Tuti S Susilawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Musim Jambu

“Lemparkan jalanya !” teriaknya nyaring

Berlari aku ke bawah pohon jambu, melemparkan jala pada suamiku yang berada di atas pohon. Seperti tahun-tahun sebelumnya jambu air di halaman rumah berbuah sangat lebat. Kegembiraan menjalar setiap panen jambu tiba. Seperti anak kecil yang sedang bermain, aku sibuk memunguti jambu yang jatuh dan tak bisa terjaring jala.Kegembiraan lain adalah saat berbagi. Buah yang berlimpah tak pernah bisa habis di makan sendiri.

“Jalanya penuh !” teriaknya.

Dengan susah payah aku terima jala penuh jambu yang disodorkan suamiku. Jambu merah yang ranum, pasti menyegarkan.

Sudah kusiapkan rujak uleg yang dia sukai. Tentu saja kebahagiaan kami berlanjut. Matahari siang sedang membagi panasnya pada setiap sudut rumahku saat kami nikmati rujak di pinggir kolam. Keringat bercucuran menahan pedas dan hawa panas. Tawa yang bederai merambat sampai di kanan kiri rumahku.

Sekarang musim jambu lagi. Tak ada lagi teriakan, tak ada lagi kegembiraan, tak ada lagi rujak uleg yang kusediakan. Yang ada hanyalah kenangan pahit yang tak bisa terhapuskan. Entah berapa ratus buah jambu yang jatuh meski tak disentuh. Angin musim kemarau bukan hanya meluruhkan dedaunan dan jambu merah kesukaannya, melainkan menggugurkan harapan dan kegembiraanku.

Sore itu di teras kesayangan, sebuah drama tragis terjadi. Kopi yang kusuguhkan masih mengepulkan asap, pisang goreng mentega kesukaannya baru saja kuhidangkan, gerbang halaman rumah berderit. Tamu yang tak pernah kukenal hadir meluluhlantakkan seluruh hidupku.

“Bapak dan Ibu dari mana?, Mencari siapa?" Tanyaku berusaha ramah

“Saya mau bertemu Pa Imam” jawabnya sambil menunjuk suamiku

Tiba- tiba kulihat wajah suamiku pucat, tak ada suara, entah kenapa

“Silakan masuk Pa, Bu“ ajakku, masih dengan keramahan yang sama.

Kubukakan pintu lebar-lebar mempersilakan tamuku masuk

Ada hening yang tak kumengerti. Kedua tamuku saling bertatapan. Kulirik suamiku yang biasanya rame, diam mematung.

“Ibu maafkan kami, karena kedatangan kami pasti membuat Ibu dan Bapa tidak nyaman” Tamu lelaki itu mulai bicara.

Kutatap matanya, dia menunduk tak berani menatapku

“Saya datang karena anak saya Tati. Maafkan saya Bu, anak saya hamil karena Bapak”

Dum, seperti ada meriam yang menghujam kepala, dan membenamkanku ke bumi. Aku gemetar, kupegang erat-erat tangan kursi agar tak jatuh. Lalu kulihat suamiku berlari merangkulku dan bersimpuh. Kudengar isak tangis yang samar-samar menghilang.Lalu tak ada lagi yang kuingat

Entah berapa lama aku tak sadar, hingga kudengar suara memanggil namaku.

“Mama bangun, maafkan Papa” suara yang sangat aku kenal, suara lelaki yang sangat kucintai, lelaki yang menjadi bagian dari seluruh hidupku.

Malam itu mendung menggayut, hujan sepertinya akan mengguyur bumi. Dengan kesadaran wanita yang begitu terluka, aku ajarkan suamiku untuk menjadi lelaki yang bertanggung jawab. Aku persilakan suamiku pergi ke ladang barunya memanen harap yang disemainya. Dalam gerimis hujan bulan September, aku hanya mampu melihat punggunggnya yang pergi meninggalkan pekarangan rumah pada musim jambu.

Masih di teras ini, di senja yang mulai temaram, kutatap bungsuku yang beranjak remaja mengembangkan tangan lembutnya memelukku. “Mama melamun lagi?” bisiknya. Pelukannya begitu hangat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ah... Haru biru yang menghanyutkan mom....

05 Oct
Balas

Trm kasih apresiasinya

06 Oct
Balas

Aku menangis juga bacanya....

05 Oct
Balas



search

New Post