Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jalan Panjang Zed (2)
Anni Sprat

Jalan Panjang Zed (2)

Kami saat itu terdiam. Tak ada yang menyahuti lagi. Rocky maupun Emille tak membantah kata-kataku. Kami memang sudah bersahabat, maka kami betul-betul tak ingin ada hal buruk terjadi pada kami semua.

Darren dan Rocky bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan ternama. Satu kantor. Sedangkan, Berry adalah seorang pelukis ternama di negara kami. Lukisan-lukisannya mendunia. Dari tangannya, dia bisa mengumpulkan pundi-pundi uang dan tentu saja sangat populer. Grace, istri Berry adalah teller di sebuah bank.

Venna hingga saat ini memilih menjadi seorng fashion designer. Mirip Berry, karya-karyanya sudah melanglang buana ke beberapa manca negara. Venna dan Berry boleh dikata adalah para entertainer ternama.

Berbeda dengan Venna, Emille memilih menjadi guru di sebuah sekolah dasar. Dia memang sejak muda sudah nampak sangat telaten dengan anak-anak. Lepas dari sekolah menengah atas, Emille langsung memilih sekolah guru. Menurutnya, mengasuh dan mengatur anak-anak tak serumit melakukannya pada orang dewasa. Meski terkesan nakal, tetapi mereka sangat lucu dan menggemaskan.

Aku sendiri berbanding terbalik dengan Emille. Aku tak terlalu suka dunia anak-anak. Ribet dan merepotkan, itu pikirku. Aku tak cukup telaten menemani dan mengajari mereka apapun. Sering aku dibuat marah karena mereka begitu nakal dan tak bisa diatur. Itulah sebabnya aku memilih menjadi seorang dosen di perguruan tinggi.

Dulu, Zed tak tinggal di kota kami. Bertahun-tahun dia menghilang. Tak ada kabar. Tak ada kontak di antara kami sampai akhirnya dia pulang kembali. Sudah kami coba mencari keberadaannya, tapi tak jelas sama sekali dia di mana. Tak ada keluarga Zed yang tersisa di kota ini selain mantan pembantu rumah tangganya yang sudah menua.

Dulu, Zed tak tinggal di kota kami. Bertahun-tahun dia menghilang. Tak ada kabar. Tak ada kontak di antara kami sampai akhirnya dia pulang kembali. Sudah kami coba mencari keberadaannya, tapi tak jelas sama sekali dia di mana. Tak ada keluarga Zed yang tersisa di kota ini selain mantan pembantu rumah tangganya yang sudah menua.

Pernah kami mendatangi pembantu itu, tapi ternyata dia sudah tak lagi bekerja di sana sebelum Zed meninggalkan kota kami. Dia justru terkejut ketika mendengar dari kami bahwa Zed dan mamanya meninggalkan kota. Zed telah kehilangan papanya sejak dia masih berumur dua bulan. Papanya meninggalkan Zed dan mamanya begitu saja. Itu saja yang kami tahu tentang Zed.

Sepertinya Zed memang tak punya keluarga di kota kami selain mamanya. Bisa jadi, papa dan mama Zed adalah pendatang. Perantau yang mengadu nasib di kota kami. Orang tua-orang tua kami pun tak ada yang mengenali papa dan mama Zed sebelumnya, sampai akhirnya kami bersahabat. Itupun, tak banyak hal yang kami ketahui tentang Zed dan mamanya. Persahabatan kami tak terlalu mempersoalkan asal-usul.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

23 Jan
Balas

Terima kasih Pak Dede..sehat dan barakah umur ya, Pak. Aamiin

24 Jan

Persahabatan indah yg tak menanyakan asal usul. Lanjuutt crt kerennya bunda.

23 Jan
Balas

Terima kasih banyak ya bunda. Makasih sudah berkunjung dan mengapresiasi

24 Jan



search

New Post