Cerita Lama
Oleh : Umi Maghfiroh
# Tagur 104
# Remidi 3
Aku sedang kesal dengan tetangga sebelah rumahku yang selalu menyebarkan berita tak baik tentang aku dan Mas Aldo, suamiku. Kami pasangan yang menikah setahun yang lalu. Cerita yang tersebar, aku perebut calon suami orang. Padahal aku menikah dengan Mas Aldo saat dia jomblo setahun lebih. Hadeh!
Belakangan kabar yang tersiar darinya semakin menjadi heboh. Kabar-kabar burung yang menyudutkan aku sangat membuatku tidak nyaman. Terkadang aku berfikir, apakah aku pernah menyakiti Mbak Dewi, tetanggaku yang menyebalkan ini. Sepertinya tak ada sikap atau perkataannku yang kurang ajar kepadanya belakangan ini. Namun entah kenapa sekarang dia begitu tidak menyukaiku.
Sore itu, kuajak sahabat karibku sejak SD, Dina, untuk menemaniku membeli kado pernikahan teman Mas Aldo, besok malam. Kami mampir di kafe langganan kami saat SMA dulu. Kuceritakan masalahku dengan Mbak Dewi yang selalu mencampuri urusanku dengan Mas Aldo. Dina hanya tersenyum saat kuceritakan semuanya. Tumben sekali ni anak tidak membelaku seperti biasanya. Saat kutanyakan kenapa dia hanya tersenyum, dia bilang “Ya, iyalah Mbak Dewi jutek, dia kan pernah naksir Mas Aldo tapi ditolak” Huh! Baru tahu aku pokok masalahnya. Pantas saja Mas Aldo selalu diam dan mengalihkan pembicaraan saat kubahas tentang Mbak Dewi ini. Dasar Mas Aldo, awas aja nanti!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren banget. Jempol.
Ketahuan jg
Biarlah masa lalu menjadi bagian yang tak perlu diungkap lagi. Mending mendulang bahagia menuju masa depan bahagia. Salam sukses selalu, Bunsay.
Lho, kok mas Aldo.yg diancam. He he keren pentigrafnya bunda cantik...slm sukses sllu
Kenapa mas Aldo diam saja ya bund?? Kalau mas Aldo cerita jd pembaca gk penasaran ya bund. Keren pentigrafnya.Salam SKSS..
Kenapa mas Aldo diam saja ya bund?? Kalau mas Aldo cerita jd pembaca gk penasaran ya bund. Keren pentigrafnya.Salam SKSS..
Huahahaha. Mas Aldo ingin menghindari debat.Pilihan tepat mas Aldo. Keren bund Umi.
Hi hi, saingan berat mbak Dewi tuh. Sukses untuk karya-karya Bunda. Sukses untuk Bunda Umi Maghfiroh.
Keren pentigrafnya. Sukses selalu
Wah, Mas Aldo masih ada rasa dengan mbak Dewi. Keren Bu Umi pentigrafnya.
Woalaaah, ceritanya masih menyimpan sakit hati to? Keren pentigrafnya, Dek. Sukses selalu untuk sampeyan.
Keren twistnya bun, salam sukses selalu buat bunda
mantap keren cadas... cerita keren menewen...diam adalah emas, kalau kebenaran mesti disuarakan walau pahit... salam sehat sukses selalu bunda Umi Maghfiroh
Keren Bunda... semangat berkarya.. sukses selalu
Better to keep silent aja deh.