Buket Mawar Merah Jambu
Buket Mawar Merah Jambu
Oleh: Uki Lestari
Gemuruh dan petir bersahutan di ufuk barat tempat aku berdiri. Rinai berkabut menyelimuti kawah Gunung Rinjani yang berada beberapa kilometer dari tempatku bermukim. Di sini begitu indah, lukisan Sang Pencipta tertuang nyata. Suguhan semesta yang tiada tandingannya. Memesona.
Mulai dari pagi, alam menangis dan basah lagi. Apakah ia tahu jika rasa yang kurasakan saat ini tengah tak terkatakan. Aku risau, apa yang sedang bergelayut dalam pikiran dan hati ini. Tetiba sesuatu rasa aneh menggaduh tanpa permisi.
"Mel, ada apa denganmu, Cantikku?" tanya Reyhan penuh dengan tatapan cinta kepada kekasihnya itu.
"Aku nggak tahu, Rey. Mengapa aku merasakan sesuatu yang membuatku tak nyaman seperti ini. Terlebih di saat Nayla tersenyum penuh makna padamu ketika itu," ungkap Melani berusaha terbuka tanpa mau menutupi apa yang dia rasakan.
"Ada apa, Sayangku? Ada apa denganmu?" desak Reyhan makin penasaran.
"Rey, apakah kamu benar-benar mencintaiku? Apakah kamu tak melakukan kesalahanmu seperti sebelumnya kamu lakukan padaku?" tanya Melani lemah, menanti sebuah jawaban dari laki-laki yang teramat dia cintai itu.
Reyhan tahu, kekasihnya dirundung cemburu yang teramat sangat. Hal ini tidak sekali dua kali terjadi, sering kali keadaan dan perbincangan seperti ini terjadi, bahkan inilah pemicu perselisihan di antara mereka. Meskipun seperti itu, semua biasanya berakhir dengan sebuah kecupan hangat yang mendarat di kening Melani.
"Mel, kamu tahu, selain mama, hanya ada namamu di hatiku," jelas Reyhan sambil menggamit tangan perempuan yang setahun lalu dia ucapkan ijab kabul dengan laki-laki yang menjadi mertuanya saat ini.
"Makasih, Rey. Aku percaya. Tapi, bagaimana aku bisa memercayaimu 100 %?" Buliran bening pun mengalir di pipi Melani yang _chubby_. Reyhan mengusapnya perlahan dan penuh kasih sayang. Dia paham betul, perempuan di depannya saat ini sangat menyayangi dan sangat takut kehilangannya.
"Kamu tak perlu memercayaiku 100%, kamu hanya perlu yakin, begitu pun aku. Karena kamu tahu, keyakinan dan kepercayaan cinta inilah yang akan mempertahankan kita, menguatkan kita," ucap Reyhan sembari memperbaiki hijab Melani yang tak kusut.
Keduanya berpandangan, seolah tak ingin lepas dari belenggu cinta yang tengah mereka rasakan saat itu. Gamang akan perpisahan dan diduakan, menyelimuti hati salah satu di antara mereka.
Melani kini dibakar api cemburu. Dia bahkan terlihat posesif, tapi sifatnya yang demikian dimengerti Reyhan. Seperti Reyhan bilang bahwa sifat posesif yang dimiliki Melani tidak lain sebagai bukti kuatnya cinta yang bersemayam di jiwa Melani untuknya.
"Mel, yakinlah bahwa aku bukanlah laki-laki dahulu yang pernah menyakitimu. Aku sadar Mel, cintamu juga cintaku begitu kuat. Kita saling membutuhkan, saling menguatkan." Reyhan berkata penuh keyakinan, Melani hanya dia dan membenarkan apa yang baru saja diucapkan Reyhan, matanya terlihat sembab karena menangis sedari tadi.
"Aku mencintaimu, Rey, dan aku menyayangimu dengan caraku." Melani menyapu netranya yang tak henti-henti mengalirkan butiran-butiran bening di pipinya.
