Tuti Haryati

Saya Tuti Haryati lahir di Jakarta 16 April 1975 Pemerhati inklusi yang selalu melayani dengan hati memiliki hobi membaca dan menulis Pemerhati ini menyele

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibu adalah madrasah pertama

Ibu adalah madrasah pertama

Ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya, tempat dimana anak mendapat asuhan dan diberi pendidikan pertama bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Seorang ibu secara sadar atau tidak sadar telah memberi pendidikan kepada sang janin, karena menurut penelitian bahwa bayi dalam kandungan sudah bisa mendengar bahkan ikut merasakan suasana hati seorang sang ibunda, maka tidak heran jika ikatan emosional seorang ibu dan anak akan lebih tampak dibandingkan dengan seorang ayah.

Jika seorang ibu dapat memahami dan mau melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik, dengan segala tuntutan dan teladan pada anak. InsyaAllah akan terlahir generasi yang shalih, unggul dan mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kehidupan yang layak.

Pada dasarnya manusia itu mempunyai potensi yang positif untuk berkembang tetapi apakah potensi itu akan diaktualisasikan atau tidak sangat ditentukan oleh pendidikan di dalam keluarga, seperti yang dituntunkan Rasullullah SAW bahwa: “setiap bayi lahir dalam fitrah (Bertauhid). Ibu dan bapaknyalah yang menjadi yahudi, nasrani atau majusi”.

Ibu dan bapak bagi anaknya di dalam keluarga merupakan suatu wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak kehidupan mereka. Dan diharapkan dari merekalah seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan matang dan dewasa.

Berbicara mengenai pendidikan anak maka yang paling besar pengaruhnya adalah ibu. Di tangan ibu keberhasilan pendidikan anak-anaknya walaupun tentunya keikutsertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran penting di dalam mendidik anak-anaknya terutama pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik atau jasmani, intelektual, psikologis, sosial dan pendidikan seksual.

Peranan ibu dalam mendidik anaknya dibagi menjadi empat tugas penting yaitu: ibu sebagai pemuas kebutuhan anak ;ibu sebagai teladan dan ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak serta ibu sebagai figur publik."riyanhidayattulloh.wordpress.com"

Pertama, peran ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhan anak, fungsi ibu ini sangat besar artinya bagi anak, terutama sampai periode anak sekolah, bahkan sampai menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi secara terbuka dengan anaknya.

Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya. Kebutuhan psikis meliputi kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, diterima dan dihargai. Sedangkan kebutuhan sosial akan diperoleh anak dari kelompok di luar lingkungan keluarganya.

Dalam pemenuhan kebutuhan ini, ibu hendaknya memberi kesempatan bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan spiritual, adalah pendidikan yang menjadikan anak mengerti akan kewajibannya kepada Allah, kepada Rasul-Nya, orang tuanya dan sesama saudaranya, menjadi tanggung jawab ayah dan ibunya. Karena memberikan pelajaran agama sejak dini merupakan kewajiban orang tua kepada anaknya dan merupakan hak untuk anak atas orang tuanya, maka jika orang tuanya tidak menjalankan kewajiban ini berarti menyia-nyiakan hak anak.

Seorang ibu harus memberikan atau memuaskan kebutuhan anak secara wajar, tidak boleh berlebihan maupun tidak kurang. Pemenuhan kebutuhan anak secara berlebihan atau kurang akan menimbulkan pribadi yang kurang sehat kelak kemudian hari. Seorang ibu yang memenuhi kebutukan anaknya secara berlebihan akan menyebabkan anaknya cenderung memiliki sifat manja. Begitupun sebaliknya seorang ibu yang kurang memenuhi kebutuhan anaknya akan menyebabkan si anak cenderung memiliki sifat pasif yang berakibat si anak tidak bisa mengembangkan potensi yang berada di dalam dirinya.

Dalam memenuhi kebutuhan psikis anak, seorang ibu harus mampu menciptakan situasi yang aman bagi putra-putrinya, ibu diharapkan dapat membantu anaknya apabila mereka menemui kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah, artinya anak tidak akan mudah cemas dalam mehadapi masalah-masalah yang timbul.

Seorang ibu harus mampu menciptakan hubungan atau ikatan emosional dengan anaknya. Kasih sayang yang diberikan ibu terhadap anaknya akan menimbulkan berbagai perasaan yang dapat menunjang kehidupannya dengan orang lain. Cinta kasih yang diberikan ibu pada anak akan mendasari bagaimana sikap anak terhadap orang lain. Seorang ibu yang tidak mampu memberikan cinta kasih pada anak-anaknya akan menimbulkan perasaan ditolak, perasaan ditolak ini akan berkembang menjadi perasaan dimusuhi. Anak dalam perkembangannya akan menganggap bahwa oranglain pun seperti ibu atau orang tuanya. Sehingga tanggapan anak terhadap orang lain juga akan bersifat memusuhi, menentang atau agresi.

