Tutik Zurohmah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PERAN MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELAUI LAYANAN KONSELING SMA NEGERI TAHUN 2018 /2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UU No.20 tahun 2003 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri ,kepribadian kecerdasan ,akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat ,bangsa ,dan negara.

Sekolah merupakan salah satu tempat penyelenggaan pendidikan bagi para pelajar untuk menimba ilmu baik secara akademis maupun non akademis. Dalam proses, para siswa akan belajar banyak hal disekolah, mulai dari bersosialisasi tatakrama, disiplin menjalankan tata tertib dan mengasah segala hal kemampuan dirinya secara maksimal.

Peraturan tata tertib yang ada sekolah bertujuan sebagai dasar pedoman yang mengatur segala hal, baik sistem kerja maupun personil anggota sekolah. Tata tertib dibuat untuk dijalankan dan dipatuhi oleh semua anggota sekolah. Bagi para siswa jika tata tertib dilanggar maka akan ada sangksi dari pihak sekolah.

Menurut Zainal :2009 “ Disiplin adalah satu aspek kehidupan yang mesti diwujudkan dalam masyarakat dan hendaknya mendapat perhatian berat dari semua pihak sama ada disekolah atau diluar sekolah “ oleh karena itu siswa harus mendisiplinkan dirinya agar berhasil pada setiap aspek.

Kenyataan yang bisa dilihat pada instansi pendidikan khususnya SMAN 2 Kendal khususnya,masih ditemukan tindakan yang tidak atau kurang disiplin pada siswanya terutama kelas X.IPS.1 masuk jam 07.00 WIB, Banyak siswa yang terlambat X.IPS.1 bulan oktober 10 siswa jumlah 27,7% dan 6 siswa yang tidak memakai nama jumlah 16,6%, dan 6 siswa sepatu tidak tertib jumlah16,6% dan 5 persentasi alfa jumla 13,8% , siswa. Bulan november dari 8 siswa terlambat 22.2% ,siswa yang memakai sepatu yang tidak sesuai 5 jumlah 13,8% yang tidak memakai nama 5 siswa jumlah 13,8% tidak pakai bad nama 2 jumlah 5.5%. ijin sakit 4 jumlah 11.1% dan sebanyak 7 yang rambut panjang jumlah 19.4%.

Rendahnya kedisiplinan keterlambatan akan teratasi melalui berbagai macam layanan bimbingan,yang salah satunya adalah bimbingan kelompok. Melalui kegiatan bimbingan kelompok siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan keterlambatan dapat diajak bertukar pikiran antara guru murid- murid , agar tingkat pelanggaran kedisiplinan keterlambatan dapat dikurangi atau dihilangkan, terutama bagi siswa – siswa yang sering melanggar.

Dan kadangkalanya siswa tersebut tidak mengikuti pelajaran sampai jam kedua. Anak yang terlambat ada sebagaian yang membolos / langsung pergi pulang .Siswa terlambat adalah anak–anak tertentu yang mempunyai masalah keluarga broken home tidak diperhatikan orang tua, pergaulan dengan teman yang tdk sekolah. Ada kalanya siswa tersebut tidak masuk kelas langsung menuju kantin. Keterlambatan tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan diungkapkan siswa yang sering terlambat diantaranya adalah ban bocor, kehabisan bensin, mengantar adik kesekolah dulu, tidak ada yang mengantar, beli bensin, menunggu teman, menunggu bus kelamaan.

Adapun alasan yang para siswa yang datang terlambat, menunjukan tingkat kedisiplinan yang rendah, Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan. Keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor internal yaitu keberhasilan yang terdapat dari dalam diri anak dan ekternal menyatakan bahwa faktor internal yaitu keberhasilan yang terhadap dari luar diri individu. Disiplin merupakan sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak mengikuti atauran dan mematuhi keputusan yang telah ditetapkan (Refianto, 1985)

Bagi siswa remaja dan penuh dengan jiwa mementingkan kebebasan dalam berfikir dan beraktifitas hal ini sangat menggangu sekali. Sebab masa remaja dalah masa yang penuh gelora dan semangat kreativitas .Menurut pandangan psikologis,usia remaja antara 15 – 21 tahun dimana dalam masa remaja ingin menjadi jati diri . Tentu saja sistem pendidikan yang ketata tanpa diimbangi dengan pola pengajaran yang sifatnya “Menyejukkan “membuat anak tidak lagi semangat disekolah. Mereka yang tidak semangat itulah yang kemudian mengambil jalan dengan terlambat masuk sekolah,walaupun secara tidak langsung hal seperti ini sebenarnya bukan merupakan suatu jawaban yang baik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa siswa yang termbat masuk sekolah sering sekali menjadi ikut serta terlimbat pada hal – hal yang cenderung merugikan. Namun anehnya lagi dan sungguh sangat disayangkan yang terlibat dan terjerumus ketawuran terkuak ke permukaan sekolah seakan –akan ingin lepas angan dan seperti tidak tahu menahu ialah golongan anak – anak nakal dengan beralasann bahwa anak – anak yang patuh (tidak nakal). Hal seperti ini memang bebar adanya. Tetapi bukan berarti tekanan pendidikan dengan kurikulum yang cukup ketata justru menciptakan keresahan secara psikogis .Seperti yang terlihat pada akhir –akhir ini,siswa-siswi disekolah sering mengalami histerial masal. Hal ini dikarenkan oleh luapan emosi yang sudah tak terkendali melui alm bawah sadar dan biasanya kerap tingkah laku menjadi tidak terkendali.

Seperti fenomena yang telah dipaparkan diatas bukan anak yang menjadi tumpuan dan beban kesalahan. Betapa seriusnya perilaku terlambat masuk sekolah ini perlu mendapatkan perhatian penuh dari pihak sekolah. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah,melainkan juga perhatian yang berasal dari orang tua. Perilaku terlambat masuk sekolah sangat merugikan dan Bahkan bisa saja menjadi sumber masalah baru. Apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu,maka yang bertanggungjawab atas semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri melainkan dari pihak sekolah ataupun guru yang menjadi orang tua juga akan ikut menanggungnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanan pelayanan program manajemen bimbingan konseling SMAN2Kendal?

2. Siapa yang berperan dalam upaya bagi siswa yang terlambat masuk sekolah SMAN2 Kendal

3. Bagaimana keberhasilan untuk meningkatkan dalam penanganan siswa yang terlambat SMAN2 Kendal

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mendiskripsikan pelayanan program manajemen Bimbingan Konseling SMAN2

2. Untuk mendiskripsikan peran dalam upaya keterlambatan siswa di SMA NEGERI

3. Untuk mendiskripsikan keberhasilan untuk meningkatkan dalam penangganan siswa yang terlambat DI SMA Negeri

D. Manfaat

1. Memberikan kontribusi bagi perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan dalam dunia pendidikan

2. Dapat manfaatkan sebagai acuan dan bahan pertimbangan

3. Bagi guru bk dapat menentukan langkah- langkah pemberian layanan yang berkaitan dengan menangani siswa yan terlambat masuk sekolah.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Peranan

Peranan bentuk dari kata peran yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai penilai. Peranan adalah orang yang menjadi atau melakukan sesuatu yang khas,atau perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh yang berkedudukan dimasyarakat,jika ditunjukan pada hal- hal yang bersifat kolektif dalam masyarakat,himpunan gerombolan atau organisasi , maka peranan berarti “perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki aspek dinamis dalam kedudukan (status) sesorang .Peranan lebih satu fungsi ,penyesuai diri sebagai suatu proses anton Mulyono (19490.

Peranan adalah sesuatu yang dapat diartikan Positif.

Peranan berkesinambungan dengan pengaruh Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia “Pengaruh” berati daya yang ada atau timbul dari sesuatu(orang benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseornga. Jika pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari organisasi yang ikut membentuk watak,kepercayaan atau perbuatan masyarakat. Makna peranan secara iplikasi menu jukan kekuatan – kekuatan tersebut berlaku baik secara internal maupun eksternal terhadap individu atau kelompok yang menjalankan peranan tersebut. Secara umum pengertian peranan adalah kehadiran dalam menentukan proses berlangsungan. Yang dimaksud dengan peran adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang memangku ststus atau kedudukan tertentu. Hal tersebut senada dengan yang dikatan Margono Slamet(1985:15) yang mendifinisikan peranan sebagai sesuatu perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempuh suatu posisi dalam masyarakat.

B . Manajemen

Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya: Manus) yang berarti; memimpin, menangani, mengatur atau memimbing. Menurut Hersey dan Blanchard, sebagaimana dikutip Syarifuddin mengungkapkan bahwa manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dengan kelompok serta sumber daya yang lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, pemerintah, sekolah, industri, rumah sakit dan lainnya.

Manajemen bimbingan dan konseling juga menerapkan fungsi manajemen berupa POAC menurut George R. Terry, penerapan manajemen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut;

a. Planning (perencanaan) Planning (perencanaan) adalah pemilihan atau penetapan tujuan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Organizing (pengorganisasian) Organizing (pengorganisasian) istilah pengorganisasian memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu pada suatu lembaga

c. Actuating (pelaksanaan) Dalam hal ini, George R. Terry mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran

d. Controling (pengawasan) Controling (pengawasan) adalah fungsi yang berhubungan dengan pemantauan, pengamatan, pembinaan dan pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan lembaga pendidikan.

Pengawasan juga dapat diartikan sebagai proses pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana.

Manajemen BK dalam Meningkatkan Kualitas SDM

Untuk melihat kedudukan Manajemen BK dalam meningkatkan kualitas SDM baik konselor maupun klien dari hasil aplikasi manajemen BK, dapat dilihat dari konsep dasar pengertian manajemen BK serta fungsi manajemen yang di terapkan dalam BK, sehingga dapat diperoleh contoh konkretnya.

Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen adalah segala proses kerjasama yang berfokus dalam suatu tujuan.

Manajemen bimbingan dan konseling adalah proses kerjasama yang didalamnya ada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri dalam pemberian layanan kepada individu yang membutuhkan.

Fungsi Manajemen dalam Bimbingan dan Koseling

Manajemen dalam Bimbingan dan Koseling

1. Planning (Perencanaan)

1) Menetapkan tujuan dan target pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling

2) Merumusakan strategi untuk mencapai tujuan dan target pelayanan Bimbingan dan Konseling.

3) Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk menunjang proses pelayanan

4) Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling

2. Organizing (Pengorganisasian)

1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas dan menetapkan prosedur yang diperlukan untuk proses pelayanan Bimbingan dan Konseling

2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab pada pelaksanaan pelayanan

3) Kegiatan penempatan SDM pada posisi yang tepat.

3. Actuating (Pengarahan)

1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi kepada Konselor agar dapat bekerja secara efektif dan efisien melayani konseli dalam pencapaian tujuan untuk memandirikan konseli

2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai proses pelaksanaan pelayanan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,

3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

4. Controling (Pengawasan)

1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target pelayanan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan dalam proses pelayan Bimbingan dan Konseling

3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target pelayanan tersebut.

Adapun kaitanya tentang kedudukan manajemen BK dengan peningkatan kualitas SDM konselor dapat dilihat dari fungsi manajemen BK itu sendiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan , yang mana fungsi itu akan menjadikan konselor lebih professional dalam memberikan layanan, artinya sesuai aturan dan tahapan yang sesuai kebutuhan dari individu, tidak asal dalam memberikan layanan tanpa dasar dan tujuan yang jelas.

