Umbu Kuta CHANNEL

Belajar Dan Berkarya Agar Bermanfaat Bagi Diri, Keluarga Dan Sesama....

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Kebijakan Kurikulum Merdeka yang telah dimulai sejak tahun 2022 lalu sudah diimplementasikan oleh 151 ribu satuan pendidikan di Indonesia. Salah satu model yang menonjol mendukung kurikulum merdeka adalah penerapan pembelajaran berdiferensiasi . Pembelajaran berdiferensiasi ini menyimpan hak setiap siswa untuk dapat memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dari siswanya. Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi? Dalam artikel ini akan dibahasa secara lengkap pengertian, ciri-ciri tujuan serta contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran Berdiferensiasi memiliki pengertian merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran ini bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Pembelajaran berdiferensiasi pada hakikatnya pembelajaran yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Pembelajaran Berdiferensiasi menjadi salah satu alternatif yang dapat mendukung program merdeka belajar yang diusung oleh Kemendikbud. Yang mengutamakan perbedaan siswa dengan memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa masing-masing. Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi Perancangan Pembelajaran Berdiferensiasi ini memiliki tujuan dan latar belakang, berikut ini tujuan dilaksanakannya pembelajaran ini, antara lain yaitu:

Untuk membantu semua siswa dalam belajar Agar guru dapat meningkatkan kesadaran terhadap kemampuan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh seluruh siswa. Dengan berbagai karakteristik dan kondisi siswa siap belajarnya. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Agar siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang diberikan guru. Jika siswa dibelajarkan sesuai dengan kemampuannya maka motivasi belajar siswa meningkat yang harapannya dapat berpengaruh juga dengan hasil belajar siswa. Untuk menjalin hubungan yang harmonis guru dan siswa Pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan hubungan yang kuat antara guru dan siswa sehingga siswa bersemangat untuk belajar. Menghilangkan gap antara guru dan siswa, siswa menjadi lebih enjoy dalam belajar dengan guru yang berperan sebagai fasilitator. Untuk membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri Jika siswa dibelajarkan secara mandiri, maka siswa terbiasa dan menghargai keberagaman. Tidak bergantung sepenuhnya kepada gurunya. Untuk meningkatkan kepuasan guru Jika guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, maka guru merasa tertantang untuk mengembangkan kemampuan mengajarnya sehingga guru menjadi kreatif. Guru menjadi lebih mengeksplor dirinya sendiri.

Ciri- Ciri Pembelajaran BerdiferensiasiBerikut ini merupakan ciri cici pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:

Perbedaan siswa disikapi sebagai dasar perencanaan Penilaian dilakukan terus menerus, dan asesmen dilakukan untuk memahami bagaimana merancang pembelajaran agar lebih responsif. Lebih mengakui adanya kecerdasan majemuk. Keunggulan diukur dari pertumbuhan dan perkembangan individu. Siswa sering dibimbing untuk membuat pilihan belajar berdasarkan minat. Disediakan banyak pilihan profil belajar. Menggunakan banyak pengaturan pembelajaran. Pembelajaran didasarkan pada kesiapan, minat dan profil belajar siswa. Penggunaan keterampilan penting untuk memahami konsep dan prinsip utama adalah fokus pembelajaran. Penugasan multi opsi sering digunakan. Waktu fleksibel berdasarkan kebutuhan siswa. Adanya cara pandang yang bervariasi terhadap ide dan peristiwa yang terjadi. Siswa membantu siswa lain bersama guru memecahkan masalah. Siswa bekerjasama dengan guru untuk mencapai tujuan bersama. Asesmen dilakukan dengan berbagai cara

Perbedaan Pembelajaran Konvensional dengan Pembelajaran BerdiferensiasiPembelajaran konvensional merupakan pembelajaran langsung yang dalam proses pelaksanaannya lebih banyak menggunakan metode ceramah. Pada penerapan pembelajaran konvensional ini diwajibkan untuk menghafal materi yang diberikan oleh guru, tidak diminta untuk dihubungan materi tersebut dengan keadaan yang ada sekarang (kontekstual).Namun, praktik pembelajaran konvensional ini masih banyak terjadi di semua jenjang pendidikan, baik SD, SMP, SMA hingga SMK.Tentu saja hal ini sebenarnya sudah ketinggalan zaman. Terlebih melalui kebijakan baru Kemendikbud mengenai kebijakan merdeka belajar tentu pembelajaran konvensional ini sudah sangat tidak relevan.Pada dasarnya, pembelajaran berdiferensiasi mulai diterapkan akhir-akhir ini oleh para guru. Karena pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang sejalan dengan kebijakan kurikulum merdeka dan merdeka belajar.Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan proses siklus mencari tahu tentang siswa dan menangani pembelajarannya berdasarkan perbedaan. Ketika guru terus belajar tentang keberagamannya, maka pembelajaran yang profesional, efisien, dan efektif akan terwujud.Dalam Pembelajaran Konvensional Anda akan menemui beberapa hal berikut ini:

