga bisa tanpa hukuman, disebut disiplin positif (Durrant, 2010).

Disiplin positif sesuai dengan fiosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Bahwa, untuk menciptakan murid yang merdeka, mereka harus memiliki disiplin diri yang kuat. Disiplin diri sebagai bentuk motivasi internal. Jika tidak memiliki motivasi internal, maka memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan atau motivasi eksternal. Disiplin diri membuat murid dapat menggali potensinya, mengontrol diri, bertanggung jawab, dan bertindak sesuai nilai-nilai kebajikan universal. Caranya dengan tindakan restitusi.

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan dan kembali pada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat (Gossen, 2008). Restitusi merupakan proses kolaboratif antara guru dengan murid. Guru mengajarkan murid mencari solusi pemecahan masalah, membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang diinginkan, dan bagaimana memperlakukan orang lain.

Segitiga restitusi terdiri dari 3 sisi, disebut segitiga restitusi/restitution triangle. Sisi 1 menstabilkan identitas (stabilize the identity), sisi 2 validasi tindakan yang salah (validate the misbehavior), dan sisi 3 menanyakan keyakinan (seek the belief). Segitiga restitusi, kemungkinan sudah dipraktikkan oleh guru sebelum mengetahui teori restitusi. Mengapa demikian? Karena penerapan langkah-langkah segitiga restitusi tidak harus dilakukan satu persatu secara kaku, namun sesuai gaya masing-masing guru.

Sisi 1 menstabilkan identitas (stabilize the identity), merupakan bagian dasar dari segitiga. Bertujuan untuk mengubah identitas murid, dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan, menjadi orang yang sukses. Dapat dilakukan dengan memberikan pernyataan atau pertanyaan. Misalnya berbuat salah itu tidak apa-apa, tidak ada manusia yang sempurna, saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu, kita bisa menyelesaikan ini, saya tidak tertarik mencari siapa yang salah tapi ingin mencari solusi dari permasalahan ini, kamu berhak merasa begitu, dan apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri? Dengan mengatakan kalimat-kalimat tersebut, murid akan sulit atau tidak mungkin untuk membangkang. Membantu murid berpikir rasional, tenang dan kembali mengikuti pembelajaran.

Sisi 2 validasi tindakan yang salah (validate the misbehavior), bertujuan untuk memahami kebutuhan dasar apa yang memicu sebuah tindakan. Pertanyaan yang dapat diajukan misalnya “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”. Membuat murid lebih terbuka dan guru berada dalam posisi murid sehingga akan memiliki perspektif yang berbeda.

Sisi 3 menanyakan keyakinan (seek the belief). Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka murid akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan yang dapat diajukan “Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?”, “Kamu mau jadi orang yang seperti apa?”.

Guru akan menemui berbagai macam perilaku murid di kelas. Misalnya pada saat guru memberikan tugas. Murid yang memiliki motivasi intrinsik, mengerjakan dengan sungguh-sungguh, hasilnya bagus, dan dikumpulkan tepat waktu. Namun, murid yang tidak memilikinya, mengerjakan tugas dengan bermalas-malasan, asal-asalan, bahkan tidak membuatnya. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan murid yang memiliki disiplin diri, sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik. Salah satu cara mendisiplinkan murid yang tidak atau kurang memiliki motivasi intrinsik adalah dengan membuat keyakinan kelas.

Keyakinan kelas merupakan bentuk budaya positif di sekolah, nilai kebajikan yang menjadi karakter atau ciri khas sekolah. Budaya positif di sekolah sanga penting untuk mengembangkan dan menguatkan karakter murid. Murid yang disiplin, santun, jujur, peduli, dan bertanggung jawab. Adanya keyakinan kelas diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada Profil Pelajar Pancasila. Keyakinan kelas dirumuskan bersama dengan murid, guru berperan sebagai fasilitator. Keyakinan kelas mencakup berbagai macam aspek kesepakat ataupun aturan yang berlaku di dalam kelas. Menggali potensi positif sebagai landasan keyakinan kelas dan benar-benar secara sadar diyakini bersama. Menggunakan kalimat universal dan positif sehingga mudah diingat murid. Tugas guru adalah menciptakan pembelajaran yang aman dan menyenangkan, sehingga budaya positif dapat muncul.