Kemudian kaitanya manajemen BK dengan peningkatan SDM konseli yakni, proses manajemen bimbingan dan konseling yang mengacu pada konsep dasar manajemen akan menjadi alur yang teratur, serta didukung tenaga yang professional (mempunyai kualitas SDM baik) akan mencapai tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling yaitu mengoptimalkan perkembangan serta memandirikan individu dalam menjalankan kehidupannya secara sehat dan optimal. Intinya menjadikan individu dapat mengatur kehidupanya demi mencapai tujuan kehidupanya itu diartikan bahwa manajemen BK dapat meningkatkan kualitas SDM konseli.

Teori Manajemen yang tepat diterapkan dalam pengembangan manajemen BK

Dari berbagai teori manajemen seperti teori manajemen klasik, teori manajemen klasik, Teori maajemen ilmiah, Teori manajemen modern, manajemen berdasar sasaran, dan manajemen informasi. Menurut saya yang tepat digunakan dalam pengembangan manajemen BK adalah Sistem Mananjemen Informasi (SIM).

Adapun alasan bahwa SIM itu tepat di terapkan sebagai pengembangan manajemen BK dilihat dari :

a. Pengertian SIM (Sistem Informasi Manajemen)

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi juga memberi dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.

b. Unsur SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang Efektif

1) Ada data dan informasi yang dibutuhkan

2) Prioritas data

3) Mekanisme perolehan data

4) Kontrol umpan balik data

5) Mekanisme perbaikan sistem data

6) Pendekatan sistem

7) Proses pengolahan data

8) Peralatan/mesin

c. Prinsip yang mendasari SIM (Sistem Informasi Manajemen)

1) Relevansi

2) Fleksibilitas

3) Efektifitas

4) Efesiensi

5) Kontinuitas

6) Komprehensif

7) Keterpaduan

d. Pendekatan perencanaan SIM (Sistem Informasi Manajemen)

1) Bagan organisasi

2) Pengumpulan data

3) Survey manajemen

4) Bank data, dan pendekatan terpadu

Setelah melihat dari berbagai sudut tentang SIM, maka aplikasi sistem untuk menjadi pengembangan manajemen BK adalah adanya Modul BK, modul yang berfungsi untuk mengolah data siswa yang perlu layanan khusus, seperti :

a. Jumlah alpa (tidak masuk tanpa berita) siswa yang melebihi batas minimum.

b. Jumlah siswa yang bermasalah

c. Data entry presensi siswa terlambat datang ke sekolah seecara manual setelah siswa tersebut membuat laporan (alasan) secara rinci dan jelas.

d. Membuat surat undangan untuk orang tua siswa ke sekolah untuk melakukan konsultasi (mencari jalan keluar yang terbaik) tentang siswa yang sudah melakukan kesalahan.

e. Data entry peringatan untuk siswa

f. Data Entry siswa berpestasi

Dari penjelasan penerapan SIM dalam BK bahwa tugas konselor lebih mudah dengan adanya Sistem Informasi Manajemen, terutama tugas konselor dalam pengumpulan data dan pengadministrian, jadi akan lebih terfokus dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, bukanya terbuang oleh kegiatan pengumpulan data secara manual dan pengadministasian saja.

C Bimbingan Konseling

Bimbingan dan Konseling a. Bimbingan Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lingkungan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupan seharihari.

Menurut Moh. Surya, yang dikutip Dewa Ketut Sukardi, konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai diri sendiri, orang lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan kepercayaan. Jadi yang dimaksud dengan manajemen bimbingan dan konseling yaitu usaha perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dalam upaya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi hal kesulitan yang dihadapai dalam hidupnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X.IPS.1 SMA N

Di SMA NegerI 2 terdapat 6 rombongan belajar kelas X.IPA.1 sampai X IPA 6 dan penelitian ini dilaksanakan di kelas X.IPS.1 dengan alasan siswa yang menonjol tentang kedisiplinan di kelas tersebut paling banyak jika di bandingkan dengan enam kelas parallel yang lain.

2. Waktu penelitian

Penelitian dimulai pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Desember 2018,

B. Subyek Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan subyek penelitian pada siswa kelas X.IPS.1 SMAN2 yang berjumlah 35 Siswa jumlah perempuan dan siswa laki – laki Alasan pemilihan kelas X.IPS.1 karena pada kelas tersebut sebagaian besar siswa yang datang terlambat.

C. Sumber Data

Pada penelitian ini dari data yang diperoleh dari:

1. Data proses diperoleh dari guru dalam praktik layanan klasikal atau layanan bimbingan kelompok,dan sewaktu mengikuti tindakan guru serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan.

2. Data hasil diperoleh dari pengamatan terhadap siswa berupa kebiasaan tidak tertib atau seringnya terlambat.

3. Guru pembimbing dengan fokus pengamatan dalam mengatasi keterlambatan setiap hari.

4. Buku STP2K

5. Kerjasama guru piket

6. Guru BK lain sebagai kolaborasi

7. Kerjasama dengan guru mata pelajaran yang pertama

8. Dokumen data tentang siswa yang terlambat

9. Buku data pribadi siswa tentang pelanggaran

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik observasi ,yang ditunjukan kepada tiga sasaran:

a. Kepada guru dalam mengatasi masalah upaya peningkatan kedisplinan keterlambatan sekolah melalui bimbingan kelompok.

b. Kepada siswa sewaktu mengikuti layanan klasikal atau bimbingan kelompok dan bisa diamati setiap hari.

c. Tertuju pada situasi dan kondisi saat berlangsungnya layanan klasikal dan bimbingan kelompok .

d. Penelitian dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi adalah suatu teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang sedang sedang dijadikan sasaran pengamatan(evaluasi).

Teknik observasi memiliki beberapa keungggulan,yaitu :

1. Karena data observasi ini diperoleh secara langsung dilapangan ,maka data yang diperoleh dapat bersifat lebih objektif dalam melukiskan aspek –aspek kepribadian siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Data observasi dapat mencakup berbagai aspek kepribadian masing – masing siswa ,maka dalam pengelolahannya akan terjadi keseimbangan dalam mengevaluasi tindakan siswa yang bersangkutan.

Pengumpulan data dalam penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan teknik observasi.

1. Kepada guru pembimbing dalam mengatasi masalah kedisiplinan keterlambatan siswa dalam penerapan setiap hari dengan layanan bimbingan kelompok.

2. Pada saat situasi dan kondisi saat berlangsungnya layanan bimbingan kelompok.

Penelitian ini dengan menggunakan teknik pengamatan .

3. Wawancara

Wawancara menurut Lexy J Moleong (1991:135) dikemukakan bahwa wawancara merupakan suatu percakapan dengan tujuan-tujuan tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk memperoleh informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.

4. Dokumentasi

BAB IV

PELAKSANAAN HASIL DAN PEMBAHASAN

} Waktu : pada jam pelajaran dan di luar jam pelajaran

} Yang terlibat: tim STP2K, guru BK, wali kelas, kesiswaan, kepala sekolah, dan orang tua siswa

} Langkah-langkah:

- Analisi data pelanggaran siswa

- Konseling

- Pemanggilan orang tua

- Komunikasi dengan orang tua siswa

1. Bagaimanan pelayanan program manajemen bimbingan konseling SMAN2

A. Proses Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 2 Kendal.

Secara umum Perencanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling (BK) didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan yang secara aktual obyektif dan asumtifprediktif dirasakan dan dihadapi oleh siswa.( Suharso : 2009). Aktual obyektif artinya kebutuhan dan permasalahan siswa yang diperoleh dari hasil aplikasi instrumentasi baik dengan test maupun non tes. Sedangkan asumtif prediktif diperoleh dari hasil evaluasi program tahun yang lalu dan diperkirakan dibutuhkan oleh siswa untuk dimasukkan dalam program.

Berkaitan dengan itu, sebelum menyusun Program BK, kami melakukan Aplikasi Instrumentasi terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan dan masalah yang ada pada diri siswa. Adapun Aplikasi Instrumentasi yang kami gunakan adalah Apliasi DCM atau Daftar Cek Masalah yang disusun oleh KES Konseling ( Kudus:2009).

Adapun proses penyusunanya Program BK yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

1) Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan dan masalah siswa yang diperoleh dari hasil tes dan non tes (DCM )

2) Mengidentifikasi hasil evaluasi program tahun lalu yang belum terlaksana dan sangat dibutuhkan para siswa.

3) Mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan umum yang ada disekolah yang perlu dimasukkan dalam program

4) Menyusun program BK berdasarkan kalender pendidikan dalam forum MGBK sekolah

5) Mensosialisasikan Program BK tersebut kepada seluruh komponen sekolah.

I. STRUKTUR PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Personalia Guru BK SMA Negeri 2

Personalia Guru BK SMA Negeri 2 sebagai berikut :

1. Andar Mudiono, S.Pd : Koordinator BK dan Guru BK Kelas XII IPA 2, 3 dan XI MIPA 3, 4 serta X MIPA 1, 2, 3

2. Dra. Nur Yulfiati, S.Pd,M.Si : Guru BK Kelas XII IPS 1, 2 , 3, 4 dan XI IPA 1, 2 serta X IPS 2, 3, 4 dan 5

3. Tutik Zurohmah, S.Pd : Guru BK Kelas XII IPA 1, 2 dan XI. IPA 3, 4 XI IPS 1, 2 dan X MIPA 4 5, 6 X IPS 1

4. Dra. Asjunaini : XI IPS 1, 2, 3, 4, 5 dan X IPS 4,5

B. Pengertian, Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 2

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, berkenaan dengan pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari-sehari (KES) dan penanganan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T), baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. ( PPPP4TK : 2008)

2. Paradigma

Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.

3. Visi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 2

Melaksanakan proses pendidikan, pengajaran, serta pelatihan secara tertib, efektif sehingga menjadi sekolah dambaan masyarakat dengan visi utama “Mengembangkan Jati Diri Meraih Prestasi Tertinggi”

Adapun Indikator Visi tersebut adalah :

a. Memiliki prestasi dibidang akademik dan nonakademik

b. Memiliki tingkat kepercayaan dan kepedulian yang tinggi dari masyarakat,

c. Memiliki aktivitas yang tinggi bidang keagamaan

d. Memiliki budaya disiplin,

e. Memiliki budaya demokratis,

f. Memiliki budaya mandiri,

g. Memiliki budaya percaya diri,

h. Memiliki etos belajar dan etos kerja yang tinggi,

i. Memiliki etos belajar dan etos kerja yang profesional,

j. Memiliki wawasan global,

k. Memiliki tim kerja yang mantap.

Misi SMA 2

Misi utama pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di SMA Negeri 2 Kendal yaitu :

a. Meningkatkan nilai rata-rata Ujian Nasional 0,2 per tahun.

b. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri terkenal.

c. Menjuarai berbagai lomba olah raga dan seni baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional .

d. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan Yang Mahaesa.

e. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang lengkap.

4. Misi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 2

1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.

2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.