Perbedaan siswa dianggap sebagai masalah. Penilaian dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengetahui siapa yang menguasai materi. Lebih menonjolkan kecerdasan intelektual. Hanya ada satu definisi keunggulan. Minat siswa jarang diperhatikan. Profil belajar siswa jarang diperhatikan. Pembelajaran mendominasi seluruh kelas. Materi dan kurikulum mencakup semua pembelajaran. Penguasaan terhadap materi dan keterampilan adalah fokus pembelajaran. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangakan apa yang mereka sukai. Waktu tidak fleksibel. Peristiwa, ide yang terjadi di kelas dimaknai secara tunggal. Guru yang memecahkan masalah. Guru yang mengatur penghakiman standar untuk seluruh kelas. Asesmen dilakukan secara tunggal

Sedangkan dalam konsep Pembelajaran Berdiferensiasi , sangat berbeda dengan pembalajaran konvensiaonal. Siswa akan diberi perlakuan sebagai berikut:

Perbedaan siswa disikapi sebagai dasar perencanaan. Penilaian dilakukan terus menerus, dan siswa dilakukan untuk memahami bagaimana merancang pembelajaran agar lebih responsif. Lebih mengakui adanya kecerdasan majemuk. Keunggulan diukur dari pertumbuhan dan perkembangan individu. Siswa sering dibimbing untuk membuat pilihan belajar berdasarkan minat. Disediakan banyak pilihan profil belajar. Menggunakan banyak pengaturan pembelajaran. Pembelajaran didasarkan pada kesiapan, minat dan profil belajar siswa. Penggunaan keterampilan penting untuk memahami konsep dan prinsip utama adalah pembelajaran fokus. Penugasan multi opsi sering digunakan. Waktu fleksibel berdasarkan kebutuhan siswa. Adanya cara pandang yang bervariasi terhadap ide dan peristiwa yang terjadi. Siswa membantu siswa lain bersama guru memecahkan masalah. Siswa bekerja sama dengan guru untuk mencapai tujuan bersama. Asesmen dilakukan dengan berbagai cara.

Strategi Pembelajaran BerdiferensiasiPernahkah Anda mengalami bahwa siswa menyanyi mengumpulkan tugas yang terlalu mepet dengan dateline? Bahkan ada yang melebihi batas waktu pengumpulannya?Mungkin sebelum berburuk sangka kepada para siswa mengenai tugas pengumpulan yang terlambat, guru juga perlu melakukan introspeksi apakah tugas yang diberikan kepada siswa tersebut merupakan tugas yang siswa kuasai atau bahkan malah menantang siswa.Hal inilah yang diperlukan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berdasarkan pada keputusan masuk akal yang diambil oleh guru dengan berorientasi pada kebutuhan murid.Dengan melakukan perawatan sebelumnya, yaitu melalui asesmen diagnostik dengan kemudahan kesiapan belajar siswa, minat belajar siswa hingga profil belajar peserta didik. Strategi Pembelajaran BerdiferensiasiDalam strategi pembelajaran ini, harus memperhatikan 3 hal yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk, yang akan dibahas berikut ini:1. Diferensiasi KontenKonten merupakan informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Guru dapat menyajikan konten untuk siswa baik berbasis audio, visual maupun kinestetik.2. Diferensiasi ProsesDalam kegiatan ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri. Guru juga menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemantik yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri.Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan direncanakanCara yang dapat dilakukan dalam Diferensiasi Proses antara lain yaitu:

Berbagai kegiatan, di mana semua murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan, kesulitan dan kompleksitas yang berbeda. Menyediakan pertanyaan atau memandu menantang melalui sudut-sudut minat, demikian juga akan mendorong murid menjelajahi berbagai materi yang dipelajari. Membuat agenda individu untuk murid, misalnya guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individu murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat selesai melihat agenda individu dan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka. Memfasilitasi lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini untuk memberikan dukungan kepada murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam. Memulai kegiatan yang fleksibel yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.

3. Diferensiasi ProdukMerupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan oleh siswa kepada guru (memiliki wujud, bisa berbentuk karangan, video, presentasi, audio, tulisan, hasil tes, pertunjukan, pidato, rekaman, diagram). Produk harus mencerminkan pemahaman siswa dan sesuai dengan tujuan yang diharapkanDiferensiasi produk meliputi dua hal :

Memberikan tantangan atau kekerasan/variasi. Memberikan siswa pilihan bagaimana siswa dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Guru harus mengetahui ekspektasi apa yang diharapkan dari murid (kualitas pekerjaan yang diinginkan).Harus ada indikator sebagai alat ukur produk yang dihasilkan oleh siswa dan konten apa yang harus ada dalam produk siswaProduk dapat dinilai dari :(1) kualitas produk(2) konten yang ada dalam produk(3) bagaimana siswa harus mengerjakannya(4) sifat produk akhir yang di hasilkan.

Sekian Semoga Bermanfaat

Rangkuman Dari Berbagai Sumber dan Pelatihan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post