Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kemuning (3)
IDN Times

Kemuning (3)

Ruangan ini tiba-tiba terasa sepi. Tak ada suara papun selain desau angina yang nyata ketika daun-daun bergesek. Kemana semua orang di rumah ini. Mama dan papa yang biasa sudah bangun, tak nampak beraktivitas. Tak ada aktivitas yang menunjukkan mereka sudah terjaga dari lelap malam yang dingin ini. Ini sudah agak siang. Seharusnya, aku sudah bisa mendengar suara mereka. Jam-jam seperti ini mereka pasti membangunkan aku. Aku baru menyadari, tadi saat salat subuh, aku memang tak mendengar suara mereka membangunkan aku seperti biasanya.

Aku bergeser menuju pintu kamar. Memutar pegangan pintu perlahan. Sunyi. Tak ada siapapun.

“Ma? Pa? Kok sepi? Pada ke mana nih?” teriakku dari depan kamar.

Tiba-tiba ada ketakutan yang menyergapku. Paranoid rasanya aku. Mungkin banyaknya berita-berita kriminal yang terjadi yang aku dengar dan aku baca, membuat ketakutan ini semakin menjadi.

Aku segera menepis pikiran buruk yang berkelebat tiba-tiba di kepalaku. Mengusap butiran keringat yang tiba-tiba saja sudah memenuhi dahi dan sebagian wajahku. Keringat dingin. Menenangkan debar jantung yang berdetak kencang. Jauh lebih kencang dari biasanya.

Tak mungkin terjadi hal-hal yang tak dinginkan pada papa dan mamaku. Mereka bukan siapa-siapa. Mereka bukan orang terkenal. Bukan pula orang kaya raya. Bukan pemegang saham perusahaan atau bahkan pemilik perusahaan. Mereka adalah orang-orang biasa yang hidupnya tak populer. Tinggal di pinggiran kota yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota dan kehiduapn para penghuninya. Tak aka nada satu orang pun yang berniat jahat kepada papa dan mama.

Setelah menunggu beberapa menit. Aku berjalan menuju ruang keluarga. Lalu berbelok ke arah kiri, menuju kamar tidur papa dan mama. Aku melongokkan kepalaku ke kamar tidur mereka, begitu pintu kamar tidur aku buka. Tak ada siapa-siapa. Keadaan kamar masih sangat rapi. Seperti tak ada yang menidurinya semalam.

Aku masuk ke kamar papa dan mama. Menuju ke kamar mandi. Ketakutan itu datang lagi. Pikiran buruk kembali berkelebat dan memenuhi pikiranku. Ada banyak kejadian pembunuhan yang menyimpan korbannya di kamar mandi. Tak ada siapa-siapa. Lalu, ke mana mereka gerangan?

Aku ke luar dari kamar tidur papa dan mama dan berjalan menuju ruang makan. Siapa tahu mereka sedang khusyuk menikmati makan pagi. Tapi, lagi-lagi aku kecewa. Tak ada siapapun di ruang makan. Bahkan tak ada makanan yang tersaji di meja makan.

Aku ayunkan langkahku menuju dapur. Selain halaman depan dan kebun belakang, dapur adalah tempat favorit mama. Mama bisa menghabiskan banyak waktu dan berlama-lama di tiga tempat itu. Aku pasti bisa menemukan mama di antara tiga tempat itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post