ULFA WAHYUNI, S. Pd.I.

Anak ke tiga dari empat bersaudara ini Lahir di Langsa Aceh Timur, menempuh kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004-2008. Saat ini aktif mengajar d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ramadhan Pertama Andini (5)
Gambar: Kartunmuslim.blogspot.com

Ramadhan Pertama Andini (5)

Ramadhan Pertama Andini (5)

Tantangan Hari ke -85

#TantanganGurusiana

Oleh: Ulfa Wahyuni, S.Pd.I.

Ramadhan sudah berlangsung dua hari. Alhamdulillah Andini menjalani puasa tanpa mengeluh. Ia dengan semangat berbuka di siang hari dan melanjutkan puasa sampai azan maghrib.

Ramadhan memang penuh berkah. Umat islam begitu bahagia dengan kehadirannya. Hal yang mengherankan, “disuruh” menahan lapar dan haus membuat umat Islam bahagia. “Disuruh” makan sahur, makan di akhir malam saat mata sangat mengantuk tetap baagia. Keberkahan Ramadhan dari Allah yang mendatangkan kebahagiaan. Allah sendiri yang menjanjikan bahwa dalam kegiatan makan sahur ada keberkahan yang mendatangkan kebahagiaan. Begitu juga saat berbuka, Allah menjanjikan bahwa kebahagian paling indah adalah saat berbuka puasa. Sang Maha Raja tak pernah ingkar janji.

Seperti dua hari sebelumnya, setelah makan sahur, Andini kembali tidur bersama adik. Saat itulah ayah dan Ibu berdiskusi ringan.

“Bu, bagaimana kalau Andini hari ini kita coba berpuasa sampai azan maghrib?” Ayah memberi saran dengan yakin.

“Apakah Andini bisa? Cobaan berat Andini saat berpuasa adalah adik?” ucap Ibu lebih serius.

“Ada apa dengan adik Bu?”

“Adik sedang suka jajan di warung yang di ujung jalan. Setelah selesai jajan, adik biasanya memperlihatkan jajannya kepada Andini.” Ibu menjelaskan.

“Kita coba dulu. Mudah – mudahan Andini kuat dengan cobaan dari adik.” Ayah tetap pada pendiriannya.

Ibu melanjutkan tugas negaranya. Tugas negara rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya. Banyak tugas yang sudah ibu selesaikan, jarum jam menunjukkan pukul 11.00. Udara masih seperti dua hari belakangan. Matahari tidak mengeluarkan panasnya dengan terik. Ibu mendekati Andini yang sedang main boneka bersama adik.

“Andini hari ini puasanya sampai azan magrib ya?” Ibu menatap anak perempuannya lembut.

“Sekarang kan hampir jam 12 Bu, Andini mau berbuka.”

“Azan magrib tidak lama, nanti Ibu bantu Andini berjuang puasa sampai azan maghrib.” Ibu berkata penuh keyakinan.

Azan zuhur berkumandang. Andini melihat Ibu agak lama.

“Sudah Azan Zuhur, ayo kita Salat dulu. Adik ikut salat juga ya.” ucap Ibu seraya berdiri berdiri dan menggenggam tangan Andini. Mereka berwudhu dan Salat Zuhur bersama. Ibu mengajak Andini dan adik untuk tidur siang dan bangun saat Azan Ashar. Ibu berhasil, kedua anak perempuannya tertidur nyenyak.

Ibu bangkit dari tempat tidur melanjutkan tugas negara rumah tangga berikutnya. Ibu memasak di temani alunan lagu yang sedang menjadi kegemaran semua orang. Lagu yang berjudul Aisyah istri Rasulullah, begitu indah menemani kegiatan Ibu di dapur. Memasak sambil membayangkan kelak bertemu Asisyah dan Rasulullah saw.

Tiba – tiba terdengar suara salam dari depan rumah.

(bersambung)

#Cerbungfaksi

Catatan: cerita ini berbentuk faksi, mohon jangan baper jika ada kesamaan nama dan kejadian.

Tanjung Emas, 08 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tanggung jawab orang tua mendidik berpuasa dengan aneka cara. Salam kenal Bu. Salam literasi.

08 Apr
Balas

Saya juga gak tega dulu.. akhirnya sehari puasa Maghrib, sehari duhur..he..he..

08 Apr
Balas



search

New Post