3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

C. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 2

1. Penyusunan Program

Penyusunan program bimbingan dan konseling SMA Negeri 2 didasarkan pada kebutuhan dan masalah siswa yang diungkap dengan menggunakan instrumen angket DCM ( Daftar Cek Siswa ). Penyusunan DCM didasarkan pada Tugas Perkembangan dan permasalahan umum yang biasa muncul pada para siswa SMA Negeri 2 . Untuk itu instrumen ini kami pakai sebagai alat untuk mengungkap kebutuhan dan permasalahan yang akan dijadikan dasar penyusunan program bimbingan dan konseling

2. Kegiatan Pelayanan

1) Bidang Layanan

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama konten-konten yang berisi kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.

f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

2) Jenis Layanan dan Pendukung

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

b. Himpunan Data,yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus,yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah,yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

f. Alih Tangan Kasus,yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya

3. Penilaian Kegiatan Pelayanan

1) Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

2) Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam RPL (Rencana Program Layanan), untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

3) Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG

4) Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

5) Analisa Hasil Evaluasi Program Pelayanan

6) Pelaporan Pelaksanaan Program Pelayanan

II. HASIL IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN MASALAH DARI SEKOLAH

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN PERMASALAHAN SISWA

KELAS X SMA NEGERI 2

TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Bidang Pengembangan

No.

Kebutuhan / Permasalahan

Jenis Layanan

Kegiatan Pendukung

Pribadi

Sosial

Belajar

Karir

1.

Need Assesment DCM

-

AI

Pribadi

1.

Mengenali dan menggali potensi diri

PP

HD

TKp

2.

Pengertian kedewasaan seseorang

INFO

HD

TKp

3.

Bimbingan dan konseling untuk siswa

Ori

HD

TKp

4.

Membangkitkan motivasi diri

PKO

HD

TKp

5.

Belajar mengendalikan emosi

PKO

HD

TKp

6.

Cara memanfaatkan waktu luang

PKO

HD

TKp

7.

Pola hidup sehat

PKO

HD

TKp

8.

Sekolah adiwiyata

PKO

HD

TKp

9.

Pemahaman tentang cara – cara mengambil keputusan dan pemecahan masalah

PKO

HD

TKp

10.

Menumbuhkan rasa percaya diri

PKO

HD

TKp

11.

Penyaluran, pengembangan bakat, minat dan kekuatan diri

PP

HD

TKp

12.

Tugas perkembangan masa remaja akhir

INFO

HD

TKp

13.

Informasi di rumah dan dari orang terdekat

KR

HD

TKp

14.

Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik

Kons

HD

TKp

15.

Upaya mendamaikan pihak-pihak tertentu (peserta didik) yang berselisih.

Med

HD

TKp

Sosial

1

Pemahaman tentang norma – norma, etika dalam kehidupan bermasyarakat

INFO

HD

TKp

2.

Mengenal konflik dan cara mengatasinya

INFO

HD

TKp

3.

Bergaul di lingkungan yang baru

INFO

HD

TKp

4.

Memahami dinamika perkembangan dunia pergaulan masa kini

PKO

HD

TKp

5.

Perkembangan teknologi informasi, pemanfaatan dan dampaknya bagi kehidupan

INFO

HD

TKp

6.

Indahnya keberagaman

PP

HD

TKp

7.

Berlalu lintas yang baik

PKO

HD

TKp

8.

Gambaran kehidupan di kampus

Ori

HD

TKp

9.

Hubungan sosial antar teman sebaya

PKO

HD

TKp

10.

Meningkatkan keakraban dalam keluarga

PKO

HD

TKp

11.

Hubungan sosial kemasyarakatan dan manfaatnya

PKO

HD

TKp

12.

Kepedulian kelestarian dan penyelamatan lingkungan hidup

PKO

HD

TKp

13.

Upaya mendamaikan pihak-pihak tertentu (peserta didik) yang berselisih.

Med

HD

TKp

Belajar

1.

Mengenal kegiatan ekstrakulikuler disekolah.

Ori

HD

TKp

2.

Cara membagi waktu yang efektif dan efisien.

INFO

HD

TKp

3.

Menjadi siswa teladan

INFO

HD

TKp

4.

Memilih jurusan sesuai bakat dan minat.

PP

HD

TKp

5.

Strategi belajar efektif dan efisien.

PKO

HD

TKp

6.

Menetahui tipe atau gaya belajar

BKp

HD

TKp

7.

Orientasi perguruan tinggi.

Ori

HD

TKp

8.

Surat ijin yang ada di sekolah

INFO

HD

TKp

9.

Surat ijin tidak masuk sekolah

PP

HD

TKp

10.

Agar tidak terlambat masuk sekolah

PKO

HD

TKp

11.

Konsentrasi dalam belajar

INFO

HD

TKp

12.

Masalah pribadi dalam kemampuan, kegiatan dan hasil belajar

KP

KKp

HD

TKp

13.

Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik

Kons

HD

TKp

14.

Upaya mendamaikan pihak-pihak tertentu (peserta didik) yang berselisih.

Med

HD

TKp

Karir

1.

Mengenal karir

Ori

HD

TKp

2.

Merencanakan cita - cita

PP

HD

TKp

3.

Mengembangkan dan menyalurkan bakat.

PP

HD

TKp

4.

Mengembangkan jiwa kewirausahaan.

PKO

HD

TKp

5.

Mengenal dunia pendidikan tinggi

BKp

HD

TKp

6.

Pemilihan karir

INFO

HD

TKp

7.

Meraih sukses dengan menjadi kreatif.

PP

HD

TKp

8.

Mempersiapkan masa depan yang cerah

PKO

HD

TKp

9.

Masalah pribadi dalam pengembangan karir

KP

KKp

HD

TKp

10.

Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik

Kons

HD

TKp

11.

Upaya mendamaikan pihak-pihak tertentu (peserta didik) yang berselisih.

Med

HD

TKp

Keterangan :

Ori : Layanan Orientasi

Info : Layanan Informasi

PP : Layanan Penempatan/Penyaluran

PKO : Layanan Penguasaan Konten

KP : Layanan Konseling Perorangan

BKp : Layanan Bimbingan Kelompok

KKp : Layanan Konseling Kelompok

Kons : Layanan Konsultasi

Med : Layanan Mediasi

AI : Aplikasi Instrumentasi

HD : Himpunan Data

KK : Konferensi Kasus

KR : Kunjungan Rumah

TKp : Tampilan Kepustakaan

ATK : Alih Tangan Kasus

III. Waktu Pembelajaran

1. Beban belajar

Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk SMA Negeri 2 adalah sebagai berikut :

a. Jumlah waktu pembelajaran per minggu untuk kelas X (sepuluh) sampai dengan kelas XII (duabelas) masing – masing minimum sebanyak 42, 44, 44 jam pembelajaran, dengan alokasi waktu 45 menit per jam pembelajaran tatap muka.

b. Jumlah waktu pembelajaran per tahun untuk kelas X (sepuluh) sampai dengan kelas XII (duabelas) masing – masing minimum sebanyak 1.428 – 1.496 jam pembelajaran (64.260 Menit untuk kelas X dan 67.320 menit untuk kelas XI dan XII). Sedangkan minggu efektif Per tahun pelajaran sebanyak 34 – 38 dan jumlah jam per tahun ( @ 60 menit)

2. Tugas dan peran masing-masing personel pendidikan dalam bimbingan dan konseling yaitu:

1) Kepala Sekolah

a) Penentuan staf personel bimbingan dan konseling.

b) Penyusunan program bimbingan dan konseling.

c) Sosialisasi dan penetapan program bimbingan dan kon­seling kepada sivitas sekolah sebagai bagian dari program pendidikan.

d) Penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling.

e) Pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan bim­bingan dan konseling.

f) Pengembangan kerjasama dengan instansi atau profesi lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.

2) Wakil Kepala Sekolah

a) Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

b) Penyediaan informasi baik berkaitan dengan aktivitas dan prestasi akademik, penyediaan dan kelengkapan sarana prasarana, kepeserta didikan maupun sumber daya lain yang diperlukan dan dapat mendukung dalam penyusunan program bimbingan dan konseling.

c) Sosialisasi program bimbingan dan konseling kepada seluruh personel dan komponen sekolah sesuai dengan bidang dan kewenangannya.

d) Dukungan dan pemantauan pelaksanaan layanan bim­bingan dan konseling.

3) Wali Kelas

a) Menyediakan informasi tentang karakteristik dan kebutuhan para peserta didik di kelasnya.

b) Mensosialisasikan keberaadaan layanan bimbingan dan konseling, terutama tujuan, fungsi, dan mekanisme layanan kepada para peserta didik dan orang tua peserta didik di kelasnya.

c) Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik di kelasnya terutama yang telah memperoleh la­yanan bimbingan dan konseling.

d) Mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan la­yanan responsif berkenaan dengan permasalahan yang dihadapinya.

e) Melakukan kunjungan rumah.

f) Kegiatan konferensi kasus.

4) Guru Mata Pelajaran/Bidang Studi

a) Mensosialisasikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik terutama berkaitan dengan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

b) Menyediakan informasi mengenai sikap dan kebiasaan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan layan­an bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan matapelajaran yang diampunya.

d) Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik terutama yang telah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.

e) Melakukan upaya layanan bimbingan belajar terutama pada program perbaikan dan pengayaan mata pelajaran yang diampunya.

f) Pelaksanaan konferensi kasus.

5) Staf administrasi

a) Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.

b) Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

c) Membantu mengadministrasikan seluruh kegiatan bim­bingan dan konseling.

d) Membantu menyampaikan informasi kepada personel lain berkenaan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

6) Konselor

a) Mengorganisasikan seluruh aktivitas layanan bimbingan dan konseling

b) Melakukan analisis terhadap karakteristik dan kebutuhan perkembangan peserta didik

c) Melakukan analisis terhadap kondisi sekolah akan layanan bimbingan dan konseling.

d) Mengkoordinasikan seluruh personel layanan bimbingan dan konseling, mulai dari penyusunan, pelaksanaan sampai dengan penilaian terhadap layanan bimbingan dan konseling.

e) Memberikan layanan dasar kepada seluruh peserta didik.

f) Melaksanakan layanan responsif kepada peserta didik terutama dalam bentuk konseling.

g) Mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.

h) Mengadakan tindak lanjut; terutama berkaitan dengan alih tangan kepada ahli lain.

i) Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.

3. Rencana Program Pelayanan Bimbingan Dan Konseling di sekolah

a. Secara garis besar perncanaan program bimbingasn konseling yaitu:

1) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah siswa. Untuk dapat mengetahui kebutuhan dan masalah siswa dapat dilakukan dengan berbagai instrumen seperti menggunakan Alat Ungkap Masalah baik menggunakan kuesioner, cek list atau yang lain yang sudah dibakukan. Berdasarkan data hasil ungkap masalah kemudian ditabulasi dan dianalisis kebutuhan apa yang diharapkan atau masalah apa yang dirasakan oleh siswa di sekolah serta berdasarkan hasil analisis ini selanjutnya disusunlah perencanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yang mencakup empat bidang, tujuh atau sembilan layanan dan lima kegiatan pendukung.

2) Masalah apa yang Menentukan karakteristik sekolah, maksudnya program yang akan disusun disesuaikan dengan bagaimana situasi dan kondisi sekolah, seperti apakah sekolah tersebut bersifat umum atau kejuruan, berada di kota atau di desa. Hal ini diperhatikan agar layanan bimbingan dan konseling dapat sesuai dengan karakteristik sekolah.

