Umi Samsul Hidayati

Guru di MTsN 6 Jombang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ceritaku Bersama Gurusiana
http://goo.gl/sq1iGt

Ceritaku Bersama Gurusiana

Lamaaaa sekali ngantre di bank hanya untuk cetak buku tabungan, hari Jum'at lagi. Sampai mata terasa mengantuk. Karena kebutuhan memastikan saldo , saya mau tidak mau harus ke bank untuk mendapàkan print out. Selain gaji bulanan ada beberapa saldo masuk melalui rekenening gaji saya. Kalau tidak karena pengiriman atàu transfer itu, rasa malas untuk berlama-lama duduk di bangku ini. Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti diklat pembelajaran dan transportnya diberikan melalui transfer ke rekening di bank yang dimiliki peserta, otomatis saya harus mengeceknya, bukan apa-apa, untuk kebenaran transakasi saja, berdasarkan print out itu saya bisa konfirmasi dan sekedar menyampaikan kalau debet saya bertambah atas transfer dari panitia juga ucapan terimakasih.

Tànpa memperhatikan hari, hanya seingat saya hari ini masih hari kerja, belum hari cuti bersama di akhir bulan Desember 2018, saya santai berboncengan bersama suami, malas mengendarai mobil, sekedar pingin berdua, meluncurlah kami ke bank terdekat. Saya turun di area parkir dan melenggang sendirian menuju pintu utama bank. Segera dua orang security menyapa, 'Selamat siang, Ibu. Ada yang bisa dibantu?". Dan langsung saya menyampaikan, "Mau cetak buku, Pak.". Salah seorang security itu mempersilakan saya menuju ke counter yang ada nomor 633. "Silahan ibu menuju kesana dan meletakkan buku rekening di kerajang kecil disana.". Saya pun mengiyakannya, dan segera saya letakkan buku rekening di tempat yang sudah disediakan, saya pun memastikan dengan melihat dan membaca tulisan diatas keranjang kecil berwarna biru itu,'KHUSUS LÀYANAN CETAK BUKU TABUNGAN TANPA ANTRIAN. SILAKAN MELETAKKAN BUKU TABUNGAN ANDA PADA KOTAK DI BAWAH INI. UNTUK LAYANAN LAIN SILAKAN MENGAMBIL NOMOR ANTRIAN'. Ok. Saya tidak salah meletakkan buku tabungan saya, dan saya pun duduk di bangku panjang yang disediakan bagi customer bank. Saya menunggu beberapa waktu, lima menit, sepuluh menit, lima belas menit wakt berlalu… saya mulai menguap.. sambil menutup wajah, saya menuruti gejala kantuk yang datang, dan sekali lagi menguap..'Hahhhggghh.. astaghfirullohal 'aiziim..' Saya berusaha menggerak-gerakkan kaki, kemudian tangan, menggeleng-gelengkan kepala untuk sekedar mengusir rasa bosan duduk diam. Ah.. apa lagi ya yang bisa saya lakukan? Saya pandangi pegawai bank masih melanjutkan layanan pada seorang customer yang dari saya masuk ke bank tadi belum juga selesai.

Akhirnya…saya ada ide, supaya tidak bengong dan mengusir rasa takut kalau tersenyum sendiri, saya ambil gawai dan mulailah saya mengingat-ingat beberapa hal yang menyebabkan saya berada di gedung bank ini. Satu demi satu kata saya rangkai, dan tuliskan menjadi cerita kronologi. Beberapa kalimat sudah berhasil membentuk cerita, tapi belum juga dipanggil unuk di layani. Menulispun berlanjut.. beberapa waktu pun berlalu, dan sampailah saatnya, customer yang ada di depan saya sudah berjabat tangan dengan pegawai bank, saya simpulkan layanan sudah selesai, dan saya berharap sekali pagawai itu mengambil buku tabungan saya untuk segera dilayani. Dan alhamdulillaah.. harapan pun berjawab. Pegawai bank yang tampil rupawan itu menyebut nama saya, sontak saya senyum, berdiri dan bejalan menuju kursi yang disilakan untuk saya dan kami pun berjabat tangan. "Ibu mau cetak kartu saja?.". Saya mejawab, " Iya, cetak saja, Mbak. Kok luama ya mbak. Saya sampek nguantuk..".. Segera pegawai bank cantik itu berkata,"Mohon maaf ya bu atas ketidaknyamanannya.". Dan saya pun tersenyum. Dan secepatnya cetak buku tabungan dilakukan. Alhamdulillaah tidak sampai ganti buku meskipun sudah satu tahun saya tidak pernah melakukannya. Waktu layanan atau antrean yang panjang kadang membuat saya malas untuk sekedar cetak buku, kalau ada kebutuhan melampirkan copy saldo terakhir untuk urusan dinas baru deh bergegas ke bank. Kurang bagus juga sih, tapi apa dayaku…

Pukul 10.43 saya keluar dari bank. Urusan kedua harus dicancel, pertimbangan efektif waktu, ini Jum'at, saatnya suami bersiap ke masjid mendirikan kewajiban shalat Jum'at. Sesuai rencana Jum'atan di Masjid Agung Jombang, sekalian saya menjemput anak yang pulang dari Jogja liburan sekolah ke stasiun. Kali ini tidak bisa lagi pakai motor, kerena penumpang bertambah, belum lagi anak paling bontot juga ikut. Wajahnya sudah nampak berseri pertanda hati berbunva-bunga akan bertemu kakak yang diidolakan. Sudah enam bulan tidak bertemu kakak yang sedang belajar di kota pelajar itu. Dan kali ini pun kereta datang terlambat. Anak yang saya jemput pun memberi kabar melalui gawainya. "Maaf, buk.. kayaknya sampai Jombang sedikit terlambat.". Saya menjawab, "Iya gak pa pa..". Tahu kenapa saya bilang gak pa pa.? Karena aku masih bersama GURUSIANA.. Yah, sambil menunggu kereta terlambat datang dan sambil berdiri saya tetap melanjutkan tulisan saya ini. Meskipun masih belepotan tak apalah, nanti kalau di rumah dirapikan lagi dan siap kirim ke pembaca...

Inilah sekelumit ceritaku siang ini, mengusir jemu bersama GURUSIANA. Gurusiana, terimakasih atas hadirmu saat aku jenuh mengantre..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post