Tantangan hari ke-65. Pupus
#Tantangan 90 hari menulis (hari ke-65)
#Tantangan Gurusiana
# Pentigraf
Pupus
*
Rumah tangga Yulia dan Romi bagai di ujung tanduk. Pertengkaran demi pertengkaran setiap hari tak terelakkan lagi. Masalah sekecil pasir bisa meluap seluas gurun. Bukan hanya sebulan dua bulan kondisi itu berlangsung namun sudah hitungan tahun, mereka tetap bertahan karena demi anak. Pernikahannya dikaruniai dua anak laki-laki yang keduanya masih kecil-kecil. Bagai di atas bara begitu yang dirasakan Yulia di setiap hari yang dilaluinya bersama Romi.
*
Minta cerai itu keputusan Yulia pada akhirnya, tapi Romi tidak bersedia dan bersikokoh ingin bersama. Tetapi Romi tidak konsisten dengan keinginannya. Sebagai suami Romi tidak bertanggung jawab atas keluarganya, wataknya yang temperamen seringkali berlaku kasar pada Yulia. Kelakuan Romi semakin tak menentu, semaunya sendiri tak perduli dengan anak dan istri. Hal itu membuat yulia semakin tidak tahan dan nekat minta cerai. Dengan segala usahanya menyadarkan Romi bahwa tak mugkin lagi bisa hidup bersama akhirnya permintaan Yulia dikabulkan oleh Romi, mereka pun bercerai dan hak asuh kedua anaknya jatuh pada Yulia.
*
Seiring berselangnya waktu, setelah bercerai dengan Romi Yulia bertemu dengan Rian teman masa kecilnya. Cintapun bersemi diantara keduanya. Rian ternyata sedari dulu mencintai Yulia dan cinta itu masih tetap bertahta hingga saat ia dipertemukan lagi dengan Yulia, dan Rian masih tetap sendiri. Waktu yang disepakati telah tiba, hari itu Yulia siap menunggu Rian yang akan datang melamarnya. Bahagia hati Yulia tiada terkira, harapan untuk memiliki rumah tangga bahagia bersama Rian sudah ada di depan mata. Ia kenakan gaun terindah saat itu. Yulia ingin cantik di hadapan Rian saat acara lamaran sebentar lagi. Dalam penantiannya tiba-tiba gawai Yulia bedering, bagai tak bertulang tubuh Yulia lemas tiada berdaya, suara diseberang sana mengabarkan kalau Rian pagi tadi telah berpulang menghadap Yang Maha Kuasa saat sedang solat subuh sebelum berangkat ke rumah Yulia. Masih terngiang dibenak Yulia saat Rian mengatakan cintanya pada Yulia kan dibawanya sampai mati. Air mata Yulia deras membasahi gaun terindahnya.
*
By. Tutik Andayani
05/07/2020
Nganjuk, Jawa Timur
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, penuh komplikasi. Sukses selalu. Salam kenal. Salam literasi. Sdh sy follow, Bu.
Derita Yulia yang luar biasa. Yang bisa dilakukan kini hanyalah berserah diri
Iya Teteh berserah diri itu yang terbaik. Trrimaksih hadurnya tetehku, love you
Larut dlm ceritanya.keren bu.. Slm literasi
Sedih
Iya ibu, bahagia Yulia tertunda. Terimakasih ibu salam.sejahtera
Sedih
Kisah yg sedih. Tapi sekali lagi kita hanya bisa menerima dgn ikhlas semua ketentuan-Nya.
Iya mbak, dengan ikhlas semuanya akan lebih baik. Terimakasih mbak Amini, sukses sll ya
Endingnya halal, tetapi dimurkai Allah,
Kenapa dimurkai ibu. Tak ada yang salah kan, Yulia bertemu Rian setelah sekian waktu bercerai dengan Romi
Endingnya halal, tetapi dimurkai Allah,
Allah maha Pengasih dan Penyanyang ibu, yang ada adalah ujian bagi ketabahan Yulia, bukan dimurkai, terimaksih hadirnya Bunda Hartati
Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun.Derita yulia bertingkat, smoga diberikan ktabahan.Manntafff.
Aamiin. Bagaia yang tettunda, mesto bersabar ya Bun, matursuwun Bunda Siti, bahagia selalu
Ya Allah... menyediakan sekali bun... semoga Yulia ikhlas dan sabar.... keren ceritanya bun...bikin berlinang air mataku
Halys sekali hati bucanku bisa menangis bacanya. Terimaksih sdh hadir bucanku, bahagia selalu
Halys sekali hati bucanku bisa menangis bacanya. Terimaksih sdh hadir bucanku, bahagia selalu
Tiada pilihan selain berpasrah.Keren adikku..