Trisma

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SANG PENGGERAK (Tagur 5 per 30)

SANG PENGGERAK (Tagur 5 per 30)

SANG PENGGERAK

Kali pertama mengenalnya saat mengikuti perhelatan akbar kompetisi Guru Berprestasi Nasional 2014 di Jakarta. Saya dan beratus peserta perwakilan 32 provinsi membentuk gelombang besar, memberikan standing applause, saat namanya diumumkan menjadi bagian terbaik guru SD se-Indonesia dalam urutan juara pertama, kedua dan ketiga.

Setelah itu, beberapa kegiatan seremonial Gupres 2014 di seputaran Jakarta memberi kesempatan luas antarpeserta untuk saling mengenal, mulai di bis sampai di Cempaka Mas Mall. Di ujung pertemuan, kami semua berikrar untuk sama belajar, dalam ikatan keluarga G14.

November 2014, saya berkesempatan satu panggung dengannya sebagai salah satu penerima Anugerah Konstitusi - Guru PKn Berprestasi, event nasional yang digelar oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) di Bogor, Jawa Barat, menjadi media reuni anggota keluarga Gupres 2014, merengkuh bahu melepas rindu.

November 2015, panggung Inobel Kemdikbud RI menjadi ajang pembuktiannya sebagai guru profesional. Sekali lagi saya menjadi bagian yang memberikan standing applause, saksi kesuksesannya.

Unik, itu catatan saya untuknya. Bagaimana tidak? Ia produktif mencurahkan gagasan yang mewujud dalam artikel, kolom, opini, sampai belasan buku yang sudah diterbitkan, dengan tema yang tidak melulu menjadi concern keahliannya. Di sekolah ia tak sungkan melakoni pementasan seni, sekali lagi ini bukan tupoksinya. Tampil apik berbicara pada level lokal sampai internasional bukan hal asing baginya, meski materi diskusi tidak beririsan dengan dunia pelajaran yang diampunya. Bahkan ia tetap memberikan persembahan prima lewat kanal you tube sekolah, saat daring menjadi pilihan belajar di masa pandemik Corona.

Apakah sederet karyanya adalah pelarian dari pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya?

Tidak! deretan prestasi dan penghargaan berlabel mata pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya, adalah potongan kecil pembuktian kualitas pengabdiannya.

Apakah ia sibuk berprestasi sendiri?

Of course not! Ia tetap setia membersamai para siswa melukis sejarah sekolah dengan capaian perunggu, perak hingga medali emas. Ia pun menjadi bagian anak tangga yang mengantar rekan dan atasan mengukuhkan prestasi sekolah, dengan bilangan penghargaan nasional.

Ia sejatinya Sang Penggerak itu, yang jam pelajarannya ditunggu dan hadirnya dirindu, karena “Olahraga! adalah jawab mayoritas para siswa, saat kita ajukan tanya, “pelajaran apa yang paling disuka?”. Ia menjadi sedikit dari jutaan guru PJOK di Indonesia yang tak henti berkarya, dan tetap bersahaja.

Dalam padat kesibukannya, ia tetap menghadirkan semangat bagi warga sekolah, bergerak dengan bilangan satu sampai delapan.

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan.

Dua, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan.

Ialah Agung Sudaryono, guru PJOK SD Muhammadiyah, Sapen, Yogyakarta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post