3) Menentukan skala prioritas, maksudnya berdasarkan analisis kebutuhan diatas segera mendapatkan layanan agar perlu mendapat perhatian utama untuk dicantumkan dalam program bimbingan dan konseling di sekolah.

4) Menentukan program tahunan yaitu keseluruhan layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan selama satu tahun. Program ini merupakan jabaran secara makro dari serangkaian kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang menjadi wilayah tanggun jawabnya.

5) Menentukan program semesteran yang didasarkan pada program tahunan, sehinga dapat direncanakan kegiatan apa saja yang akan diberikan selama satu semester untuk kelas tertentu.

6) Menetukan program bulanan, mingguan dan harian. Program ini mengacu pada program yang sudah dijabarkan dalam tahunan dan semesteran, sehingga akan tampak kegiatan yang saling mendukung tercapainya tujuan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

b. Pengembangan Program Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan Planning, Programming, Bugdeting System (PPBS)

Pengembangan program bimbingan dan konseling berdasarkan PPBS maksudnya dalam menyusun program didasarkan pada sistem yang memperhatikan perencanaan, program dan penganggaran. Secara singkat pengembangan program berdasarkan PPBS sebagai berikut:

a) Perencanaan

Dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka kegiatan di sekolah selayaknya memberikan layanan dalam pembelajaran yang kondusif, administrasi dan kepemimpinan yang memadai dan pemberian bantuan layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Agar program sekolah dapat terealisasi maka perlu perencanaan yang mendasarkan pada tujuan baik tujuan umum maupun khusus.

Melalui perencanaan yang matang akan dapat memberikan arah terhadap pencapaian tujuan bimbingan yang telah ditetapkan, memberikan standart atau pedoman serta tolok ukur keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu melalui kegiatan perencanaan diharapkan semua tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.

Dengan demikian penetapan tujuan merupakan awal dari kegiatan perencanaan.Tujuan dalam kegiatan bimbingan dan konseling dapat bersifat filosofis seperti tercapainya perkembangan yang optimal, menjadi insan mandiri, dan lain-lain.Namun tujuan juga dapat bersifat sasaran apabila tujuan yang diharapkan tercapai dapat diukur secara konkrit dengan ciri pragmatis, konkrit dan kuantitatif.Ungkapan seperti setelah mengikuti layanan konseling siswa dapat mengentaskan masalah yang dihadapi, atau klien dapat menunjukkan rasa bahagia dan merasa puas setelah memperoleh layanan konseling merupakan contohnya.

b) Programming

Programming merupakan suatu kegiatan untuk membuat program yang akan dilaksanakan selama kurun waktu tertentu. Program itu sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan berarti serangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditentukan sebelumnya. Menentukan Kategori Program Utama ( KPU).

Penentuan Kategori Program Utama dijabarkan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Secara eksplisit telah dikemukakan bahwa perkembangan yang optimal dapat diturunkan menjadi tujuan bimbingan yang mencakup 4 bidang yatiu pribadi, sosial, belajar, dan karir.

c) Menentukan Program Utama

Program utama merupakan penjabaran dari kategori program utama. Misalnya saja dalam kategori porgram utama adalah pengmbangan bimbingan pribadi maka program utamanya dapat ;(1) penanaman sikap kebiasaan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (2) Pengenalan dan pengembangan tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun untuk peranannya di masa depan. (3) pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melaui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. (4) Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri serta usaha-usaha penanggulangannya. (5) pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri ( 6) perencanaan dan pemeliharaan hidup sehat.

d) Program

Program merupakan bagian terkecil dari kategori program utama (KPU), dan berdasarkan program utama maka langkah selanjutnya menentukan program. Jadi tugas utama adalah menentukan program apa saja yang dapat dilakukan agar semua rencana yang telah dicanangkan dapat terealisasi Adapun jumlah dan kegiatannya tidak dibatasi, tetapi yang perlu diingat adalah apakah program yang disusun dapat memenuhi tercapainya program utama.

e) Target

Target merupakan keluaran atau hasil yang ingin dicapai setelah program dilaksanakan. Target dapat dilihat dari seberapa banyak peserta didik yang mendapatlayanan, bagaimana perubahan sikap dan perilaku individu setelah memperoleh sejumlah layanan, dll.

f) Jangka waktu

Semua kegiatan hendaknya disusun untuk minimal dalam kurun waktu satu tahun kedepan sehingga dapat diantisipasi semua unsur yang dapat mendukung terlaksananya program.Berdasrkan program dalam jangka waktu satu tahun tersebut kemudian disusunlah program semesteran, bulanan, mingguan dan akhirnya kegiatan.

g) Biaya

Berdasarkan program yang telah disusun maka perlu dipertimbangkan biaya operasional yang dibutuhkan. Untuk itu pada awal tahun ajaran hendaknya sudah dipikirkan seberapa dana yang dibutuhkan dan dari mana sumber pembiayaan. Namun yang perlu diingat bahwa pengembangan anggaran biaya perlu memperlhatikan situasi dan kondisi keuangan sekolah. Dengan demikian maka serangkaian program yang dipaparkan merupakan acuan pembiayaan yang proporsional.

Berdasarkan pengamatan di lapangan belum semua guru pembimbing di sekolah yang telah menyusun program bimbingan dan konseling sesuai dengan tahap-tahap maupun teori pengembangan program. Namun satu hal yang perlu dicermati oleh guru pembimbing di sekolah bahwa dengan adanya program yang jelas maka personal di sekolah seperti kepala sekolah dan guru bidang studi lainnya akan memperoleh pencerahan dan keyakinan bahwa guru pembimbing adalah bukan pengangguran melainkan guru yang mempunyai program yang jelas sehingga pada gilirannya mereka akan secara sukarela mau bekerjasama untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah. Selanjutnya bila kerjasama telah terjalin maka keberadaan bimbingan dan konseling sekolah akan semakin diakui dan dihargai oleh semua pihak termasuk staf sekolah dan masyarakat.

IV. Pentingnya perencanaan bimbingan dan konseling di sekolah

Perencanaan Bimbingan dan Konseling sangat penting karena

1. Perencanaan Bimbingan dan Konseling sebagai Pengarah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Perencanaan merupakan upaya untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih terkoordinasi. Dalam hal ini perencanaan BK adalah sebagai pengarah atau guide dalam usaha untuk mencapai tujuan BK secara lebih terkoordinasi dan terarah.

2. Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian

Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan.Perubahan-perubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi. Kadang perubahan tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan akan tetapi tidak jarang perubahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ketidak pastian inilah yang harus diminimalisasikan, dengan adanya perencanaan, ketidak pastian yang akan terjadi di kemudian hari diantisipasi sebelumnya.

3. Setiap personel bimbingan menyadari tugas, peranan, kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing- masing.

4. Terhindar dari terjadinya tumpang tindih tugas diantara para personel bimbingan.

5. Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur.

6. Tercapai kelancaran, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.

7. Pengelompokkan kegiatan layanan menjadi jelas.

8. Pembagian tugas, peranan, tanggung jawab dan wewenang bagi masing-masing personel.

9. Penenentuan mekanisme kerja.

10. Penyusunan struktur organisasi bimbingan dan konseling menjadi jelas dan teratur.

11. Program BK dapat berjalan lancar

12. Semua program BK dapat terlaksana dengan baik

13. Layanan yang diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa.

Peran Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Keterlambatan di SMANegeri 2 Kendal :

a. Planning (Perencanaan) Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam peningkatan kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 2 adalah Kepala Sekolah dan Waka Kesiswaan bertindak sebagai pihak yang memfasilitasi, mendukung, membimbing dan mengarahkan, sedangkan Guru BK bertindak sebagai pihak yang merencanakan perencanaan manajemen Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 2 dengan cara menganalisi situasi sekolah, penetapan jenis kegiatan, persiapan fasilitas, perkiraan tentang hambatan yang akan dihadapi dan antisipasinya.

b. Organizizng (Pengorganisasian) Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan kedisiplinan adalah mengalokasikan Sumber Dayanya terlebih dahulu, setelah itu membentuk suatu prosedur yang telah disusun atau di bentuk secara ideal dan pasti. Agar menjadi sebuah organisasi yang baik dan menghasilkan hasil yang diinginkan.

c. Actuating (Pelaksanaan) Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMAN2 adalah secara sistematis dan terarah dengan baik yang dilakukan dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan cara membimbing, mengarahkan, mendidik siswa baik secara personal maupun kelompok. Dalam hal ini melibatkan peran guru BK dan personil guru lainnya untuk menghasilkan hasil yang baik.

d. Controling (Pengawasan) Manajemen Bimbingan dan Konseling Siswa di SMAN2 adalah memberikan pengarahan baik secara langsung oleh guru BK di lingkungan sekolah maupun secara tidak langsung diluar lingkungan sekolah dalam hal ini dilakukan oleh wali murid dan masyarakat melibatkan semua personil sekolah yang dilakukan di lingkungan dalam pengawasan melibatkan orang tua dan masyarakat.

Faktor pendukung dan penghambat manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 2

a. Faktor pendukung adalah adanya kerja sama antara guru BK sebagai pelaksana program, kepala sekolah sebagai supervisor, waka sekolah sebagai penyedia dana dan fasilitas, dan guru lain dalam membantu program-program bimbingan dan konseling, sehingga mempermudah jalannya program bimbingan dan konseling di SMAN2

b. Faktor penghambatnya adalah komunikasi dan koordinasi antara pelaksana program bimbingan dan konseling kurang intens, kurangnya tenaga pendidik (guru BK), program tidak terlaksana dengan baik, pelaksanaan bimbingan dan konseling kadang berbenturan dengan pelaksanaan pelajaran, kurangnya dana dan fasilitas untuk program tertentu, dan masih adanya guru lain yang tidak mendukung program bimbingan konseling tercapai tujuan.

PERAN DAN UPAYA MENCEGAH KEDISIPLINAN SISWA

1. 1.Membentuk tim kedisiplinan siswa yaitu Tim Satuan Tugas Pelaksana Penegak Kedisiplinan (STP2K)

2. Sosialisasi tata tertib sekolah saat PPDB

3. Pembiasaan 5S di sekolah (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)

4. Absensi keliling oleh guru piket

5. Petugas STP2K keliling kelas pada saat jam pelajaran

6. Mengadakan razia secara periodik

PROGRAM BK TAHUNAN

A. Rasional

Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dansekolah.

Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.

Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMA NEGERI 2 ,memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya.Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.

Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di SMA Negeri dapat dikatakan cukup baik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan kesediaan untuk turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing. Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, SMA Negeri memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

B. Dasar Hukum

1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.

2. Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.

3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.

4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6) Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.

5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau pendalaman minat.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkanbahawa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidangan layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir

9. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMA, 2016, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMA ini dapat memfasilitasi guru BK / Konselor dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan menindaklanjuti layanan bimbingan dan konseling

C. Deskripsi Kebutuhan

Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan siswa. Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan konseli.