"Percayalah, Mel. Aku pun merasakan hal yang sama. Aku hanya tak ingin kehilangan dirimu, Mel." Reyhan mengakui sesuatu yang selama ini tak mampu dia ucapkan pada perempuan yang sangat dikasihinya itu.
Gurat-gurat senyum menghiasi wajah keduanya. Tatapan cinta mereka mengubah sore kelabu menjadi senja yang indah berteman temaram jingga.
Reyhan melangkah ke mobilnya dan kembali membawa sesuatu yang disembunyikan di balik punggungnya. Sambil berlutut, Reyhan menghadap pujaan hatinya itu dengan mesra.
"Mel, maukah kau menjadi kekasihku hingga maut memisahkan?" pinta Reyhan sambil menyerahkan buket mawar merah jambu kepada kekasih hatinya yang wajahnya mulai merah merona.
Belum sempat Melani menjawab pertanyaannya, Reyhan pun mengeluarkan sebuah kotak yang warnanya pun sama dengan bunga yang dia pegang. Melani menjadi salah tingkah karena ulah suaminya itu.
"Sebelum aku jawab, aku ingin menanyakan, mengapa selalu mawar merah jambu yang kamu berikan padaku, Rey? Kotak itu juga," tanya Melani penasaran.
"Apa kamu lupa, dulu kamu pernah jelaskan bahwa lambang cinta itu tidak identik dengan mawar merah. Warna merah jambu itu lebih lembut. Meski warnanya tak sekuat merah, merah jambu punya sisi lembut dan pesona yang kuat dalam cinta. Sejak itulah aku berprinsip bahwa cinta yang indah dan lembut didominasi warna merah jambu," ucap Reyhan dengan senyum mengembang.
Melani tersenyum sambil berbisik mengucapkan terima kasih kepada lelaki yang teramat dicintainya itu. Mereka berpelukan seolah sore itu milik mereka berdua.
"Mel, izinkan aku menjadikan kau kekasihku sehidup sesurga dan melingkarkan kebahagiaan di jari manismu," pinta Reyhan memandang penuh cinta pada Melani.
"Aku mau, Sayang, bawalah aku ke mana pun engkau ingin membawaku," bisik Melani manja dan menebar senyum indah bahkan terindah yang dia punya sore itu.
Langi-langit senja menjadi saksi ikrar mereka di sudut kaki Gunung Rinjani. Sore berkabut mengawali kisah cinta mereka dengan ikrar saling setia di kaki bukit yang menawan dan memerah seketika.
Solok, 20 Agustus 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu. Ijin saya follow ya, mhn follow back. Mksh
Makasih, Pak. Silakan, Pak. Suwun.
Selalu keren...kata-kata yang sungguh memikat...
Makasih, Buk Eva...
Aih akhirnya ada juga episode manis Reyhan dan Melani. Suit suit. Langgeng ya kalian berdua. Hingga maut memisahkan dan kehidupan baru bermula lagi nanti tetap bersama dalam bahagia. Aamiin.
Aamiin.. Hehe, makasih, Tetehku sayang...
Keren Bu Uki
Makasih, Bu Sofi
Untaian kata cinta yang menawan Uki.. Keren.. Ikrar lambang cinta dengan warna merah jambu
Hihihi... Makasih, Uniku sayang...
Suiiitttttt, suiiitttttt. Reyhan oh Reyhan
Suit.....suit...... Lageeeee.... Reyhaaaan...
Ehm, yang membaca ikut tersipu. Mantap...
Hihihi.... Serasa jadi Melani ya, Bu? Hehe
Wah.....jadi merasa tak beruban aku cin...serasa masih sebaya Uni cantik..he he...sangat keren....suka...
Hihi.... Alhamdulillah... Makasih, Bu Siti.
Mantul Bu. Romantisnya terasa. Sukses selalu ya. Salam sehat.
Hehehe. Aamiin. Makasih, Bu Anni.
Romantis banget Uni. Keren abis.
Alhamdulillah, makasih Bu Maemunah
Woww... Uni sholcan memang jagonya.. Cerita romantis.keren
Alhamdulillah, masih belajar Tetehku manis...
Mantap sayyyy
Makasih Bundo sayaaaaang....