Wajah Bidadari
Anjar memeluk erat ibunya sambil terisak-isak. Air mata membasahi pipi gembulnya. Ibunya mengusap-usap punggung gadis remaja itu dengan lembut. Senyum teduh menghiasi sudut bibir yang tiada henti mengucap dzikir, berusaha menguatkan bidadari kecilnya. Hari ini anjar harus berangkat ke pondok. Itu sudah menjadi cita-citanya sejak masih di roudhlotul athfal. Setamat MI dia ingin masuk pondok pesantren. Terbayang indahnya berada di pesantren, seperti suasana surga. Gadis dengan kerudung putih bersih, bersarung dan baju kurung, itulah idamannya. Wajah teduh gadis pesantren, seperti wajah bidadari surga. Itu kata abah sembari bersenandung lagu Kota Santri, lagu kesukaan Anjar kecil. Dan ia ingin menjadi gadis dengan wajah bidadari surga, seperti keinginan almarhum abah.
Sepeninggal abah, Anjar kecil yang kala itu masih duduk di kelas 3 MI tumbuh menjadi gadis yang tegar. Menggantikan tugas abah merawat ibu yang mulai sakit-sakitan, bukanlah pekerjaan mudah. Tapi dia ingat pesan ayahnya, agar setia merawat ibu tanpa harus melupakan niatnya masuk pesantren. Bimbang. Bagaimana ini bisa dijalani. Merawat ibu, sekolah, mengurus ternak dan sawah dan juga merawat cita-citanya masuk pesantren. Semua bukan keputusan yang mudah. Kesehatan ibu harus dijaga, dan itu yang utama. Tentang cita-citanya masuk pesantren, biarlah menjadi rahasia Allah.
Doa kecil selalu dia lantunkan dalam setiap sujudnya. Semoga Allah memberinya kemudahan atas segala urusannya. Semoga Allah selalu menjaga kesehatan ibunya, serta memberinya panjang umur. Agar dapat mendampinginya meraih cita-cita. Dan subhanallaah, doanya diijabah Allah. Utusan dari pesantren datang dan meminta Anjar setamat MI masuk ke pondok, dan ibunya juga akan dirawat oleh utusan dari pondok. Tentang ternak dan sawah, pak lurah bersedia mencarikan orang untuk mengurusnya. Rasanya dunia tidak sempit lagi. Begitu mudah Allah menyelesaikan semua urusannya. Alhamdulillaah, terima kasih Ya Robb…..semoga wajah bidadari itu selalu tersenyum
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita keren Bunda umi. Salam literasi, sukses selalu.
Terima kasih bapak.
Ini cerita bahagia. sukses bunda.. .
belajar bikin cerita yang happy ending
Ma syaa Allah. Meneduhkan dan mengingatkan diri ini, tiada yang tak mungkin atas Kuasa Allah. Makasih ibu menginsirasi melalui pentigraf ini
Alhamdulillah semua doa terkabulkan. Sukses selalu bun. Salam literasi
Top bu....sukses selalu
pingin se-TOP bunda Yelli
Amiin, barokallhu bunda Umi, cerita yang kereen, sukses dan semangat selalu, salam literasi
Keren Bu
trm kasih cantik