ulik susanti

Nama saya Ulik Susanti, lahir di Magelang pada tanggal 04 Februari 1971. Riwayat Pendidikan: MI Ma'arif Bulurejo lulus th. 1983, MTs Negeri Kota Magelang lulus ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANGIS KARTINI

TANGIS KARTINI

Hari yang seharusnya menjadi moment berharga bagi kaumku, namun tidak untuk saat ini. Jasa Kartini untuk membebaskan kaum Hawa dari belenggu penjajahan adat istiadat, dari kayu pasung adat. Tadinya kaum wanita hanya sebatas sumur, kasur, dan dapur. Kini kaum wanita bisa maju dan berparadaban. Mampu melampaui kapasitas kaum Adam.

Namun sayang saat ini kebebasan itu terkoyak dengan perkembangan zaman dan tuntutan kehidupan. Harapan Kartini bagi kaum wanita adalah menjadikan kaum Hawa sebagai wanita yang hebat tanpa meninggalkan tugas utamanya bagi keluarga. Wanita yang mampu menjadi sekolah bagi anak-anaknya dan gudangnya segala pengetahuan. Sehingga di tangannya akan lahir tunas bangsa yang tangguh dan bertanggung jawab.

Kini harapan itu semakin pudar oleh gemerlapnya dunia. Kebebasan yang diharapkan sudah melampaui kapasitasnya sebagai wanita. Lupa atau abai dengan tugas utamanya. Karena alasan kesibukan, tugas mulia kaum wanita diserahkan kepada orang lain, bahkan dibiarkan begitu saja, asal anak sudah diberi uang dan makanan ia tinggalkan buah hatinya untuk mengais riski guna menutup kebutuhan rumah tangga atau hanya sekedar mengejar pemenehuan egonya.

Harapan Kartini untuk menjadikan kaum wanita maju sebagai kaum yang berperadaban. Mampu melahirkan generasi yang mampu memajukan bangsa dan negara. Kini jatuh tersuruk tergilas perkembangan zaman dan budaya. Kaum wanita sudah melupakan kapasitasnya sebagai wanita, sebagai seorang ibu. Alasan utamanya adalah ekonomi yang menuntut dirinya untuk meninggalkan keluarga.

Apalagi dimasa pandemi ini, hampir di semua kalangan masyarakat merasakan dampaknya, terutama kalangan menengah kebawah. Anak di tinggal sendiri di rumah bersama HP tanpa ada pengawasan, sang ibu sibuk dengan pekerjaannya. Wanita benar-benar dituntut untuk menjadi super power, memegang semua kendali rumah tangganya. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, tenaga wanita selalu hadir dalam setiap moment pekerjaan rumah tangga.

Hal ini di perparah dengan posisi wanita yang minim pendidikan, tentunya akan mempengaruhi pula bagaimana kondisi keluarga, terutama bagi perkembangan dan pendidikan anak-anaknya. Penanaman karakter anak juga akan seadanya dan semaunya, tidak ada pertimbangan baik buruknya bagi anak. Sosok ibu kadang lupa atau masa bodoh dengan perkembangan karakter anak, dia lupa kalau dirinya menjadi idola dan teladan bagi anak-anaknya.

Pekerjaan Rumah bagi mereka yang di sana, bagaimana sekarang agar para wanita bisa kembali seperti harapan Kartini, wanita yang maju dan cerdas namun tidak lupa akan kodratnya sebagai seorang ibu. Bagaimana mendobrak kembali belenggu kebodohan akan tanggung jawabnya sebagai sekolah bagi anak-anaknya. Alangkah baiknya bila ada sekolah khusus untuk mendidik calon ibu, agar tercipta penerus bangsa yang tangguh. Sehingga mengangkat derajat dan martabat kaum Hawa yang tentunya akan berimbas pada derajat bangsa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post