Oleh : Umi Maghfiroh

Sampai jari ini menari diatas keyboard gawaiku, ide itu belum muncul juga. Entahlah, kenapa tiba-tiba ide itu menghilang, ditambah lagi mata yang ndak bisa diajak kompromi. Yap. ngantuk menyergapku di jam yang masih sore ini. Huahh. . . aku menguap berkali-kali.

Siang tadi, Bu KTU, Bu Ernawati, mengajakku untuk membeli kain untuk seragam baru kami yang beberapa waktu lalu diumumkan oleg Gus Yakut, Menag baru. Rencananya, pihak sekolah akan membelikan kain putih untuk hari Senin-Selasa, batik untuk Rabu dan Kamis, satu lagi polos untuk hari Sabtu, sedangkan hari Jumat, berdasarkan keputusan rapat, untuk bapak memakai baju koko, dan ibu guru memakai gamis. Alhamdulillah, Kepala Madrasah baru dan seragampun ikut baru.

Memilih kain di toko begitu besarnya membuat kami lumayan galau dan bimbang, dikarenakan banyaknya pilihan. Setealh beberapa saat muter-muter (sekitar 30 menitan) kami akhirnya memutuskan jenis kain yang berbahan katun agar enak dipakai, tidak panas. Pilihan seragam polis jatuh pada warna lemon. Nah disinilah yang sedikit dramatis. Warna kesepakan hijau lemon, kain sudah dipilih, ternyata kurang, begitu dilihat di gudang stock habis. Huh, kami cari lagi warna senada, setelah dapat, ternyata kain kurang juga. Pilihan terakhir dengan warna sama tetapi kain polos tanpa tekstur. Dua pilihan awal bertekstur kotak-kotak kecilkecil namun zonk! Ya sudahlah, mau tak mau kita memutuskan warna sama namun kain polos tanpa tekstur. Untuk kain batik, kami pending dulu, karena stock yang jumlahnya banyak belum ada. Lami harus bersabar untuk menunggunya. Kebetulan toko kain ini adalah langganan kami saat mengambil seragam anak-anal juga guru selama ini, jadi lebih mudah dinego. Alhamdulillah, tugas membeli lain seragam selesai sudah. Repat pukul 11.25 kami keluar toko tersebut sejak jam 08.30 tadi kami masuk. Semoga teman-teman suka dengan pilihan kami, aamiin.