Seorang ibu yang mau mendengarkan apa yang dikemukakan anaknya, menerima pendapatnya dan mampu menciptakan komunikasi secara terbuka dengan anak, dapat mengembangkan perasaan dihargai, diterima dan diakui keberadaanya. Untuk selanjutnya anak akan mengenal apa arti hubungan diantara mereka dan akan mewarnai hubungan anak dengan lingkungannya. Anak akan tahu bagaimana cara menghargai orang lain, tenggang rasa dan komunikasi, sehingga dalam kehidupan dewasanya dia tidak akan mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain.

Kedua, ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya. Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orangtua khususnya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak, maka ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Al-Furqaan ayat 74:

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi golongan orang-orang yang bertaqwa.”

Kalau kita perhatikan naluri orang tua seperti yang Allah firmankan dalam Al Qur’an ini, maka kita harus sadar bahwa orang tua senantiasa dituntut untuk menjadi teladan yang baik di hadapan anaknya.

Sejak anak lahir dari rahim seorang ibu, maka ibulah yang banyak mewarnai dan mempengaruhi perkembangan pribadi, perilaku dan akhlaq anak. Untuk membentuk perilakuan anak yang baik tidak hanya melalui bil lisan tetapi juga dengan bil hal yaitu mendidik anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehiduapnnya.

Dari sini jelas bahwa perkembangan kepribadian anak bermula dari keluarga, dengan cara anak mengambil nilai-nilai yang ditanamkan orang tua baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam hal ini hendaknya orang tua harus dapat menjadi contoh yang positif bagi anak-anaknya. Anak akan mengambil nilai-nilai, sikap maupun perilaku orang tua, tidak hanya apa yang secara sadar diberikan pada anaknya misal melalui nasihat-nasihat, tetapi juga dari perilaku orang tua yang tidak disadari.

Sering kita lihat banyak orang tua yang menasehati anaknya tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Hal ini akan mengakibatkan anak tidak sepenuhnya mengambil nilai, norma yang ditanamkan. Jadi, untuk melakukan peran sebagai model, maka ibu sendiri harus sudah memiliki nilai-nilai itu sebagai milik pribadinya yang tercermin dalam sikap dan perilakunya. Hal ini penting artinya bagi proses belajar anak-anak dalam usaha untuk menyerap apa yang ditanamkan.

Ketiga, ibu sebagai pemberi stimuli bagi perkembangan anaknya. Perlu diketahui bahwa pada waktu kelahirannya, pertumbuhan berbagai organ belum sepenuhnya lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan oleh rangsang yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak.

Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi, perkembangan mental anak akan sangat ditentukan oleh seberapa besar rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya. Rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya.

Keempat, ibu sebagai publik figur. Kita tidak bisa menghindar dari yang namanya masyarakat, seorang ibu merupakan bagian integral dari masyarakat (society), sangat penting baginya melakukan adaptasi terhadap keragaman kultur, etnis dan agama. Apapun alasannya, menjadi keharusan untuk dapat hidup rukun dan damai dalam sebuah masyarakat yang heterogen. Dalam menghadapai tantangan zaman yang sangat kompetitif diharapkan para ibu mampu bersatu menjalin tali persaudaraan yang kokoh agar tidak menjadi objek pembangunan yang sangat merugikan dirinya, menjadi pelengkap penderita pembangunan. Untuk menciptakan ranah kehidupan yang kondusif, para ibu harus memiliki jiwa kepemimpinan dan ilmu pengetahuan (leadership and knowledge) yang mapan dan keteladanan yang patut diikuti. Semoga kita semua bisa menjalankan fungsi sebagai seorang ibu dengan sebaik-baiknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat bu. Melalui rekam jejak seorang ibu, akan membawa kenangan terbaik anak-anaknya.

04:35
Balas

Betul pak .... terkadang saya sebagai seorang ibu juga berfikir, ternyata jadi ibu juga sulit ya ... tp selama kita masih bisa memperbaiki diri dan menaungi anak-anak kita untuk menjadiakn semuan menjadi syurga yang dirindukan

04:41

Bener banget bu, kita hrs selalu bsa mmberi teladan yg baik buat mereka...dan sesibuk apapun kita juga hrs teap memperhatikannya.

29 Jun
Balas

Sepakat bunda .... apalagi ibu cenderung lebih dekat dengan anak-anak kita, selamat beraktifitas bunda

29 Jun

Ibu penata utama dasar kepribadian seorang anak. Benar, ibu madrasah pertama seorang anak.

04:33
Balas

thanks pak ... coment nya .... ini pelajaran penting bagi calon ibu dan yang sudah menjadi ibu ... terkadang kita sendiripun juga banyak belajar dari kehidupan dan anak-anak kita untuk selalu bernenah dan menjadi lebih baik lagi.

04:36



search

New Post