Angket kebutuhan peserta didik di SMANEGERI 2, dibuat dan disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan masalah/kebutuhan konseli di sekolahyang berdasarkan pada SKKPD dengan pendekatan tujuan (4 bidang layanan). Angketdiolah dengan aplikasiAngket Kebutuhan Peserta Didik. Hasilnyasbb. :

1. Profil kelas dari hasil analisaAngket Kebutuhan Peserta Didik

NO

BUTIR ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

JML RESPONDEN

PROSENTASE

PRIORITAS

WAKTU LAYANAN (BULAN)

BIDANG LAYANAN

PRIBADI

SOSIAL

BELAJAR

KARIR

1

Saya merasa belum disiplin dalam beribadah pada Tuhan YME

28

3.73%

TINGGI

AGUSTUS

47.73%

15.07%

26.67%

10.53%

20

Saya belum memahami tentang norma/cara membangun berkeluarga

26

3.47%

TINGGI

AGUSTUS

2

Saya kadang-kadang berperilaku dan bertutur kata tidak jujur

26

3.47%

TINGGI

AGUSTUS

3

Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu tes

26

3.47%

TINGGI

AGUSTUS

37

Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu

24

3.20%

TINGGI

SEPTEMBER

10

Saya kurang memiliki rasa percaya diri

24

3.20%

TINGGI

SEPTEMBER

36

Saya masih sering menunda-nunda tugas sekolah/pekerjaan rumah (PR)

23

3.07%

TINGGI

SEPTEMBER

43

Saya belum paham cara memilih lembaga bimbingan belajar yang baik

23

3.07%

TINGGI

SEPTEMBER

18

Saya belum bisa menjadi pribadi yang mandiri

22

2.93%

TINGGI

OKTOBER

4

Saya merasa belum bisa mengendalikan emosi dengan baik

22

2.93%

TINGGI

OKTOBER

5

Saya belum paham tentang sikap dan perilaku asertif

21

2.80%

TINGGI

OKTOBER

358

113

200

79

11

Saya kadang kurang menjaga kesehatan diri

21

2.80%

TINGGI

NOVEMBER

45

Saya belum tahu cara memperoleh bantuan pendidikan (beasiswa)

21

2.80%

TINGGI

NOVEMBER

49

Saya merasa belum paham hubungan antara hobi, bakat, minat, kemampuan dan karir

21

2.80%

TINGGI

NOVEMBER

47

Saya merasa bingung memilih kegiatan esktrakurikuler di sekolah

21

2.80%

TINGGI

NOVEMBER

34

Saya belum paham tentang gaya belajar dan strategi yang sesuai dengannya

20

2.67%

TINGGI

DESEMBER

40

Saya belum tahu tentang struktur kurikulum yang ada di sekolah

20

2.67%

TINGGI

JANUARI

32

Saya belum tahu cara belajar yang baik dan benar di SMA/MA

20

2.67%

TINGGI

JANUARI

13

Saya merasa kurang memilki tanggung jawab pada diri sendiri

20

2.67%

TINGGI

JANUARI

12

Saya belum tahu ciri-ciri /sifat/ prilaku pribadi yang berkarakter

20

2.67%

TINGGI

JANUARI

9

Saya belum mengenal tentang macam-macam kepribadian

19

2.53%

TINGGI

JANUARI

24

Saya belum banyak mengenal tentang perilaku sosial yang bertanggung jawab

19

2.53%

TINGGI

JANUARI

7

Saya belum memahami potensi diri

18

2.40%

TINGGI

FEBRUARI

14

Saya kesulitan mengatur waktu belajar dan bermain

18

2.40%

TINGGI

FEBRUARI

33

Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah

17

2.27%

TINGGI

FEBRUARI

41

Saya merasa malas belajar dan kalau belajar sering ngantuk

17

2.27%

TINGGI

FEBRUARI

21

Saya belum banyak mengenal lingkungan sekolah baru

16

2.13%

TINGGI

MARET

29

Saya jarang bermain/berteman di lingkungan tempat saya tinggal

15

2.00%

TINGGI

APRIL

38

Saya belum tahu cara memanfaatkan sumber belajar

15

2.00%

TINGGI

APRIL

6

Saya belum tahu cara mengenal dan memahami diri sendiri

14

1.87%

SEDANG

APRIL

8

Saya belum tahu perubahan dan permasalahan yang terjadi pada masa remaja

12

1.60%

SEDANG

APRIL

19

Saya sedang memiliki konflik pribadi

11

1.47%

SEDANG

MEI

25

Saya belum tahu tentang bullying dan cara mensikapinya

10

1.33%

SEDANG

MEI

31

Saya kurang suka berkomunikasi dengan teman lawan jenis

10

1.33%

SEDANG

MEI

23

Saya masih sedikit mengetahui tentang dampak atau bahaya rokok

10

1.33%

SEDANG

MEI

39

Saya belajarnya jika akan ada tes atau ujian saja

10

1.33%

SEDANG

JUNI

28

Saya kurang memahami dampak dari media sosial

9

1.20%

SEDANG

JUNI

48

Saya merasa belum mantap pada pilihan peminatan yang diambil

9

1.20%

SEDANG

22

Saya belum memahami tentang kenakalan remaja

8

1.07%

SEDANG

50

Saya belum memiliki perencanaan karir masa depan

7

0.93%

RENDAH

42

Saya belum terbiasa belajar bersama atau belajar kelompok

7

0.93%

RENDAH

26

Saya sukar bergaul dengan teman-teman di sekolah

6

0.80%

RENDAH

27

Sering saya dianggap tidak sopan pada orang lain

6

0.80%

RENDAH

16

Saya merasa tidak betah tinggal di rumah sendiri

5

0.67%

RENDAH

30

Saya belum banyak teman atau sahabat

4

0.53%

RENDAH

17

Saya mempunyai masalah dengan anggota keluarga di rumah

4

0.53%

RENDAH

44

Saya belum dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk belajar

2

0.27%

RENDAH

35

Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan belajar saya

2

0.27%

RENDAH

15

Kondisi orang tua saya sedang tidak harmonis

1

0.13%

RENDAH

46

Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup

0

0.00%

RENDAH

Deskripsi hasil angket :

Berdasarkan profil kelas dan profil konseli dari hasil angket di atas,permasalahan tertinggiterdapat pada bidang pribadi sebesar47,73% diikuti oleh bidang sosial sebesar 15,07%, bidang belajar sebesar 26,67% dan bidang karier sebesar 10,53 %. Ada pun butir masalah yang paling tinggi adalah merasa belum disiplin dalam beribadah pada Tuhan yang dipilih oleh 28 konseli, diikuti oleh Saya belum memahami tentang norma/cara membangun berkeluarga sebanyak 26 konseli, tentang Saya kadang-kadang berperilaku dan bertutur kata tidak baik sebanyak 26 orang. Sementara peserta didik yang paling banyak memilih item masalah adalah Annisa F (35butir)danDaffa A(33butir).

2. Deskripsi Rumusan Kebutuhan

BIDANG LAYANAN

ASSESMEN KEBUTUHAN

RUMUSAN KEBUTUHAN

PRIBADI

Kualitas ibadah saya pada Tuhan YME masih belum baik

Meningkatnya kualitas Ibadah pada Tuhan YME

Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME

Selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan YME

Saya merasa masih sulit untuk selalu berfikir positif

Memiliki pikiran positif

Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu tes /ujian

Kemampuan menghindari kebiasaan mencontek saat ujian

Saya belum tahu cara mengendalikan emosi dengan baik

Kemampuan mengelola emosi dengan baik

Saya belum paham tentang mekanisme pertahanan diri

Pemahaman mengenai mekanisme pertahanan diri

Saya belum tahu cara mengatur waktu yang baik

Keterampilan mengatur waktu kegiatan

Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja

Pemahaman tentang kesehatan repoduksi remaja

Saya belum mengetahui banyak tentang jenis obat-obat terlarang serta dampaknya

Kemampuan menghindari obat terlarang dan narkoba

Saya merasa masih sedikit pengetahuhan tentang ilmu kepemimpinan

Pemahaman tentang ilmu kepemimpian

Saya belum paham tentang mental disorder dan permasalahannya

Kemampuan menghindari diri dari penyakit mental

Saya jenuh dan enggan masuk sekolah

Kemampuan mengatasi kejenuhan masuk sekolah

Saya merasa sulit menghilangkan kebiasaan keluar malam (bermain,begadang)

Kemampuan menghilangkan kebiasaan keluar malem (bermain,begadang)

Saya kadang lupa membuang sampah sembarangan

Memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

Saya tidak suka kalau disuruh antri, sementara yang lain tidak mau tertib untuk antri

Memiliki budaya antri

Saya sedang memiliki masalah dengan teman dekat (pacar)

Pemahaman tentang dampak pacaran

SOSIAL

Saya belum bisa memiliki kepekaan diri dan sosial

Memiliki kepekaan diri dan sosial

Saya belum tahu cara berkomunikasi yang efektif

Kemampuan berkomunikasi yang baik

Saya belum paham yang harus dilakuan dengan adanya pemanasan global

Pemahaman dampak pemanasan global

Saya belum memahami etika dan budaya tertib berlalu lintas

Memiliki etika dan budaya tertib berlalu lintas

Saya merasa sulit mematuhi tata tertib sekolah

Kemampuan mematuhi tata tertib sekolah

Saya kadang masih lupa mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan

Kebiasaan mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan

Saya merasa sulit mengendalikan ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Kemampuan mengendalikan ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Saya belum memahami etika dalam bergaul

Pemahaman tentang etika bergaul

Saya belum tahu cara menjaga persahabatan agar tetap langgeng

Kemampuan membina persahabatan yang baik

Saya merasa saat ini belum banyak memiliki teman

Kemampuan membina hubungan dengan banyak teman

Saya masih sering terbawa arus pergaulaan yang kurang baik

Kemampuan untuk selektif dalam bergaul

Saya belum tahu tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara mensikapinya

Pemahaman mengenai bentuk-bentuk kenakalan remaja

Saya belum memahami tawuran pelajar dan akibatnya

Kemampuan untuk menghindari tawuran pelajar

Saya belum memahami peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat

Pemahaman mengenai peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat

Saya belum paham tentang dampak Sek Bebas, LGBT dan HIV/AIDS

Pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs

BELAJAR

Saya merasa belum menemukan cara belajar yang efektif

Keterampilan belajar efektif dan efisien

Saya belum bisa membuat peta pikiran (mind mapping)

Keterampilan membuat mind mapping

Saya belum paham cara kerja otak kiri dan otak kanan

Pemahaman mengenai cara kerja otak kiri dan kanan

Saya belum tahu cara untuk membangkitkan semangat belajar

Semangat belajar yang tinggi

Saya masih suka menunda-nunda tugas sekolah/pekerjaan rumah (PR)

Kedisiplinan menyelesaikan tugas sekolah

Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu

Kemampuan menyelesaikan kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu

Saya semangat belajar, kalau ada tes atau ujian saja

Semangat belajar, tidak hanya kalau ada tes atau ujian saja

Saya merasa sulit untuk belajar kelompok

Kemampuan untuk belajar kelompok

Saya belum paham cara memilih lembaga bimbingan belajar yang baik

Kemampuan memilih lembaga bimbingan belajar yang baik

Saya belum dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk belajar

Keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk belajar

Saya masih belum bisa belajar secara rutin

Memiliki kebiasaan belajar secara rutin

Saya merasa takut bertanya atau menjawab di kelas

Memiliki keberanian bertanya dan menjawab di kelas

Saya jarang sekali mengunjungi perpustakaan untuk membaca

Kebiasaan membaca yang tinggi

KARIR

Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup

Kemampuan memperoleh penghasilan untuk biaya hidup

Saya merasa belum banyak tahu tentang jenis-jenis profesi/pekerjaan di masyakarat

