ULFA WAHYUNI, S. Pd.I.

Anak ke tiga dari empat bersaudara ini Lahir di Langsa Aceh Timur, menempuh kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004-2008. Saat ini aktif mengajar d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ramadhan Pertama Andini (1)
Gambar: kartun muslim.blogspot.com

Ramadhan Pertama Andini (1)

Tantangan Hari ke -81

#TantanganGurusiana

Oleh: Ulfa Wahyuni, S.Pd.I.

“Andini, 19 hari lagi Bulan Ramadhan.” ucap ibu pada anak perempuannya.

“Bulan Ramadhan itu bulan apa Bu?” Andini bertanya ingin tahu.

“Bulan Ramadhan adalah bulan untuk kita berpuasa, Andini tahu puasa itu apa?” tanya Ibu. Andini menggelengkan kepala namun tetap setia mendengar cerita Ibu.

“Kalau Bulan Ramadhan datang kita nanti berpuasa. Puasa itu tidak makan dan tidak minum sampai azan maghrib”. Ibu menjelaskan.

Percakapan tentang Bulan Ramadhan berlangsung antara Ibu dan anak perempuannya.

Ibu berpikir untuk mengajak Andini berpuasa. Mungkin umur 6 tahun adalah umur yang sangat muda untuk belajar berpuasa. Ibu berusaha untuk tidak memaksa Andini berpuasa. Ibu mulai menceritakan pengalaman – pengalaman menarik di Bulan Ramadan.

Tibalah saat yang dinanti, Ramadhan akan datang esok hari. Ibu menyampaikan pada Andini tentang makan sahur yang akan dilakukan.

“Andini nanti malam kalau ibu bangunkan makan sahur mau ya!” Ucap Ibu.

“Makan kok malam – malam Bu?”

“Iya Nabi Muhammad saw. yang mengajarkan untuk makan sahur malam – malam. Setelah kita makan sahur nanti matahari datang, tidak lama.” Ibu menjelaskan dengan semangat.

“Nanti goyang – goyangkan Andini ya Bu supaya bangun.” ucap Andini.

“Iya nanti ibu goyang – goyangkan badan anak Ibu. Yuk kita tidur, supaya besok tidak susah bangun sahur.” ajak Ibu.

“Andini mau tidur di ketiak Ibu ya Bu?”

“Eeee, jangan nanti geli, biar nanti Ibu peluk saja sampai tertidur ya." ucap Ibu.

Merekapun tertidur dengan penuh harap agar terbangun di waktu sahur yang penuh berkah.

#Cerbungfaksi

Catatan: cerita ini berbentuk faksi, mohon jangan baper jika ada kesamaan nama dan kejadian.

Tanjung Emas, 04 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menarik sekali cara mebangun dialog dalam cerpen ini. Terlihat mengalir. Ada beberapa saran buat Bu Ulfa, untuk dialog setelah tanda petik (") bila kalimatnya berupa kalimat ujar (tanya, sahut, bantah, sergah, timpal, kata, ujar, dst) harus menggunakan hurup kecil. _______Contoh:_________"Kalau besar cita-cita Andini mau jadi apa?" tanya Ibu sembari mengusai rambut anaknya lembut.__________"Andini ingin jadi dokter, Bu." serunya bersemangat._________Kalau tidak berupa kata ujaran, maka ditulis hurup kapital di awal kata._________Contoh:________"Mulai saat ini belajar yang rajin ya, Nak!" Andini mengangguk.Senyum dibibir Ibu merekah, keduanya berpelukan mesra.________ Salam kenal.

05 Apr
Balas

Wah. Ini yang Saya tunggu. Rangkaian diksi yang unik dan bermakna. Terimakasih Bu.

06 Apr

Membaca cerita ini, mengingatkan saya tentang bagaimana menanamkan pemahaman positif lewat rangkaian kalimat sederhana. Terima kasih sudah berbagi ilmunya, Bu.

07 Apr
Balas

Ibu adalah pendidik yang luar biasa bagi anaknya. Tulisan ini Menjelaskan dengan sangat baik bagaimana seorang ibu mendidik dg hati, kasih sayang tidak terlukiskan.. salam super buk ul.

05 Apr
Balas

Alhamdulillah. Semoga tulisan ini lebih baik ke depan.

06 Apr



search

New Post