Oleh : Umi Maghfiroh

Selamat Tahun Baru 1443 H, buat semua Gurusianer yang merayakannya. Semoga semua doa dan harapan kita diijabah oleh Alloh swt. Memang sih, ndak ada dalilnya untuk membuat Resolusi di setiap awal tahun, namun berharap dan memohon pertolongan hanya kepadaNya adalah sebuah kewajiban.

Ada yang istimewa di tahun baru ini. Setelah beredar SKB 3 Menteri, yakni Menteri Agama, Menaker dan Menpan RB nomor 712 tahun 2021 tentang perubahan dua hari libur Nasional yang salah satunya libur yang seharusnya tanggal 10 Agustus, di rubah menjadi 11 Agustus, membuat rapat Dinas yang seharusnya besok, dimajukan menjadi hari ini. Rapat Dinas hari inipun sangat istimewa, karena ini adalah Rapat Dinas perdana dengan Plt Kepala Madrasah yang baru untuk MTsN 6 Tulungagung, Bapak H. Hardiyono, M.Pd.I. Saya merasakan atmosfir yang berbeda dengan sebelumnya dalam Rapat Dinas tersebut. Ada satu aura positif yang berbeda dari sebelumnya. Bukan berarti Kepala Madrasah yang lama tidak istimewa, namun ada perbedaan teknis dalam rangkaian Radin. Kalau sebelumnya, dalam Radin dibahas hal-hal yang bersifat kedinasan, namun hari ini, semua Waka plus KaTU dan Bendahara diminta untuk melaporkan semua tugas dan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Kami menjadi tahu banyak hal, termasuk kejelasan alur administrasi yang seharusnya terjadi, karena selama ini kami masih bingung. Salut untuk Pak Hardiyono yang mampu menjembatani semua lini kehidupan civitas akademik.

Ditengah Rapat Dinas yang perdana ini, saya mendapat rezeki yang tak disangka-sangka. Setelah Pak Kamad menyampaikan kurikulum vitae beliau secara lengkap juga riwayat beliau yang mulai dari kecil bergelut di lingkungan Kementerian Agama, tiba-tiba beliau bertanya, "Apakah ada, guru di MTsN ini yang sekolahnya linier di Kementerian Agama dari awal?". Sayapun angkat tangan, karena memang saya adalah pruduk Madrasah sejak RA(1983), MI(1990), MTsN (1993), MAN(1996), STAIN (2000), IAIN(2019) dan tanpa diduga, Pak Kepala meminta saya untuk maju dan menerima hadiah. Beliau memberi saya uang 100.000 sebagai hadiah kelinieran saya, dan disambut tepuk tangan dari teman-teman semua. Masya Alloh, ternyata sayalah satu-satunya guru yang merupakan produk asli Kementerian Agama diantara 76 guru lainnya. Bangga dong, saya. Madrasah Hebat Bermartabat, Mandiri dan Berprestasi.

Bersama saya, ada dua guru lagi yang mendapatkan hadiah fulus. Beliau adalah Bu Hj. Nurul Hasanah, guru tersenior dan Bu Happy, guru paling jauh rumahnya, beliau berangkat dari Blitar ke Tulungagung. Rezeki memang datangnya dari arah yang tak disangka-sangka. Alhamdulillh. Semoga di bawah arahan dan bimbingan bapak H. Hardiyono, M.Pd.I sebagai Kepala Madrasah yang baru, MTsN 6 Tulungagung mampu meraih prestasi yang lebih baik dan menjadi Madrasah Unggulan di Tulungagung, Insya Alloh, aamiin.