Kisah pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim. Setiap kali mendengar dan menyimaknya, ada rasa berdesir yang menyapa hati. Subhanallaah. Ada banyak cara Tuhan menyayangi kita. Ada banyak cara Tuhan ingin kita kembali dekat denganNya. Dengan kebahagiaan atau dengan cobaan. Dengan tawa bahagia atau air mata kesedihan. Wallahua’lam. Hanya Allah yang tahu.

Adzan dhuhur begema lembut dan syahdu, ditengah siang hari dengan udara panas yang sangat terik. Siapapun ingin segera menemukan tempat berteduh, berlindung dari sinar matahari yang terik. Dan panggilan suara adzan seakan menjadi pemandu untuk segera menemukan tempat yang sejuk.

Pak Amir mendorong gerobaknya menuju ke masjid. Tubuhnya terasa lelah setelah seharian mengitari kampung menjajakan es campur. Gerobak tuanya seakan menjadi saksi perjuangan mencari nafkah untuk keluarga kecilnya. Duapuluh tahun berkeliling sebagai penjual es campur, bukanlah perjuangan yang ringan. Tapi semua dijalaninya dengan ihlas dan ridho.

Menikah duapuluh lima tahun tahun, Allah masih belum berkenan menitipkan anak di kleuarga kecilnya. Keinginan untuk memiliki keturunan, membuatnya semakin tulus mencintai istrinya. Karena pak Amir percaya, ketulusan dan keihlasan cintanya yang akan memudahkan jalan terkabulnya doa dan harapannya.

Istri adalah amanah Tuhan yang diberikan melalui ikatan suci pernikahan. Ikatan suci yang bisa merubah yang haram menjadi halal. Maka dari itu pak Amir berusaha menjaga amanah ini dengan baik. Dalam suka dan duka tetap bersama.

Khusyuk pak Amir menengadahkan tangan, dalam doa yang panjang. Air matanya menetes, membasahi pipi keriputnya. Hari ini, istrinya ingin dibelikan buah anggur di supermarket. Yang segar dan baru. Itu pasti mahal. Pak Amir ingin sekali membelinya, sebab selama ini istrinya tidak pernah minta dbelikan apapun. Tapi ini sungguh berbeda, sejak kemarin lusa istrinya selalu bilang ingin makan buah anggur dari supermarket.

“kalau ada uang, belikan aku anggur ya mas. Sedikit saja.” Kata istrinya

“Insyaallah dik. Doakan jualan hari ini laris ya. Assalaamu’alaikum” pak Amir pamit berangkat.

“Selalu aku doakan semoga Allah member kita rejeki yang halal.” Jawab istrinya dengan tulus.

“Aamiin” jawab pak Amir dengan tersenyum

Termangu pak Amir duduk di teras masjid, teringat percakapan dengan istrinya tiga hari yang lalu. Tiba-tiba ada suara langkah kaki mendekat.

“ Ehm..ehm…” ada suara batuk-batuk kecil membuyarkan lamunan pak Amir. Dilihatnya ada pria muda mendekatinya. Sosok rapi dan wangi, pria yang tadi sholat berjama’ah dengannya.

“ Sedang melamun apa pak?” tanya pria muda itu.

“Tidak ada apa-apa pak. Mungkin saya capek saja.” Jawab pak Amir mengalihkan suasana.

“ Putranya berapa pak?” tanya pria muda

“ Alhamdulillaah saya belum diberi momongan.” Jawab pak Amir.

“ Sama pak, saya juga belum punya anak. Kami menikah sudah tujuh tahun.” Pria muda itu melanjutkan percakapan.

“Tapi hari ini istri saya sedang aneh. Sebelum berangkat dia berpesan agar saya membagikan buah anggur kepada orang yang saya telumi di masjid ini,” lanjut pria itu.

“Maksudnya bagaimana pak?” tanya pak Amir terheran-heran

“ Istri saya sedang senang pak. Dokter bilang istri saya hamil. Semalam dia memborong semua buah anggur di supermarket. Saya kira akan dimakan semua. Tapi ternyata dia ingin membaginya kepada orang lain. Itu ngidamnya. Membagikan buah anggur sebanyak mungkin. Kalau bapak berkenan, terimalah buah anggur ini. Agar istri saya juga senang.” Kata pria muda itu.

“Alhamdulillaah. Istri saya sudah tiga hari ini ingin makan buah anggur tapi saya belum bisa membelikannya. Terima kasih pak,” jawab pak Amir terharu.

“Tapi, maaf. Apa istri bapak ingin sekali makan buah anggur?” tanya pria muda

“Iya pak. Ingin sekali. Saya juga heran, biasanya dia tidak minta sesuatu yang tidak sanggup saya beli. Dan hari ini jualan sedang sepi. Baru 10 gelas laku sejak pagi.” jawab pak Amir

“Alhamdulillaah” kata pria muda itu

“Ada apa pak?” tanya pak Amir heran

“Istri bapak pasti sedang hamil” kata pria muda

Pak Amir terbengong-bengong mendengar apa yang dikatakan pria muda ini. Seakan tidak percaya. Tapi, apa mungkin ya. Mungkinkah? …..di usia yang sudah tida muda lagi, 45 tahun.

“Tapi istri saya sudah tua. 45 tahun” kata pak Amir

“Tidak ada yang tidak mungkin pak jika Allah sudah berkehendak. Sekarang bapak pulang, dagangan hari ini saya bayar semua.” Kata pria muda itu sambil memberikan sejumlah uang pada pak Amir.

“Terima kasih….ya Allah semoga semua ini benar” kata pak Amir

Tergopoh-gopoh pak Amir melangkah pulang. Kakinya tergesa-gesa mendorong gerobak tua yang mulai reyot. Begitu sampai rumah, diberikannya buah anggur pada istrinya. Diamati istrinya makan buah anggur itu dengan lahap. Satu kantong anggur 0.5 kg ludes. Pak Amir bengong.

“Mas, aku ada berita baik buat kita. Alhamdulillah kata bu bidan aku hamil.” Kata istrinya.

“Alhamdlillaah……” seru pak Amir seraya bersujud syukur

Pak Amir menangis haru. Dipeluknya sang istri dengan lembut. Diabaikannya kerakusan istrinya saat makan buah anggur.

Masih terngiang apa yang dikatakan pria muda tadi, juga kisah kesabaran Nabi Ibrahim saat menanti kehadiran seorang putra. Tak putus dalam doa, keihlasan dan harapan. Percaya pada takdir dan ketentuan Tuhan……

“Terima kasih Ya Allah….” Ucap pak Amir lirih.