Mengidentifikasi jenis-jenis profesi/pekerjaan

Saya belum memahamai program studi yang ada di Perguruan Tinggi

Pemahaman mengenai program studi di Perguruan Tinggi

Saya belum paham hubungan antara bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan

Pemahaman mengenai hubungan bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan

Saya masih memiliki keraguan dengan pilihan cita-cita/karir masa depan

Mengidentifkasi pilihan karir atau cita-cita yang sesuai dengan dirinya

Saya belum mengetahui tentang seleksi masuk perguruan tinggi

Pemahaman mengenai seleksi mahasiswa di Perguruan tinggi

D. RUMUSAN TUJUAN

Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk prilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Berikut rumusan tujuannya

BIDANG LAYANAN

RUMUSAN KEBUTUHAN

TUJUAN LAYANAN

PRIBADI

Meningkatnya kualitas Ibadah pada Tuhan YME

Peserta didik/konseli dapat meningkatkan Kualitas Ibadah pada Tuhan YME

Selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan YME

Peserta didik/konseli dapat menyadari nikmat dari pemberian-Nya serta memiliki sikap bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh-Nya

Memiliki pikiran positif

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya berpikir dan bersikap positif serta menerapkannya dalam kehidupan hingga menjadi pribadi yang sukses

Kemampuan menghindari kebiasaan mencontek saat ujian

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman dan kesadaran bahwa menyontek adalah perbuatan tidak baik (tercela), memahami penyebab dan dampak dari perbuatan menyontek serta mampu untuk menghindarinya

Kemampuan mengelola emosi dengan baik

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kecerdasan emosi dan pengendalian diri serta pelunya mentaati norma dan peraturan yang berlaku

Pemahaman mengenai mekanisme pertahanan diri

Peserta didik/konseli dapat memahami akan pentingnya mekanisme pertahanan diri serta berbagai jenis atau bentuk dari mekanisme pertahanan diri yang dapat dilakukan

Keterampilan mengatur waktu kegiatan

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya manajemen waktu serta mampu menerapkan manajemen waktu tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Pemahaman tentang kesehatan repoduksi remaja

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kesehatan reproduksi , pentingnya merawat organ atau alat reproduksi yanag ada pada pria dan wanita serta menjaga prilaku pelecehan seksual

Kemampuan menghindari obat terlarang dan narkoba

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang jenis dan bentuk narkoba dengan benar, dapat memahami dampak dari mengkonsumsi narboka serta memiliki perasaan positif untuk mencegah dampak negatif narboka

Pemahaman tentang ilmu kepemimpian

Peserta didik/konseli dapat memahami apa yang disebut pemimpin, dapat mengenal fungsi dan tugas kepemimpinan serta gaya kepemimpinan

Kemampuan menghindari diri dari penyakit mental

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang penyakit mental (mental disorder) serta tanda-tandanya atau gejalanya, dapat menjadi individu yang sehat secara rohani dan jasmani

Kemampuan mengatasi kejenuhan masuk sekolah

Peserta didik/konseli mampu menghilangkan kejenuhanya masuk sekolah

Kemampuan menghilangkan kebiasaan keluar malem (bermain,begadang)

Peserta didik/konseli mampu menghilangkan kebiasaan keluar malam (bermain,begadang)

Memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

Peserta didik/konseli memiliki budaya dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

Memiliki budaya antri

Peserta didik/konseli memiliki budaya dan kebiasaan untuk antri

Pemahaman tentang dampak pacaran

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman akan pacaran dan dampak negatif dari pacaran sehingga dapat memutuskan untuk memfokuskan diri pada tugas pokok pelajar

SOSIAL

Memiliki kepekaan diri dan sosial

Peserta didik/konseli memiliki kepekaan diri dan sosial, dapat memahami pentingnya hidup bersosial serta dapat berprilaku yang bertanggung jawab dalam masyarakat

Kemampuan berkomunikasi yang baik

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya komunikasi untuk menyampaikan pesan, ide atau gagasan dalam hidup bermasyarakat

Pemahaman dampak pemanasan global

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang pemanasan global (global warning) dan akibat yang ditimbulkan, serta memiliki perasaan positif untuk mengurangi dampaknya

Memiliki etika dan budaya tertib berlalu lintas

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya etika dan budaya dalam berlalu lintas, dan mau mematuhinya

Kemampuan mematuhi tata tertib sekolah

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya tata tertib sekolah, dan mau mematuhinya dalam kehidupan sehari-hari

Kebiasaan mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan

Peserta didik/konseli dapat mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan

Kemampuan mengendalikan ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Peserta didik/konseli dapat mengendalikan diri dari ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Pemahaman tentang etika bergaul

Peserta didik/konseli dapat memahami arti pentingnya etika bergaul dan menjunjung tinggi nilai yang diyakini oleh masyarakat, serta mampu bergaul dengan menyesuaikan diri sesuai etika yang ada dalam masyarakat

Kemampuan membina persahabatan yang baik

Peserta didik/konseli memiliki perasaan positif untuk membina persahabatan dengan kegiatan positif serta miliki rencana kegiatan untuk mengisi kegiatan persahabatan yang positif

Kemampuan membina hubungan dengan banyak teman

Peserta didik/konseli dapat memiliki banyak teman dalam pergaulan

Kemampuan untuk selektif dalam bergaul

Peserta didik/konseli memiliki kemampuan untuk selektif dalam bergaul sehingga terbebas dari pergaulan yang kurang baik

Pemahaman mengenai bentuk-bentuk kenakalan remaja

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja dan mampu menghindarinya

Kemampuan untuk menghindari tawuran pelajar

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang tawuran pelajar dan mampu menghindarinya

Pemahaman mengenai peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat

Peserta didik/konseli dapat memahami dan menerima peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat serta berprilaku sebagai pria dan wanita sesuai dengan norma masyarakat

Pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs dan mampu menghindarinya

BELAJAR

Keterampilan belajar efektif dan efisien

Peserta didik/konseli dapat mengenal hakekat belajar, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar serta cara belajar efektif dan efisien

Keterampilan membuat mind mapping

Peserta didik/konseli mampu memahami tentang mind mapping serta dapat membuat suatu peta pikiran untuk meningkatkan prestasi belajar

Pemahaman mengenai cara kerja otak kiri dan kanan

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang perbedaan fungsi, cara mengembangkan serta memanfaatkan fungsi otak kanan dan otak kiri

Semangat belajar yang tinggi

Peserta didik/konseli dapat menerapkan sikap dan kebiasaan yang benar dalam belajar hingga dapat membangkitkan semangat belajar untuk berprestasi

Kedisiplinan menyelesaikan tugas sekolah

Peserta didik/konseli memiliki kedisiplinan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah

Kemampuan menyelesaikan kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu

Peserta didik/konseli dapat memahami teknik memahami pelajaran

Semangat belajar, tidak hanya kalau ada tes atau ujian saja

Peserta didik/konseli memiliki semangat belajar tidak hanya saat akan ada tes/ujian saja

Kemampuan untuk belajar kelompok

Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan dan keterampilan untuk belajar kelompok secara efektif

Kemampuan memilih lembaga bimbingan belajar yang baik

Peserta didik/konseli dapat mengidentifikasi dan memilih bimbingan belajar yang sesuai untuk dirinya

Keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk belajar

Peserta didik/konseli mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk sumber belajar

Memiliki kebiasaan belajar secara rutin

Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan belajar secara rutin

Memiliki keberanian bertanya dan menjawab di kelas

Peserta didik/konseli memiliki keberanian bertanya dan menjawab di kelas

Kebiasaan membaca yang tinggi

Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan dan budaya membaca yang tinggi

KARIR

Kemampuan memperoleh penghasilan untuk biaya hidup

Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan peluang kerja sambil sekolah untuk memperoleh penghasilan untuk biaya hidup sambil sekolah

Mengidentifikasi jenis-jenis profesi/pekerjaan

Peserta didik/ konseli mengenal jenis-jenis profesi/pekerjaan untuk persiapan masa depannya

Pemahaman mengenai program studi di Perguruan Tinggi

Peserta didik/konseli mengenal tentang berbagai macam program studi di perguruan tinggi, dan mampu menyusun strategi untuk bisa memilih dan masuk pada program studi yang sesuai dengan dirinya

Pemahaman mengenai hubungan bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan

Peserta didik/konseli memahami hubungan antara bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan dimasa depan

Mengidentifkasi pilihan karir atau cita-cita yang sesuai dengan dirinya

Peserta didik/konseli mampu mengidentifikasi dan menetapkan cita-cita karir masa depannya

Pemahaman mengenai seleksi mahasiswa di Perguruan tinggi

Peserta didik/konseli mampu memahami berbagai macam bentuk seleksi masuk Perguruan tinggi, dan memiliki strategi untuk bisa diterima di perguruan tinggi yang dicita-citakan

E. KOMPONEN PROGRAM

Komponen program bimbigan dan konseling di SMA meliputi : (1) layanan dasar, (2) layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen

1) LayananDasar

Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan eksplorasi karir.Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran tematik.

2) Layanan Responsif

Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik dan kotak masalah.Pada konteks layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa,orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.

3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual PesertaDidik

Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan perencanaan individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya dalam bentukgrafik.Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi.Aktivitas peminatan dan perencanaan individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.

4) Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling ataukonselor.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.

Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen program adalah sebagai berikut :

NO

KOMPONEN PROGRAM

NO

MATERI / TOPIK / KEGIATAN

JUMLAH LAYANAN

PROPORSI

PERHITUNGAN WAKTU/JAM

1

Layanan Dasar

1

Dahsyatnya keutamaan bersyukur

28

49%

49% x 24 = 11,76

2

Berpikir dan bersikap positif

3

Menyontek, penyebab dan solusinya

4

Kecerdasan emosi dan pengendalian diri

5

Mekanisme pertahanan diri

6

Manajemen waktu

7

Kesehatan reproduksi remaja

8

Bahaya narkoba dan dampaknya

9

Jiwa Kepemimpinan

10

Mental disorder dan permasalahannya

11

Budaya membuang sampah pada tempatnya

12

Budaya antri

13

Dampak pacaran di kalangan remaja

14

Kepekaan diri dan social

15

Komunikasi efektif

16

Pemanasan Global dan dampaknya

17

Etika dan budaya tertib berlalu lintas

18

Peraturan sekolah

19

Etika bergaul

20

Membina persahabatan sejati

21

Bentuk-bentuk kenakalan remaja

22

Tawuran pelajar dan akibatnya

23

Peran sosial pria dan wanita

24

Dampak dari Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs

25

Cara belajar efektif dan efisien

26

Mind mapping untuk prestasi belajar

27

Cara kerja otak kiri dan otak kanan

28

Membangkitkan semangat belajar

2

Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik

1

Kiat belajar sambil bekerja

6

11%

11% x 24 = 2,64

2

Jenis-jenis profesi/pekerjaan

3

Program studi di Perguruan Tinggi

4

Hubungan bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan

5

Identifkasi pilihan karir atau cita-cita yang sesuai

6

Informasi tentang seleksi masuk perguruan tinggi

3

Layanan Responsif

1

Kiat meningkatkan ibadah

16

28%

28% x 24 = 6,72

2

Mengatasi kejenuhan masuk sekolah

3

Akibat kebiasaan keluar malam (bermain,begadang)

4

Hebatnya pengaruh kata maaf, tolong dan terima kasih dalam pergaulan

5

Dampak ketergantungan pada medsos (fb, wa,)

6

Kiat memiliki banyak teman

7

Selektif dalam bergaul

8

Disiplin mengerjakan tugas sekolah

9

Tips memahami pelajaran

10

Semangat belajar tidak hanya saat ujian

11

Belajar kelompok yang efektif

12

Memilih lembaga bimbel yang tepat

13

Memanfaatkan IT untuk meraih prestasi

14

Kebiasaan belajar rutin

15

Berani bertanya dan menjawab di kelas

16

Kiat menumbuhkan minat baca

4

Dukungan Sistem

1

Pengembangan Jejaring

7

12%

12% x 24 = 2,88

2

Kegiatan Manajemen

3

Pengembangan staf

4

Kunjungan rumah

5

Kolaborasi

6

Pengembangan Profesi Konselor

a. In House Training

b. Pendidikan Lanjut

7

Penelitian dan Pengembangan

JUMLAH JAM

57

100%

24

F. BIDANG LAYANAN

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli

1. Pribadi

Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.

Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkanmeliputi (1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secarabaik.

2. Sosial

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang salingmenguntungkan.

3. Belajar

Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

Aspekperkembangan yang dikembangkan meliputi;

(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar;

(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;

(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;

(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif;

(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan

(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian

4. Karir

Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir, (2) kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir, (3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir, (4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar, (5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir, (6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan karir, (7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat, (8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki dan perempuan.

G. MENGEMBANGKAN TEMA/TOPIK LAYANAN BK

Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang akan dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling)

BIDANG LAYANAN

RUMUSAN KEBUTUHAN

TUJUAN LAYANAN

TOPIK/TEMA

PRIBADI

Meningkatnya kualitas Ibadah pada Tuhan YME

Peserta didik/konseli dapat meningkatkan Kualitas Ibadah pada Tuhan YME

Kiat meningkatkan ibadah

Selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan YME

Peserta didik/konseli dapat menyadari nikmat dari pemberian-Nya serta memiliki sikap bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh-Nya

Dahsyatnya keutamaan bersyukur

Memiliki pikiran positif

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya berpikir dan bersikap positif serta menerapkannya dalam kehidupan hingga menjadi pribadi yang sukses

Berpikir dan bersikap positif

Kemampuan menghindari kebiasaan mencontek saat ujian

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman dan kesadaran bahwa menyontek adalah perbuatan tidak baik (tercela), memahami penyebab dan dampak dari perbuatan menyontek serta mampu untuk menghindarinya

Menyontek, penyebab dan solusinya

Kemampuan mengelola emosi dengan baik

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kecerdasan emosi dan pengendalian diri serta pelunya mentaati norma dan peraturan yang berlaku

Kecerdasan emosi dan pengendalian diri

Pemahaman mengenai mekanisme pertahanan diri

Peserta didik/konseli dapat memahami akan pentingnya mekanisme pertahanan diri serta berbagai jenis atau bentuk dari mekanisme pertahanan diri yang dapat dilakukan

Mekanisme pertahanan diri

Keterampilan mengatur waktu kegiatan

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya manajemen waktu serta mampu menerapkan manajemen waktu tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Manajemen waktu

Pemahaman tentang kesehatan repoduksi remaja

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kesehatan reproduksi , pentingnya merawat organ atau alat reproduksi yanag ada pada pria dan wanita serta menjaga prilaku pelecehan seksual

Kesehatan reproduksi remaja

Kemampuan menghindari obat terlarang dan narkoba

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang jenis dan bentuk narkoba dengan benar, dapat memahami dampak dari mengkonsumsi narboka serta memiliki perasaan positif untuk mencegah dampak negatif narboka

Bahaya narkoba dan dampaknya

Pemahaman tentang ilmu kepemimpian

Peserta didik/konseli dapat memahami apa yang disebut pemimpin, dapat mengenal fungsi dan tugas kepemimpinan serta gaya kepemimpinan

Jiwa Kepemimpinan

Kemampuan menghindari diri dari penyakit mental

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang penyakit mental (mental disorder) serta tanda-tandanya atau gejalanya, dapat menjadi individu yang sehat secara rohani dan jasmani

Mental disorder dan permasalahannya

Kemampuan mengatasi kejenuhan masuk sekolah

Peserta didik/konseli mampu menghilangkan kejenuhanya masuk sekolah

Mengatasi kejenuhan masuk sekolah

Kemampuan menghilangkan kebiasaan keluar malem (bermain,begadang)

Peserta didik/konseli mampu menghilangkan kebiasaan keluar malam (bermain,begadang)

Akibat kebiasaan keluar malam (bermain,begadang)

Memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

Peserta didik/konseli memiliki budaya dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

Budaya membuang sampah pada tempatnya

Memiliki budaya antri

Peserta didik/konseli memiliki budaya dan kebiasaan untuk antri

Budaya antri

Pemahaman tentang dampak pacaran

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman akan pacaran dan dampak negatif dari pacaran sehingga dapat memutuskan untuk memfokuskan diri pada tugas pokok pelajar

Dampak pacaran di kalangan remaja

SOSIAL

Memiliki kepekaan diri dan sosial

Peserta didik/konseli memiliki kepekaan diri dan sosial, dapat memahami pentingnya hidup bersosial serta dapat berprilaku yang bertanggung jawab dalam masyarakat

Kepekaan diri dan sosial

Kemampuan berkomunikasi yang baik

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya komunikasi untuk menyampaikan pesan, ide atau gagasan dalam hidup bermasyarakat

Komunikasi efektif

Pemahaman dampak pemanasan global

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang pemanasan global (global warning) dan akibat yang ditimbulkan, serta memiliki perasaan positif untuk mengurangi dampaknya

Pemanasan Global dan dampaknya

Memiliki etika dan budaya tertib berlalu lintas

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya etika dan budaya dalam berlalu lintas, dan mau mematuhinya

Etika dan budaya tertib berlalu lintas

Kemampuan mematuhi tata tertib sekolah

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya tata tertib sekolah, dan mau mematuhinya dalam kehidupan sehari-hari

Tata tertib sekolah

Kebiasaan mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan

Peserta didik/konseli dapat mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan

Hebatnya pengaruh kata maaf, tolong dan terima kasih dalam pergaulan

Kemampuan mengendalikan ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Peserta didik/konseli dapat mengendalikan diri dari ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Dampak ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Pemahaman tentang etika bergaul

Peserta didik/konseli dapat memahami arti pentingnya etika bergaul dan menjunjung tinggi nilai yang diyakini oleh masyarakat, serta mampu bergaul dengan menyesuaikan diri sesuai etika yang ada dalam masyarakat

Etika bergaul

Kemampuan membina persahabatan yang baik

Peserta didik/konseli memiliki perasaan positif untuk membina persahabatan dengan kegiatan positif serta miliki rencana kegiatan untuk mengisi kegiatan persahabatan yang positif

Membina persahabatan sejati

Kemampuan membina hubungan dengan banyak teman

Peserta didik/konseli dapat memiliki banyak teman dalam pergaulan

Kiat memiliki banyak teman

Kemampuan untuk selektif dalam bergaul

Peserta didik/konseli memiliki kemampuan untuk selektif dalam bergaul sehingga terbebas dari pergaulan yang kurang baik

Selektif dalam bergaul

Pemahaman mengenai bentuk-bentuk kenakalan remaja

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja dan mampu menghindarinya

Bentuk-bentuk kenakalan remaja

Kemampuan untuk menghindari tawuran pelajar

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang tawuran pelajar dan mampu menghindarinya

Tawuran pelajar dan akibatnya

Pemahaman mengenai peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat

Peserta didik/konseli dapat memahami dan menerima peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat serta berprilaku sebagai pria dan wanita sesuai dengan norma masyarakat

Peran sosial pria dan wanita

Pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs dan mampu menghindarinya

Dampak dari Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs

BELAJAR

Keterampilan belajar efektif dan efisien

Peserta didik/konseli dapat mengenal hakekat belajar, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar serta cara belajar efektif dan efisien

Cara belajar efektif dan efisien

Keterampilan membuat mind mapping

Peserta didik/konseli mampu memahami tentang mind mapping serta dapat membuat suatu peta pikiran untuk meningkatkan prestasi belajar

Mind mapping untuk prestasi belajar

Pemahaman mengenai cara kerja otak kiri dan kanan

Peserta didik memiliki pemahaman tentang perbedaan fungsi, cara mengembangkan serta memanfaatkan fungsi otak kanan dan otak kiri

Cara kerja otak kiri dan otak kanan

Semangat belajar yang tinggi

Peserta didik/konseli dapat menerapkan sikap dan kebiasaan yang benar dalam belajar hingga dapat membangkitkan semangat belajar untuk berprestasi

Membangkitkan semangat belajar

Kedisiplinan menyelesaikan tugas sekolah

Peserta didik/konseli memiliki kedisiplinan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah

Disiplin mengerjakan tugas sekolah

Kemampuan menyelesaikan kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu

Peserta didik/konseli dapat memahami teknik memahami pelajaran

Tips memahami pelajaran

Semangat belajar, tidak hanya kalau ada tes atau ujian saja

Peserta didik/konseli memiliki semangat belajar tidak hanya saat akan ada tes/ujian saja

Semangat belajar tidak hanya saat ujian

Kemampuan untuk belajar kelompok

Peserta didik memiliki kebiasaan dan keterampilan untuk belajar kelompok secara efektif

Belajar kelompok yang efektif

Kemampuan memilih lembaga bimbingan belajar yang baik

Peserta didik/konseli dapat mengidentifikasi dan memilih bimbingan belajar yang sesuai untuk dirinya

Memilih lembaga bimbel yang tepat

Keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk belajar

Peserta didik/konseli mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk sumber belajar

Memanfaatkan IT untuk meraih prestasi

Memiliki kebiasaan belajar secara rutin

Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan belajar secara rutin

Kebiasaan belajar rutin

Memiliki keberanian bertanya dan menjawab di kelas

Peserta didik/konseli memiliki keberanian bertanya dan menjawab di kelas

Berani bertanya dan menjawab di kelas

Kebiasaan membaca yang tinggi

Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan dan budaya membaca yang tinggi

Kiat menumbuhkan minat baca

KARIR

Kemampuan memperoleh penghasilan untuk biaya hidup

Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan peluang kerja sambil sekolah untuk memperoleh penghasilan untuk biaya hidup sambil sekolah

Kiat belajar sambil bekerja

Mengidentifikasi jenis-jenis profesi/pekerjaan

Peserta didik/ konseli mengenal jenis-jenis profesi/pekerjaan untuk persiapan masa depannya

Jenis-jenis profesi/pekerjaan

Pemahaman mengenai program studi di Perguruan Tinggi

Peserta didik mengenal tentang berbagai macam program studi di perguruan tinggi, dan mampu menyusun strategi untuk bisa memilih dan masuk pada program studi yang sesuai dengan dirinya

Program studi di Perguruan Tinggi

Pemahaman mengenai hubungan bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan

Peserta didik/konseli memahami hubungan antara bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan dimasa depan

Hubungan bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan

Mengidentifkasi pilihan karir atau cita-cita yang sesuai dengan dirinya

Peserta didik/konseli mampu mengidentifikasi dan menetapkan cita-cita karir masa depannya

Identifkasi pilihan karir atau cita-cita yang sesuai

Pemahaman mengenai seleksi mahasiswa di Perguruan tinggi

Peserta didik/konseli mampu memahami berbagai macam bentuk seleksi masuk Perguruan tinggi, dan memiliki strategi untuk bisa diterima di perguruan tinggi yang dicita-citakan

Informasi tentang seleksi masuk perguruan tinggi

H. RENCANA KEGIATAN/OPERASIOAL (ACTION PLAN)

Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian siswa. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

(a) Bidang layanan

Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling

(b) Tujuan Layanan

Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas perkembangan atau standar kompetensi kemandirian siswa

(c) Komponenlayanan

Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3) peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan system

(d) Strategilayanan

Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat dilaksanakan adalah bimbingan

(e) Kelas

Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling

(f) Materi,

Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.