Keyakinan kelas dapat dibuat dalam bentuk kesepakatan bersama. Misalnya dalam pembelajaran IPA, guru dan murid membuat kesepakatan dalam mengerjakan tugas ekologi. Ekologi adalah salah satu materi esensial dalam pembelajaran IPA. Materi ekologi terdiri dari aliran energi, satuan dalam ekosistem, daur biogeokimia, dan interaksi antar komponen ekosistem. Aliran energi mencakup konsep rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. Satuan dalam ekosistem mencakup konsep individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Daur biogeokimia mencakup konsep siklus air, siklus karbon, dan siklus nitrogen. Interaksi antar komponen ekosistem mencakup konsep simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, simbiosis parasitisme, predasi, antibiosis, dan herbivori. Untuk menguatkan pemahaman konsep ekologi, murid diberi tugas membuat mind map dalam waktu 1 minggu.

Keyakinan kelas dibuat bersama dengan murid. Nilai-nilai kebajikan universal yang ditulis merupakan bentuk kesepakatan bersama. Keyakinan bersama yang dibuat adalah disiplin, tanggung jawab, memberikan yang terbaik dari diri, komitmen, dan penalaran.

Terdapat 2 kategori dalam pelaksanaannya, yaitu murid yang mematuhi keyakinan kelas dan murid yang melanggar keyakinan kelas. Murid yang mematuhi keyakinan kelas, tugas selesai tepat waktu, visualisasi mind map menarik dan jelas. Berikut adalah tampilan mind map murid yang mematuhi keyakinan kelas. Murid yang melanggar keyakinan kelas adalah murid yang tugasnya tertinggal di rumah atau hilang. Kepada murid tersebut diberi tindakan restitusi dengan cara membuat tugas kembali dengan tidak ada perpanjangan waktu, sehingga visualisasi mind map kurang menarik.

Murid yang melanggar keyakinan kelas dan mengalami kegagalan, mungkin sedang mencari perhatian. Mereka mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau dikritik, maka murid akan tetap dalam posisi gagal. Semua orang termasuk murid, berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara, baik positif maupun negatif. Jika tidak terpenuhi dengan cara positif, maka akan mencoba mendapatkannya dengan cara negatif. Cara negatif misalnya dengan melanggar peraturan atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan. Murid yang melanggar kayakinan kelas, mungkin kebutuhan untuk diterima (love and belonging) dan kekebebasan (freedom) tidak terpenuhi. Sehingga membuat kesalahan dengan melanggar keyakinan kelas supaya diperhatikan oleh guru dan teman-temannya.

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, murid membuat umpan balik. Bagi murid yang tidak melanggar keyakinan kelas, umpan balik berfungsi untuk memperkuat perilaku positif. Bagi murid yang melanggar keyakinan kelas, umpan balik berfungsi untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki kedepannya. Berikut adalah umpan balik yang diberikan murid.

Keyakinan kelas dalam bentuk kesepakatan bersama tugas ekologi, memuncukan karakter disiplin, tanggung jawab, memberikan yang terbaik dari diri, komitmen, dan penalaran. Karakter disiplin muncul saat murid berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Tanggung jawab muncul saat murid berusaha menjaga tugas dengan baik sehingga tidak hilang ataupun tertinggal. Memberikan yang terbaik dari diri muncul saat murid berusaha membuat mind map dengan visualisasi yang baik. Penalaran muncul saat murid memvisualisasi konsep yang abstrak menjadi konkret.

Keyakinan kelas yang dibuat mampu menciptakan budaya positif di sekolah. Menguatkan motivasi internal dan menciptakan motivasi eksternal murid, sehingga dapat bertindak sesuai nilai-nilai kebajikan universal. *Penulis adalah guru IPA SMP Negeri 2 Subah, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

erima kasih atas apresiasinya, Pak Susanto. Salam literasi.

10 Dec
Balas

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

05 Nov
Balas

Terima kasih atas apresiasinya, Pak Dede. Salam literasi.

10 Dec

salam literasi bu, tetap terus berkarya

05 Nov
Balas



search

New Post