Dag dig dig. Hati berdebar tak karuan. Dari seminggu yang lalu sudah terpikir dalam benak ku. Bisakah saya menulis...

Katanya... saat mengikuti write camp saya diwajibkan membuat buku. Akan tetapi semangat membara bagai seekor unta mencari air di padang pasir ini mengalahkan perasaan campur aduk itu.

Dengan bacaan basmallah, kumulai bersiap untuk datang ke MAN IC Serpong. Setibanya di tempat acara, ketegangan pun mulai terkikis...

Pemateri yang luwes memberi arahan, bahkan tempat yang nyaman menambah antusiasku. Kenapa tak dicoba?

Bagaikan seorang penulis profesional. Tangan ini pun mencorat-coret buku, menuliskan kata perkata yang diungkapkan pemateri.

Tibalah saatnya membuat tulisan dengan gaya kolom. Kubuka laptop asus merah ini. Beberapa kata pun terangkai...

Kulihat tulisan itu berulang-ulang. Ternyata.... membutuhkan waktu lebih lama untuk meyakinkan hati ini. Pantaskah dipublikasikan?

Lima belas menit berlalu.... otak pun terasa mendidih. Tangan terpaku di atas keyboard. Mata sibuk mencari ide-ide....

Adzan pun berkumandang, Allah telah memanggilku... Kuputuskan berhenti sejenak untuk memenuhi kewajiban.

Setelah melaksanakan rukun Islam yang dua, kuniatkan untuk melanjutkan menulis. Namun... Ada kotak putih yang melambai-lambai, ditambah lagi harumnya semerbak bubuk hitam (kopi) yang mengurungkan niatku.

Tak terasa... waktu hari ini habis, kata-kata penutup dari pak Eko menyadarkan saya bahwa sulitnya merangkai kata...

Akan tetapi, pengalaman hari ini memompa semangat ku merangkai kata menjadi sebuah buku.

MAN IC Serpong, 25 Mei 2017

Triyatun_Min 2