umi najibah

History Education Undergraduated (S. Pd) State University Of Surabaya East Java...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pendidikan di Era Digital, Efektifkah?

Kehidupan manusia dari zaman ke zaman pasti akan mengalami proses perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak lepas dari sentuhan nafas dunia pendidikan yang selalu berubah setiap saat. Sentuhan pendididkan dalam kehidupan ini terasa sampai saat ini, peradaban manusia, teknologi informasi, kesehatan, seni, dan masih banyak lagi yang kita rasakan dari manisnya dunia pendidikan. Karya-karya fenomenal yang bisa mengguncangkan dunia adalah hasil dari olahan pendidikan.

Era digital yang kini telah menjadi bagian kehidupan keseharian masyarakat, khususnya generasi muda memang akan mengubah pola kehidupan. Termasuk pola belajar dan pola penyebaran informasi. Jika hal ini tetap berlanjut, maka keberadaan kertas akan semakin tergeser. Ketika kamus digital dapat diperoleh dengan mudah dan murah, misalnya dapat dimasuk ke dalam HP, maka kamus tercetak akan terancam. Saya sendiri sekarang sudah jarang memegang kamus. Jika memerlukan terjemahan dapat membuka “Pocket Dict” di HP. Baru jika tidak memadai kemudian mencari kamus tercetak.

Sebenarnya apa dampak digital pada pendidikan? Sangat besar. Bahkan sangat-sangat besar, sehingga akan mengubah secara total pola pembelajaran dan pola pendidikan. Itulah tantangan yang kini harus dipikirkan oleh setiap orang yang merasa sebagai ahli dan pemerhati pendidikan. Bisa dibayangkan ketika anak-anak SD sudah pandai membuka internet, mencari informasi yang dibahas bersama guru dan teman sekelasnya. Informasi itu dibandingkan, dikategorikan dan dianalisis kemudian diambil kesimpulan. Misalnya anak kelas 3 SD sedang membahas “burung merpati”. Mereka mengunduh berbagai informasi tentang burung merpati, jenisnya, ukurannya, makanannya, bagaimana bisa terbang dan sebagainya.

Berbagai informasi tersebut kemudian dibanding-bandingkan, dikategorikan, dianalisis dan disimpulkan. Sehingga dengan adanya digital dalam pendidikan akan membantu mengembangkan analisa dan pengembangan riset siswa untuk mengembangkan kemampuan penelitian yang lebih baik. Selain itu siswa juga dapat menggunakan keterampilan penilaian untuk memilih bahan-bahan terbaik dari berbagai informasi yang didapat.

Selain terdapat berbagai manfaat digital dalam pendidikan, ada risiko yang harus ditanggung. Hal ini sering disebut sebagai faktor kesenjangan digital. Beberapa dampak negatif dari da Komunikasi Teknologi Informasi dalam pendidikan, misalnya kemajuan TI akan semakin memudahkan pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses mudah ke data yang menyebabkan orang plagiatis akan melakukan kecurangan. Selain itu diperlukan tujuan yang jelas. Karena TI acap kali dipandang kurang efektif (atau tidak efektif) saat tujuan penggunaannya tidak jelas. Seperti untuk menggunakan internet untuk mencari video porno saat menggunakan komputer di sekolah.

Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa setidaknya setengah dari kasus bunuh diri yang terjadi di kalangan remaja disebabkan karena intimidasi atau bullying. Satu dekade lalu data yang dikeluarkan oleh National Association of School Psychologists mengatakan bahwa lebih dari 160.000 siswa tidak mau ke sekolah karena takut di-bully, jumlah ini pun selalu bertambah tiap tahunnya.Bullying tidak hanya identik gangguan fisik, tapi juga bisa menggunakan dunia cyber atau yang dikenal dengan cyberbullying. Contoh kasus nyata yang terjadi belum lama ini yakni pada tahun 2013, seorang anak bunuh diri karena mengalami cyberbullying.Teror dunia maya membuat Rebecca Sedwick, gadis asal Florida yang berusia 12 tahun memutuskan untuk tidak pergi sekolah dan justru pergi ke pabrik semen, naik ke menaranya dan melompat bunuh diri.

Dewasa ini era digital menjadi bagian dari hidup pendidik maupun sorang siswa, pendidik terbantu dalam mencari bahan ajar, begitupun siswa terbantu dalam mencari ilmu pengetahuan, tapi masih banyak pelajar Indonesia yang terjerumus dalam jurang kenistaan akan melimpahnya informasi apapun yang bisa diakses, ini tugas bersama tidak hanya pendidikan, pemerintah, tapi peran serta orang tua dan pendidik dalam menanamkan nilai moral dan keagamaan, karena itu adalah salah satu jalan bisa kita tempuh untuk menyelamatkan generasi negara kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul Ibu, mempertanyakan pendidikan di era digital adalah sebuah keharusan. Lebih lebih bagi kita yang berperan sebagai ujung tombak dalam bidang ini. Lebih tepatnya perlu kita pertanyakan keefektifan cara kita mendidik di era digital. Kalau pendidikannya sendiri adalah suatu keharusan. Kapanpun eranya. Untuk mengetahui hakikat arti kata DIGITAL, saya telah menulis artikel Makna Kata Digital. Dapat dibaca dengan mengklik nama saya dan diskroll. Salam kenal, saya dari Batang Jateng.

21 Jan
Balas

Terima kasih masukannya pak, sangat sepaham dg pendapat bapak.

22 Jan

Terima kasih masukannya pak, sangat sepaham dg pendapat bapak.

22 Jan
Balas



search

New Post