Ini bukan cerita pendek atau cerpen, bukan juga cerita fiksi. Ini kisah nyata yang saya tulis karena saya sangat terkesan dengan seorang sahabat yang sekarang tinggal nun jauh disana. Dia sekarang menetap dan bekerja di Negeri Paman Sam.

Dia seperti kakak karena usianya memang beberapa tahun diatas saya. Tapi dia teman kuliah selama kami masih sedang menuntut ilmu di IKIP Malang yang sekarang menjadi Universitas Negeri Malang. Hidupnya yang penuh dengan perjuangan menjadikan ia menjadi wanita yang tangguh.

Jiwanya yang suka petualang mengantarkan ia menjelajah dunia dan akhirnya menetap dinegeri orang. Kisah cintanya yang unik dan penuh liku seperti kisah cerita dalam novel. Berkat perjuangannya, akhirnya mereka menikah dan dikaruniai 2 orang anak.

Sejak lulus kuliah kami sudah berpisah. Saya kembali pulang dan bekerja di kota kelahiran saya. Sedangkan sahabat saya ini pergi ke Jakarta dan bekerja disana. Dulu kami sering komunikasi lewat telepon, saat itu belum ada HP. Kemudian lama kami tidak komunikasi dan tidak ada kabar berita.

Berikutnya saya dikejutkan dengan surat yang ditulisnya. Apalagi dari benua Amerika. Wow, jauh sekali. Ternyata dari teman lamaku itu. Dia sudah menikah dan menetap disana. Bahkan dia sudah kuliah lagi dan bekerja disana. Beberapa kali kami bertukar surat karena hanya itu yang bisa kami lakukan. Media sosial belum seperti sekarang.

Sekarang teknologi demikan canggih. Komunikasi menjadi sangat mudah. Dunia menjadi dekat walau jarak terpisahkan. Berkat media sosial akhirnya kami bisa sambung kembali. Senang sekali.

Saat ini disana sedang musim dingin atau winter. Kami baru saja bertukar kabar. Dia baru saja mancing di frozen lake. Karena winter maka semuanya beku. Salju dimana-mana. Lake atau danau juga beku airnya. Bagaimana memancing ikan disana? Salju di area danau dilubangi. Lalu kail dimasukkan dilubang tersebut. Saya bertanya apakah ikannya tidak mati terperangkap salju? Ternyata tidak. Dibawah salju ada air dan ikan masih hidup didalamnya.

Wow, saya membayangkan alangkah senangnya. Disana ada 4 musim, musim dingin (winter), semi (spring), panas (summer), dan gugur (autumn). Di Indonesia cuma ada 2. Musim hujan dan musim kemarau. Tetapi kita harus tetap bersyukur dimanapun kita berada. Saya selalu menikmati cerita-cerita sahabat lamaku ini. Dengan Bahasa Inggris? Tidak, dia senang memakai Bahasa Jawa. Agar tidak hilang, katanya.