Rendang Asa di Tungku Pandemi
Rendang Asa di Tungku Pandemi
Hari ke - 680
Lihatlah tuan, negeriku sedang sakit kini
Walau sang surya selalu setia memberi cahaya
Walau sang bayu masih setia meliuk syahdu
Walau sang hujan masih setia membasahi bumi cinta
Bumi mulai lelah merapal cinta membujuk makna
Karena cinta terkadang berubah jadi luka dan duka
Bumi mulai sesak dengan perilaku insan yang terbilang cendikia
Karena cendikia kadang hanya sebagai topeng bagi mereka yang tercela
Lihatlah tuan, sejatinya sakit negeriku tidak lebih sakit dari penghuninya
Yang selama ini terlalu dimanja sehingga muncul si pongah dan si serakah
Negeriku hanya mencoba memberi sedikit teraphi dengan hadirnya pandemi
Agar lebih bisa sedikit menghargai dan mensyukuri
Kau tahu tuan, setentang asa yang terlanjur lahir di rahim waktu
Yang telah di sapih semangat menyala dan membara
Untuk sebuah inovasi membumbui rutinitas selama ini
Ku dapatkan dari kegiatan giat literasi bersama rekan Oemar Bakri
Aku terlahir sebagai Oemar Bakri
Memilih menjadi pendar cahaya seekor kunang-kunang
Tuk menerangi jalan menuju jalan menuju cita-cita peserta disikku
Kau tahu tuan, belum genap seumur jagung aku mendapat amunisi baru
Literasi dinamai senjata yang memiliki amunisi semangat dan tekad yang kuat
Di tengah ilalang virus mengepakkan sayap
Membuat bangku-bangku tak tersentuh peserta didik
Membuat papan tulis tak terjamahi tinta hitam Oemar Bakri
Aku masih merendang asa walau di tungku pandemi
Dunia maya menjembatani ku dengan mereka
Walau semu namun terkesan lebih bermakna
Kita masih bersua memberi dan menerima
Kau tahu tuan, Oemar Bakri kini tak lagi sekedar mengayuh sepeda
Terlebih mengayuh motivasi untuk gemerlapnya cakrawala pendidikan
Dengan pelangi-pelangi literasi memberi warna indah kepada penerus penjaga negeri
Rendang asaku terlanjur lezat untuk dihidangkan
Tidak hanya mengundang selera jiwa-jiwa sekitarku
Tidak lagi sekedar mencicipi dengan netra liarnya
Namun mereka mencoba meracik menu baru untuk asanya
Semua masih setia di dalam kuali literasi
Giatlah literasi, giatlah anak negeri
Pandemi jangan jadi alasan, untuk menuju pendidikan berkesan
(ITC, Maninjau 12122021)
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat berliterasi. Keren puisinya, Bun.
Tulisan yang menginspirasi bunda. Luar biasa
Wuih.. keren sekali.. diksi nan kusuka. Sehat dan sukses selalu Pujangga cantik
Wow, luar biasa banget puisinya Bu. Kereeeeen, sukses selalu ya Bu
Keren Uni. Diksinya memukau. Salam puisi Uni.