(g) Metode,

Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akandilakukan.

(h) Alat/media,

Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas kerja dansebagainya.

(i) Evaluasi,

Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuanlayanan.

(j) Ekuivalensi,

Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah).

RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING

SMA N 2

BIDANG LAYANAN

TUJUAN LAYANAN

KOMPONEN LAYANAN

STRATEGI LAYANAN

KELAS

MATERI

METODE

MEDIA

EVALUASI

EKUIVALENSI

PRIBADI

Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya iman dan taqwa pada Tuhan YME serta dapat hidup rukun, damai dan saling menghormati antar umat beragama

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Implementasi Iman dan Taqwa dalam kehidupan modern

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat menjadi individu yang memiliki integritas diri serta dapat memancarkan kepercayaan diri dan sikap yang tidak mementingkan diri sendiri

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Kejujuran dan Integritas

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat menjadi individu yang memiliki sikap jujur dan tidak mencontek

Dasar

Bimbingan Kelompok

X

Kebiasaan mencontek dan akibatnya

Diskusi

Kartu sikap

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat menjadi individu yang mampu mengendalikan emosi

Responsif

Konseling Individual

X

Mengelola emosi dengan baik

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu membedakan perilaku agresif dan asertif, menerapkan prilaku asertif dengan teman-temannya serta mengembangkan sikap asertif untuk menunjang prestasi

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Sikap dan Perilaku Asertif

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memahami dan menemukan unsur-unsur konsep diri serta memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan secara wajar dan penuh rasa syukur

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Konsep diri remaja

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat mengenal dan menggali potensi diri serta berusaha mengoptimalkannya untuk meraih sukses masa depan

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Potensi diri remaja

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu mengenal ciri-ciri perkembangan remaja, dapat memahami tugas perkembangan, mengatasi masalah yang dihadapi dalam perkembangan

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Psikologi remaja dan permasalahannya

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu mengenal tipe-tipe kepribadian manusia, mengenal kepribadian yang dimiliki serta dapat tumbuh menjadi pribadi yang matang

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Kepribadian Manusia

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memahami ciri-ciri pribadi yang memiliki rasa percaya diri serta dapat meningkatkan percaya diri dengan baik untuk mencapai tujuan hidupnya

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Membangun Rasa Percaya Diri

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya polah hidup bersih dan sehat serta dapat melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat sehari-hari yang dapat mempengaruhi kesehatan

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Pola Hidup Bersih dan Sehat

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memiliki perasaan positif untuk membangun pribadi yang berkarakter yang akan berkontribusi pada peningkatan mutu karakter bangsa

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Menjadi pribadi yang berkarakter

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memiliki rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain

Responsif

Konseling Individual

X

Rasa tanggung jawab

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu mengatur jadwal kegiatan sehari-hari dengan baik

Dasar

Bimbingan Kelompok

X

Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari

Pohon waktu

Jadwal kegiatan sehari-hari

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli memiliki keluarga yang harmonis

Responsif

Konseling Individual

X

Keluarga yang harmonis

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli merasa nyaman,aman tinggal di rumah sendiri

Responsif

Konseling Individual

X

Rumahku surgaku

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan

Responsif

Konseling Individual

X

Mengatasi masalah dengan anggota keluarga

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu menjadi pribadi yang mandiri

Responsif

Konseling Individual

X

Menjadi pribadi mandiri

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu menyelesaikan konflik pribadi

Responsif

Konseling Individual

X

Kiat mengatasi konflik pribadi

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli memiliki pengetahuan tentang norma berkeluarga

Responsif

Konseling Individual

X

Norma keluarga

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

SOSIAL

Peserta didik/konseli dapat mengenal aspek-aspek penyesuaian diri serta dapat menerapkan sikap dan kebiasaan dengan lingkungannya

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Penyesuaian Diri Remaja di Sekolah Baru

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat mengetahui bentuk atau jenis kenakalan remaja, dampak terhadap pribadi dan lingkungan serta berusaha untuk menghindarinya

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Kenakalan Remaja dan Cara Menghindarinya

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang bahaya dan dampak rokok bagi kesehatan tubuh dan lingkungan serta cara untuk menolak ajakan untuk merokok dalam bentuk apapun

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Bahaya rokok dan dampaknya

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya berprilaku sosial yang baik, serta memiliki sikap untuk hidup bersosial yang bertanggung jawab dalam sebuah masyarakat

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Prilaku sosial yang bertanggung jawab

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami tentang bullying, bahaya prilaku bullying, sebab dan dampak bullying, serta berani cara melawan tindakan bullying

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Stop Bullying !

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami norma-norma dalam masyarakat serta dapat bersosialisasidan bergaul dengan teman sebaya sesuai dengan etika yang baik

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Etika pergaulan dengan teman sebaya

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami nilai-nilai dan cara bertingkah laku sopan santun dalam kehidupan di luar kelompok teman sebaya

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Sikap sopan santun dalam kehidupan

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memahami dampak positif dan negatif bermain handphone atau media sosial

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Dampak handphone (medsos)

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli memiliki Kesadaran sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi

Responsif

Konseling Individual

X

Interaksi sebagai makhluk sosial

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mudah mencari dan disenangi teman

Dasar

Bimbingan Kelompok

X

Kiat mencari teman

Bermain peran

Disesuaikan dengan teknik yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang norma hubungan komunikasi dengan lawan jenis

Responsif

Konseling Individual

X

Hubungan komunikasi dengan lawan jenis

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

BELAJAR

Peserta didik/konseli dapat mengenal sikap dalam belajar serta menerapkan sikap dan kebiasaan dalam belajar yang baik di SMA-MA hingga mencapai prestasi yang lebih luas

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Kiat sukses belajar di SMA-MA

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami pengertian motivasi berprestasi, mengetahui dan menerapkan cara untuk meningkatkan motivasi berprestasi

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Motivasi berprestasi

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memahami dan mengetahui tentang gaya belajar serta strategi belajarnya untuk masing-masing gaya belajar tersebut

Dasar

Bimbingan klasikal

X

Strategi belajar sesuai dengan gaya belajar

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli selalu mendapat perhatian orang tua dalam belajarnya

Responsif

Konseling Individual

X

Kepedulian orang tua terhadap belajar anak

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli memiliki kedisiplinan dalam belajar

Responsif

Konseling Individual

X

Disiplin Mengerjakan Tugas

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memahami teknik memahami pelajaran

Responsif

Konseling Individual

X

Tips memahami pelajaran

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan sumber belajar dalam kegiatan belajarnya

Responsif

Konseling Individual

X

Manfaat sumber belajar

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat mengatur waktu belajarnya

Responsif

Konseling Individual

X

Belajar sesuai jadwal

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang struktur kurikulum sekolah

Dasar

Lintas Kelas

X

Srtuktur kurikulum sekolah

Ceramah, Tanya jawab

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli memiliki motivasi dalam belajar

Responsif

Konseling Individual

X

Motivasi belajar

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat belajar kelompok dengan temannya

Dasar

Bimbingan Kelompok

X

Belajar kelompok yang efektif

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memilih lembaga bimbingan belajar yang tepat

Responsif

Konseling Individual

X

Memilih lembaga bimbel yang tepat

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk belajar

Responsif

Konseling Individual

X

Memanfaatkan IT untuk meraih prestasi

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

KARIR

Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan peluang beasiswa yang ada

Pem&Perenc Indv

Konseling Individual

X

Strategi memperoleh Beasiswa

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/ konseli mampu mengatur kegiatan antara belajar sambil bekerja

Pem&Perenc Indv

Konseling Individual

X

Kiat belajar sambil bekerja

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memilih kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya

Pem&Perenc Indv

Konseling Individual

X

Cara memilih Ekskul

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mantap pada pilihan peminatan yang telah diambil

Pem&Perenc Indv

Konseling Individual

X

Mantap pada pilihan peminatan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami peranan hobi, bakat, minat dalam karir masa depannya

Pem&Perenc Indv

Konseling Individual

X

Hobi, bakat, minat, kemamapuan dan Karir

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan

Proses dan Hasil

2 Jam

Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya perencanaan karir, langkah-langkah dalam merencanakan karir serta mililiki sikap positif dalam meraih kesuksesan masa depan

Pem&Perenc Indv

Bimbingan klasikal

X

Perencanaan Karir Masa Depan

Ceramah, Diskusi

Slide Power Point

Proses dan Hasil

2 Jam

I. RENCANA EVALUASI. PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

1. EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung. Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan bimbingan dan konseling.

Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang diacapi oleh peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian dapat diaragakan pada berkembangnya :

a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi/topik/masalah yang dibahas

b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang dibahas

c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan upaya pengembangan/pengetasan masalah.

Langkah-langkah pelaksanaan :

a. Penyusunan rencana evaluasi

b. Pengumpulan Data

c. Analisa dan interpretasi data

2. PELAPORAN

Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.

Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :

a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami

b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan kebahasan yang telah dilakukan

c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat dan tepat waktu.

Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :

a. Tahap persiapan

b. Pengumpulan dan penyajian data

c. Penulisan laporan

d. Sistematika laporan

3. TINDAK LANJUT

Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif.

Langkah-langkah tindak lanjut :

a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.

b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan

c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.

KEBERHASILAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN

Melalui beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi persoalan, terbukti bahwa,

a. Meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa

b. Siswa membolos berkurang

BAB

PENUTUP

A.Simpulan

Sanksi atau hukuman bagi siswa yang datang terlambat masuk sekolah sangat penting dan harus ditegakkan hanya saja hukuman tersebut harus disesuaikan dengan berat dan ringannya masalah yang dilakukan oleh siswa yang datang terlambat masuk sekolah juga perlu memperhatian siswa yang terlambat masuk.Guru Pembimbing Konseling merupakan guru yang berperan dalam membimbing dan membantu siswanya dalam memahami ,mencegah,dan mengetaskan masalah yang dialami siswa.

B. Saran

Dalam membiasakan disiplin siswa agar tidak terlambat masuk sekolah diperlukan diperlulan perhatian dari pendidik.

SUMBER PUSTAKA

Depdiknas, PPPPTK Penjas & BK. 2008. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Parung Bogor.

Sugiyo, Prof.DR, 2011, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah-Pedoman Teoritis dan Praktis Bagi Konselor Sekolah. Widya Karya Semarang.

Suharso, M.Pd. Penyusunan ProgramPelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp). Makalah Workshop. 2009.

Keputusan Kepala SMA Negeri 2 . 2015. Kalender Akademik Tahun Pelajaran 2017 / 2018.Kaldik. 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post